Cari Di Blog Ini

Jumat, 16 Maret 2012

Islam dihujat : IBADAH VERTIKAL

IV. SYARI’AT ISLAMKalian tiada berarti sebelum
menjalankan Taurat dan Injil
IBADAH VERTIKAL
oleh : Irene handono

Dalam masalah ibadah vertikal (ibadah mahdlah), pokok-pokok ajaran yang dihujat adalah masalah shalat, puasa dan haji. Ketiganya merupakan bagian dari 5 rukun Islam. Dan ketiga rukun ini dianggap sebagai hasil adopsi dari ritual penyembah berhala7. Oleh sebab itu bahasan akan kami cukupkan pada ketiga macam ibadah ini.
Shalat
Selain dianggap sebagai hasil adopsi ritual penyembah berhala, shalat yang menghadap kiblat dianggap sebagai ketundukan kepada saudi Arabia?. Tuduhan ini memang agak berlebihan, apalagi bahwa bentuk Ibadah Yesus dan Musa juga memiliki gerakan yang sama, seperti yang telah kita singgung dan akan kita bahas lebih lanjut. Sedang masalah kiblat maka akan lebih jelas dalam bahasan tentang Haji, walaupun dalam bahasan ini juga kami singgung.
Shalat ialah suatu bentuk komunikasi antara makhluq dan Penciptanya. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan shalat bukanlah sekedar ruku’ dan sujud saja, membaca ayat-ayat al­-Quran atau mengucapkan takbir dan ta’zim demi kebesaran Allah tanpa mengisi jiwa dan hati sanubari dengan iman, dengan kekudusan dan keagungan-Nya. Tetapi yang dimaksudkan dengan shalat atau sembahyang ialah arti yang terkandung di dalam takbir, dalam pembacaan, dalam ruku’, sujud serta segala keagungan, kekudusan dan iman itu. Maka beribadat secara demikian kepada Allah ialah suatu ibadat yang ikhlas.
“Kebaikan itu bukanlah karena kamu menghadapkan muka ke arah timur dan barat, tetapi kebaikan itu ialah orang yang sudah beriman kepada Allah, kepada Hari Kemudian, rnalaikat-malaikat, Kitab, dan para Nabi serta mengeluarkan harta yang dicintainya itu untuk kerabat-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang terlantar dalam perjalan, orang-orang yang meminta, untuk melepaskan perbudakan mengerjakan sembahyang dan mengeluarkan zakat, kemudian orang-orang yang suka memenuhi janji bila berjanji, orang-arang yang tabah hati dalam rnenghadapi penderitaan dan kesulitan dan di waktu perang. Mereka itulah orarng-orang yang benar dan rnereka itu orang-orang yang dapat memelihara diri. 8
Orang mukmin yang benar-benar beriman ialah yang menghadapkan kalbunya kepada Allah ketika ia sedang sembahyang, disaksikan oleh rasa takwa kepada-Nya, serta mencari pertolongan Allah dalam menunaikan kewajiban hidupnya. la mencari petunjuk, memohonkan taufikAllah dalam memahami rahasia dan hukum alam ini. Orang mukmin yang benar-benar beriman kepada Allah tengah ia sembahyang akan merasakannya sendiri, selalu akan merasa, dirinya adalah sesuatu yang kecil berhadapan dengan kebesaran Allah Yang Maha Agung.
Dalam kita menghadapkan seluruh kalbu kita dengan Penuh ikhlas kepada Kebesaran Allah Yang Mahasuci, kita mengharapkan pertolongan kepada-Nya untuk memberikan kekuatan atas kelemahan diri kita ini, memberi petunjuk dalam mencari kebenaran – alangkah wajarnya bila kita dapat melihat Persamaan semua manusia dalam kelemahannya itu, yang dalam berhadapan dengan Allah tak dapat ia memperkuat diri dengan harta dan kekayaan, selain dengan imannya yang teguh dan tunduk hanya kepada Allah, berbuat kebaikan dan menjaga diri. Persamaan ini dilambangkan dengan satu kesatuan kiblat ke Baitullah, sebagai rumah Allah yang pertama kali di bangun. Persamaan di hadapan Allah ini menuju kepada persaudaraan yang sebenarnya, sebab semua orang dapat merasakan bahwa mereka sebenarnya bersaudara dalam beribadat kepada Allah dan hanya kepada-Nya mereka beribadat. Persaudaraan demikian ini didasarkan kepada saling penghargaan yang sehat, renungan serta pandangan yang bebas seperti dianjurkan oleh al-Quran. Adakah kebebasan, persaudaraan dan persamaan yang lebih besar daripada umat ini di hadapan Allah, semua menundukkan kepalanya kepada­Nya, bertakbir, ruku’ dan bersujud. Tiada perbedaan antara satu dengan yang lain – semua mengharapkan pengampunan, bertobat, mengharapkan pertolongan. Tak ada perantara antara mereka itu dengan Allah kecuali amalnya yang saleh (perbuatan baik) serta perbuatan baik yang dapat dilakukannya dan menjaga diri dari kejahatan. Persaudaraan yang demikian dapat membersihkan hati dari segala noda materi dan menjamin kebahagiaan manusia, juga akan mengantarkan mereka dalam memahami hukum Allah dalam kosmos ini, sesuai dengan petunjuk dalam cahaya Allah yang telah diberikan kepada mereka.
Dari dasar pijakan umat Islam dalam melakukan shalat di atas, maka pemindahan kiblat dari Yerussalem ke Mekkah bisa kita maknai sebagai sejarah pelembagaan peribadatan agama monoteisme, yang mana Islam secara ritual menjadi terlepas dari monoteisme sebelumnya.
Pada prinsipnya, satu sistem peribadatan sama baiknya dengan yang lain; ke mana saja seseorang menghadapkan wajahnya, seperti ayat di atas, di sana ada Allah. Sebuah sistem peribadatan dilembagakan hanya untuk memenuhi tuntutan­tuntutan manusia; yang penting adalah, seperti yang ditekankan Al Quran, adalah penerimaan seseorang pada Penciptanya, bukan pada penyembahan apapun yang lebih kecil.
Bila Dr. Robert Morey memaknai tindakan sujud menyembah dalam sembahyang sehari lima kali Menghadap arah Mekkah Arabia hanyalah suatu tanda ujud pemaksaan cultural, adalah terlalu naif. Dalam bibel sendiri disebutkan bahwa peribadatan Yesus dan Musa ternyata sama dengan yang dilaksanakan oleh umat Islam, yaitu ada berdiri, ruku’, sujud yang jika dirangkai maka menjadi “shalat”. Hal mana yang tidak dilakukan oleh umat Kristiani sekarang.
Dalam Taurat kitab ulangan disebutkan :

Islam dihujat : Ibadah Horisontal

IV. SYARI’AT ISLAMKalian tiada berarti sebelum
menjalankan Taurat dan Injil

IBADAH HORISONTAL
Oleh : Irene handono
menjawab buku islamic Invation (robert morey)
Dalam masalah ibadah horizontal yang diajarkan oleh para nabi, khususnya Rasulullah, pembahasan dibatasi pada permasalahan yang dihujat oleh Dr. Robert Morey. Namun demikian ajaran-ajaran sosial lainnya, dapat kita temui dalam bab-bab lain yang menyinggung masalah ini, seperti bahasan tentang al-Qur’an dan al-Hadits.
Hukum Islam dikenal dengan nama Syariah yang mencakup setiap aspek kehidupan manusia -persoalan-persoalan hukum, moral, ritual bahkan masalah kesehatan. Awalnya, kaum muslim memang bertindak berdasarkan kebiasaan masyarakat Arab, tetapi pembentukan masyarakat politico-religius di Madinah mengharuskan mereka berhadapan dengan persoalan­persoalan baru, secara perlahan Al-Quran menetapkan aturan­aturan tentang hal tersebut. Bagaimanapun juga, peraturan­peraturan ini tidak berhubungan dengan seluruh persoalan yang mungkin timbul. Dan, di masa setelah Rasulullah saw. wafat, mereka melengkapinya berdasarkan Sunnah atau praktik yang biasa dilakukan Nabi.
Pengkajian Syariah dikenal dengan nama fiqh, ‘yurisprudensi’ dan praktisinya dekenal sebagai fuqaha,‘ hakim Selain kata tersebut digunakan kata ulama’ untuk menyatakan orang yang mengetahui’. Akan tetapi istilah ini lebih dimaknai sebagai “ilmuwan” atau “ahli hukum”. Beberapa saat sepeninggal Rasulullah SAW, orang-orang saleh yang biasa berkumpul dimasjid mengumpulkan orang-orang yang tertarik mendiskusikan interpretasi aturan Al Quran dan persoalan-persoalan sejenis. Perlahan-lahan kelompok-kelompok ini menjadi aliran yang lebih terorganisir dan dari sinilah fuqaha’dan ulama’dilahirkan. Pada akhirnya dikenal empat mazhab.
Kemudian empat Mazhab ini dengan status mufti, yakni orang-orang yang berkualifikasi untuk mengeluarkan “opini” resmi mengenai hukum (fatwa). Mereka memang diangkat, namun tidak memperoleh gaji sekalipun mereka dapat meminta bayaran atas fatwa yang dikeluarkannya itu. Dengan demikian, institusi keagamaan yang berada dibawah Syaikh Al-Islam itu mengawasi seluruh pendidikan tinggi, pelaksanaan hukum, dan yang dalam hal tertentu, harus memperjelas perumusan undang­undang. Namun demikian, opini seorang mufti, sekalipun memegang posisi resmi, bukanlah opini akhir, melainkan dapat ditentang oleh mufti lain asalkan dia memang mampu menandingi argumen-argumen mufti pertama. Jadi tidak benar bila dikatakan : “Pimpinan suku yang memutuskan apakah anda perlu hidup atau harus mati.”25
Para fuqaha’ generasi pertama dikenal sangat tegas pendiriannya dalam menyatakan bahwa administrasi negara Islam dan system yudisialnya wajib dilandasi prinsip-prinsip Islam, bukan didasari adat istiadat Arab, sebagaimana yang dituduhkan oleh Dr. Robert Morey.

Islam dihujat : ALLAH, TUHANKU DAN TUHANMU

III. ALLAHJangan berkata tentang Allah
Kecuali yang Haq…
ALLAH, TUHANKU DAN TUHANMU
Oleh : Irene handono
menjawab buku islamic Invation (robert morey)
Setelah menyatakan bahwa umat Muslim menyembah dewa bulan, Dr. Robert Morey berusaha memisahkan antara komunitas Islam dan Kristen dengan pernyataan bahwa Tuhan yang disembah oleh umat Islam tidaklah sama dengan Tuhan yang disembah oleh umat Kristiani. Selain alasan dewa bulan beberapa alasan lain di antaranya:
  • Pandangan Bible tidak sama dengan pandangan Al-Qur’an. Dan untuk memutuskannya -seperti kata Dr. Robert Morey­ harus ada kajian secara adil dari kedua belah pihak terhadap teks kedua kitab suci dan dokumen lain yang berkenaan dengan hal tersebut.
  • Kata Allah tidak ada dalam Bible.
  • Perbandingan antara pandangan kedua kitab terhadap Allah. Seperti masalah-masalah :
1. Sifat Tuhan,
2. apakah Tuhan dapat dikenal,
3. apakah berbentuk pribadi,
4. apakah berbentuk Roh,
5. apakah diimani dengan doktrin unitas atau trinitas,
6. apakah Tuhan terbatas,
7. apakah Terpercaya,
8.tentang kasih Tuhan,
9. keaktifan dalam sejarah,
10. tentang juru selamat.
Kajian terhadap dua Kitab Suci.
Seperti yang kami sebutkan tadi, dalam upaya membandingkan antara Tuhan umat Muslim dan Kristen, Dr. Robert Morey menghendaki adanya pengkajian atas kedua buah kitab suci secara adil oleh kedua belah pihak sehingga bisa di dapatkan hasil yang memuaskan. Keinginan Dr. Robert Morey ini, jika tertulis sejak awal penulisannya pada tahun 1946 dengan judul Islam Unveiled yang kemudian pada tahun 1992 diperbaharui dengan judul The Islamic Invasion, maka sebetulnya keinginan tersebut sudah terwujud. Sebanyak 75 sarjana Bibel dari perguruan tinggi terkemuka di Amerika dan Eropa telah berupaya -seperti yang diinginkan Dr. Robert Morey­ untuk meneliti Bibel selama 6 tahun. Dan hasilnya, sebanyak 82 % dari ayat-ayat Bibel adalah bukan perkataan Yesus, sedang sisanya yang 18% dianggap asli. Hal yang sama telah dilakukan oleh kalangan Muslim sejak berabad-abad yang lalu, dalam upaya pembersihan ajaran yang teracuni cerita-cerita Israihyat dari Yahudi dan Kristen.
Sesuai ketentuan Dr. Robert Morey, mestinya dalam pembaruan tulisannya pada tahun 1992 -apalagi yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia baru-baru ini-, kajian
tentang pandangan Bible terhadap Tuhan harusnya didasarkan pada hasil kajian para sarjana Bibel yang telah berupaya selama 6 th. Namun sayang upaya mereka ditinggal begitu saja, malah sebagian otoritas gereja menolak hasil kajian mereka.
Kata “ALLAH” dalam Bible

Islam dihujat : DUNIAWI DAN ROHANI

IV. SYARI’AT ISLAMKalian tiada berarti sebelum
menjalankan Taurat dan Injil
DUNIAWI DAN ROHANI
oleh :Irene handono

Pada dasarnya manusia memiliki perjanjian dengan penciptanya di alam praeksistensi -seperti yang telah kita bahas dalam bab tauhid-, setelah dilahirkan penjagaan fitrah manusia tersebut kadang terdistorsi oleh lingkungan yang membuatnya lupa akan Penciptanya. Oleh sebab itu Rasul pembawa risalah memiliki kewajiban untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya. Kewajiban pertama adalah mengajarkan tauhid, dan kedua yaitu memperbaiki keadaan umat agar tidak lalai; dalam hubungan vertikal antara manusia dan Penciptanya diajarkan dalam bentuk ibadah vertikal (ibadah mahdlah), dan perbaikan secara horizontal antar manusia secara individu maupun kelompok melalui ibadah horizontal (mu’amalah bi husnil khuluq) .
Ibadah vertikal
Kesaksian manusia pada masa praeksistensi, tetap dituntut pada masa eksistensi, yaitu pentauhidan Allah, yang dalam ajaran Islam dikenal dengan istilah syahadah (kesaksian). Syahadah adalah modal awal bagi manusia untuk bisa mengenal Penciptanya, untuk kemudian diperkuat dengan Ibadah vertikal atau horizontal. Allah tidak membutuhkan ibadah manusia, justru sebaliknya manusia sangat membutuhkan ibadah, sebagai sarana untuk bertemu dengan penciptanya, dalam batas-batas tertentu sesuai kemampuan masing-masing individu. Sebab syahadah (kesaksian) harus dibuktikan dengan tindakan yang menunjukkan ketaatan dan kepasrahan terhadap sang Khaliq, dan bukti ketaatan itulah yang menjadikan manusia sedapat mungkin mendekat kepada Penciptanya. Lain dari pada itu, ibadah merupakan sarana peningkatan energi sepiritual, yang dengannya seseorang dapat membuka mata hatinya. Mata hatilah yang mampu membawa manusia untuk bertemu dengan Pencipta, sebagaimana yang dialami para nabi dan orang-orang saleh yang dikehendaki oleh Allah Swt. Rasulullah dalam haditsnya mengajarkan agar kita menyembah Allah seakan kita melihatNya, namun jika kita tidak mampu melihatNya maka sebenarnya Dia melihat kita.1
Dalam ibadah vertikal, bentuk peribadatan yang diajarkan oleh Allah kepada para nabi dan rasulnya sebenarnya tidak jauh berbeda; dalam ajaran Nabi Musa dan Nabi Isa dikenal ada shalat (arti shalat menurut etimologi adalah berdo’a) dan puasa, seperti yang akan kita bahas nanti.
Kesamaan bentuk ibadah dikalangan nabi-nabi seperri Musa, Isa dan Muhammad bukanlah suatu kebetulan atau sekedar tradisi Semit, namun lebih merupakan kesatuan risalah ilahi yang dibawa oleh para nabi pada setiap masa hingga masa nabi Muhammad. Jika dikemudian hari cara peribadatan itu ada yang berubah atau malah hilang, maka yang perlu dipertanyakan adalah umat itu sendiri, sebab para nabi telah menyampaikan risalah yang dibawanya.
Ibadah Horizontal.
Dalam hubungan antar manusia, para nabi mengajarkan pentingnya moral, individu dan kelompok. Secara individu mereka mengajarkan agar manusia bersikap mengasihi dan berbuat adil terhadap diri sendiri clan orang lain. Nabi Musa yang menerima 10 perintah Allah, selain masalah tauhid yang merupakan pokok pertama, juga menyebutkan ajaran-ajarau sosial. Dalam Injil, tentang perintah utama -setelah yang pertama, masalah pengesaan Allah-, disebutkan: :

Islam dihujat : Unitas atau Trinitas?

III. ALLAH
Jangan berkata tentang Allah
Kecuali yang Haq…
ALLAH, TUHANKU DAN TUHANMU
Oleh : Irene handono
menjawab buku islamic Invation (robert morey)
Unitas atau Trinitas?
Pada bab “Jangan berlebih-lebihan” kita telah membahas doktrin trinitas berdasarkan kronologis pemunculannya berikut koreksi al-Qur’an atas kesalahan-kesalahan paham tersebut.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang paham trinitas ini, maka akan kami ketengahkan beberapa penjelasan yang berkembang dalam tradisi Kristen. Pengalaman salah satu penulis buku ini (Irena Handono) pada saat menjadi suster di Biara, dapat mernberikan gambaran tentang tradisi Kristen dalam memahami trinitas.
Pada usia anak-anak Irena kecil dididik dilingkungan Kristen Katolik. Tradisi gereja diterimanya seperti anak-anak Kristen lainnya. Namun ketika menginjak dewasa -apalagi sebagai biarawati yang selalu mengkaji masalah keagamaan­doktrin Trinitas yang selama ini ia pahami membuat dirinya kebingungan untuk menalarnya. Kebingungan dalam memahami doktrin Trinitas dan masalah ketuhanan -yang menjadi dasar dari sebuah keyakinan keagamaan- mendorongnya untuk mencari sumber lain, yang akhirnya bertemu al-Qur’an. Karena tidak mengerti cara membuka kitab suci Al-Qur’an, maka ayat Al-Qur’an yang pertama kali dipelajari adalah yang letaknya di belakang, yaitu surat A1 Ikhlas. Surat pendek yang mengajarkan masalah ketuhanan dengan sangat jelas dan tegas, tanpa analogi yang bertele-tele. Surat al-Ikhlas inilah yang kelak merubah kehidupannya secara drastis.
Malam hari ia mempelajari surat A1 Ikhlas, pagi harinya ia mendapat kuliah theologi dari salah satu dosennya yang mengatakan bahwa Tuhan itu satu tetapi pribadinya ada tiga yaitu Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Tuhan Ruh Kudus. Satu Tuhan didalam tiga, tiga Tuhan di dalam satu, itulah yang disebut Trinitas. Terhadap pandangan ini ia mengatakan kepada dosennya, bahwa ia belum paham mengenai hakikat Tuhan seperti itu. Maka si dosen maju ke papan tulis menggambar segitiga sama sisi. Dosen bertanya: “Segitiga ini ada berapa?” Irena menjawab: “Satu!” Sisinya ada berapa? “Tiga”, jawab Irena. Lebih lanjut si dosen menjelaskan bahwa itulah hakikat Tuhan. Tuhan Bapak sama kuasanya dengan Tuhan Anak dan sama kuasanya dengan Tuhan Roh Kudus.

Islam dihujat : MISI SANG NABI

II. ARABIA PRA ISLAMAjaran Ibrahim Adalah Agama yang Lurus dan Kepasrahan…

MISI SANG NABI
Oleh : Irene handono
menjawab buku Islamic Invation (robert morey)

Semua agama yang diturunkan Allah SWT ke muka bumi (agama samawi) menempatkan tauhid ditempat yang pertama. Karena itu setiap Rasul yang diutus Allah SWT mengemban tugas untuk menanamkan tauhid ke dalam jiwa umatnya, mengajak mereka supaya beriman kepada Allah, menyembah mengabdi, dan berbakti kepada-Nya ; melarang mereka menyekutukan Allah dalam bentuk apapun, baik zat, sifat maupun af’al -Nya.
Misi risalah semacam ini pulalah yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW karena itu, tema sentral setiap dakwah dan seruannya adalah tauhid. Bahkan, pada awal masa kerasulannya, selama di Mekkah, beliau memfokuskan perhatian kepada pembinaan tauhid ini sehingga semua aktivitas tablighnya diarahkan kesana.
Agama Muhammad dikenal dengan nama Islam, kepasrahan eksistensial yang diharapkan untuk diberikan setiap Muslim kepada Allah: seorang muslim adalah seseorang yang menyerahkan segenap dirinya kepada Sang Pencipta. Di sini Dr. Robert Morey kurang begitu memahami sejarah dan bahasa Arab dengan mengatakan : “Kata islam adalah kata Arab yang aslinya merujuk kepada sifat kejantanan dan mendiskripsikan seorang yang gagah berani dan jantan dalam pertempuran.13 Yang dimaksud oleh Dr. Morey dengan kejantanan adalah sifat “Muru’ah”, sebagaimana telah kita bahas diatas.

Islam dihujat : ROBERT MOREY DAN ORIENTALISME

I. PENDAHULUANJangan Berlebih-lebihan…!

ROBERT MOREY DAN ORIENTALISME
Oleh : Irene Handono
menjawab buku Islamic Invation (robert morey)

Meskipun kajian tentang Islam telah dilaksanakan di dunia Barat selama seribu tahun lebih, pada setiap periode kajian itu selalu didistorsi dan dinodai oleh kesalahan dan penyimpangan.
Kajian Islam di barat dimulai dari abad kesepuluh dan kesebelas. Karena pada saat itu, saat Eropa secara keseluruhan menganut Kristiani, Islam dipandang sebatas sebagai sekte dari agama Kristen yang menyimpang, dan pendirinya adalah seorang murtad. Segera saja, bahaya langsung dari Islam bagi wilayah Kristen Barat mendorong banyak orang untuk menyebut Nabi pembawa ajaran Islam sebagai anti-Kristus. Abad pertengahan telah ditandai dengan penolakan religius yang kuat terhadap Islam. Bagaimanapun pada saat inilah Barat menunj ukkan gairah keingintahuan pada pemikiran Islam, termasuk di bidang filsafat dan sains, juga pendidikan Islam, seni dan teknologi mendapat penghargaan yang tinggi. Terjemahan pertama berbahasa Latin dari karya-karya pemikiran Islam, dari bidang filsafat dan bahkan teologi sampai astronomi, matematika, dan kedokteran, berlangsung selama periode ini. Kajian tentang Islam secara formal di Barat dapat dikatakan pada dasarnya dimulai pada Abad Pertengahan.
Meskipun beberapa terjemahan baru literatur yang menjadi sumber informasi tentang Islam telah diketjakan dalam berbagai bahasa Eropa pada saat itu dan tetap menjadi disiplin intelektual dan akademik, walaupun ada sedikit kajian tentang Islam yang telah dilakukan untuk benar-benar memahami ajaran-ajaran Islam dari sudut pandang Islam sendiri. Beberapa tokoh pemikir terkemuka pada periode ini, sebenarnya, masih membawa-bawa kebencian Eropa lama terhadap Islam. Kajian tentang Islam masih didistorsi oleh kebanggaan akan superioritas Barat dan bahkan kepongahan yang kasar, bentuk­bentuk karakter yang masih berlangsung sampai pada masa modern.
Setelah abad ke enambelas, semakin nampak jelas tujuan­tujuan kaum orientalis. Tujuan tersebut dapat kita lihat dalam sikapnya.
Pertama, yang bertendensi keagamaan, Islam mereka lulciskan tidak bisa lebih utama daripada agama Kristen yang selalu unggul segala-galanya. Dan kaum terpelajar pun mereka bangkitkan agar menghargai agama Kristen. Maka kaum orientalis yang bertendend keagamaan ini biasanya terdiri dari para pendeta, pastur dan paus, atau mereka bergandengan tangan dengan kaum missionaries dan zending.
Kaum orientalis yang memalsukan kebenaran Islam ada yang dengan terang-terangan tampak, mereka menyatakan permusuhannya terhadap Islam. Tetapi ada juga yang di dalam memasukkan racun kebencian dan permusuhannya itu amat hati-hati dan halus sehingga tampaknya tidak kentara, namun kadar racun yang mereka bubuhkan itu telah mereka perhitungkan, agar para pembaca tidak merasa kaget sehingga pembaca akan merasa curiga terhadap orientalis tersebut.
Golongan kedua inilah yang lebih berbahaya daripada golongan yang pertama. Orang yang pertama, mereka menyatakan terus terang rasa permusuhannya terhadap Islam, mereka menulis dengan alasan dan analogi yang salah, tampak jelas kelemahannya, isi tulisannya penuh kebodohan dan kepalsuan. Orang yang tidak terlalu dungu bila membaca tulisan ini tidaklah terus saja percaya dan melahap mentah-mentah isi buku tersebut. Dan orang yang sedikit mengerti tentulah enggan meneruskan membaca buku tersebut sampai selesai.
Bagaimana hasil analisa kaum orientalis tidak akan menyesatkan ummat di segala bidang, padahal mereka menyelidiki dan menulis apa saja tentang Islam? Tentang Kitab dan Sunnah, tentang fikih dan tauhid, tasauf dan para syekhnya, para sahabat, tabi’in, mujtahidin, ahli hadist, ahli hukum, tentang setiap jenis hukum, dan banyak lagi yang meliputi segala aspek dan segala sudut Islam. Semuanya itu mereka tulis sesuai dengan jalan dan kehendak mereka, menurut tendensi mereka masing­masing.
Tentu saja akibatnya ialah banyak timbul kesalah-fahaman dan salah terka atau kesalah-mengertian terhadap Islam, baik yang mereka sengaja ataupun tidak, baik karena sadar atau karena kebodohan mereka terhadap ruh Islam.
Pada abad kesembilan belas studi-studi orientalisme diakui secara resmi, termasuk kajian-kajian keislaman di berbagai universitas-universitas Barat, acapkali mendapat dukungan dari pemerintah-pemerintah kolonial, seperti: Inggris Raya, Prancis, Belanda, dan Rusia. Orientalisme, pada hakikatnya, berkembang sebagai alat untuk melanggengkan cengkeraman kolonial, baik kebijakan ini diterapkan di kawasan Asia Tengah oleh kantor kolonial Rusia atau di sub-benua India bagi kepentingan pemerintah kolonial Inggris Raya. Akan tetapi, ada juga di antara para orientalis pada abad kesembilan belas belakangan dan paruh awal abad kedua puluh sejumlah sarjana-sarjana yang tulus mengkaji Islam, baik secara objektif maupun secara simpatik, seperti: Thomas Arnold, Sir Hamilton Gibb, Louis Corbin, dan Henry Corbin. Orientalis Barat belakangan yang termasuk dalam lingkaran tradisi ini adalah: Marshall Hodgson, Annemarie Schimmel, dan beberapa sarjana terkemuka lainnya. Namun kebanyakan produk dari perilaku orientalis di bidang kajian Islam tetap menyisakan bias yang serius tidak hanya sebagai suatu hasil karya pesanan dari kekuasaan tempat mereka mengabdi, tetapi lebih disebabkan oleh absolutisasi konsep-konsep Barat dan metodologi yang lebih maju yang mereka terapkan bagi Islam dilatarbelakangi kebanggaan terhadap superioritas dan kecongkakan yang kembali pada definisi Renaisans tentang “manusia Eropa”.
Demikianlah yang telah terjadi, semangat Perang Salib telah menimbulkan banyaic tindak lanjut dari mereka dengan tujuan yang sama dengan Perang Salib itu sendiri, yaitu akan menghancurkan ummat Islam.
Maka jelaslah bahwa usaha Barat untuk menghancurkan Islam belum pernah padam, dan penjajahan Barat atas dunia Islam yang bahu-membahu dengan kaum missi dan zending tidak dapatdiingkari lagi, sebagai kelanjutan dari Perang Salib yang semula didengungkan oleh Paus Urbanus II pada tahun 1095 dahulu.
Salah satu usaha mereka adalah terbitnya Buku yang kami bahas disini dengan judul “The Islamic Invasion – Confronting the World’s Fastest Growing Religion” yang ditulis oleh Robert A. Morey. Buku ini edisi baru dari buku yang berjudul Islam Unveiled. Diterbitkan oleh Christian Scholars Press, Las Vegas, NV 88119. Dr. Morey adalah Direlctur Eksekutif dari yayasan penelitian dan pendidikan, yang mengkaji topik tentang pengaruh Budaya dan Nilai Barat dan mengarang beberapa buku yang telah diterjemahkan dalam berbagai bahasa; Prancis, Jerman, Italia, Belanda dll. Buku ini secara garis besar menyoroti berbagai hal penting mengenai hubungan antara dua peradaban yang berlawanan semenjak abad-abad pertengahan hingga sekarang.

Islam dihujat : ARABIA PRA ISLAM

II. ARABIA PRA ISLAMAjaran Ibrahim Adalah Agama yang Lurus dan Kepasrahan…
MILLATU IBRAHIM
oleh : Irene handono
menjawab buku The Islamic invation
Menurut sejarah biblical Ibrahim As. lahir pada masa antara abad 20-19 SM di Ur-Kaldea.1 Lahir dari seorang ayah yang masih menyembah berhala, bahkan pembuat patung berhala yang disembah oleh manusia. Pemuda Ibrahim yang merasa aneh dengan penyembahan berhala, berusaha mencari Tuhan yang sebenarnya, yang dapat memberi manfaat dan dan menghilangkan mudlarat tidak seperti patung. Ibrahim (Abraham) oleh para peneliti diduga merupakan salah satu pemimpin kafilah yang membawa rakyatnya dari Mesopotamia menuju Laut Tengah pada akhir milenium ke tiga SM.2 Terlepas dari kebenaran dugaan tersebut, namun berita tentang pengembaraan Ibrahim dari Kaldea menuju Kan’an agaknya sudah umum diketahui pemeluk ketiga agama samawi. Oleh sebab itu kami hanya menyorot pengembaraannya sebagai individu Ibrahim yang digambarkan oleh al-Qur’an berusaha mencari hakekat Allah. Penelitian Ibrahim As. terhadap kepercayaan masyarakat sekelilingnya, baik di tempat asalnya -Kaldea- maupun negeri yang dilewatinya dalam pengembaraan, menghendaki dirinya untuk menganalisa bentuk kepercayaan Yang berkembang.
Banyak pendapat tentang asal mula kepercayaan manusia, ada yang berpendapat bahwa kepercayaan itu dimulai dari rasa takut yang kemudian manusia menyandarkan pada apa yang dapat membuatnya tenang, ada yang mendasarkan pada kepercayaan terhadap roh hingga menimbulkan kepercayaan Totemisme, ada yang mendasarkan pada kepentingan individu dan umum, serta macam-macam perkiraan lain yang bukan dimaksudkan untuk dibahas disini. Apapun yang mendasarinya, kepercayaan terhadap penyembahan berhala adalah termasuk kepercayaan kuno. Suatu kepercayaan yang menurut penganutnya dapat mendekatkan dirinya dengan sesembahan yang diyakininya.
Selain kepercayaan terhadap berhala, kepercayaan lama yang ada pada masa Ibrahim diwilayah timur tengah kuno, adalah kepercayaan terhadap benda-benda luar angkasa, seperti bintang-bintang, bulan, dan matahari. Kaldea yang masuk wilayah Mesopotamia-Babilonia mengenal penyembahan bintang-bintang seperti dewa Marduk yang mereka anggap sebagai dewa perang, adalah planet Mars, serta dewa-dewa lain hingga 12 dewa, yang nama-namanya dipakai dalam astronomi hingga sekarang.3
Mesir kuno, mengenal penyembahan dewa Matahari sebagai dewa Re, yang adalah Matahari itu sendiri. Kepercayaan terhadap Re (dewa matahari) bertahan dari dinasti ke II (+- 3000 SM) raja-raja Mesir Kuno hingga dinasti Khofo (1400 SM). Hal dikuatkan dengan ditemukannya tulisan di makam salah satu raja dinasti II, yang menyebut dewa matahari dengan sebutan “Nabire”.4 Kepercayaan ini pada masa-masa selanjutnya berkembang menjadi banyak dewa seiring perkembang perebutan kekuasaan yang menjadikan dewa sebagai alat propaganda paling mujarab, maka tidak heran jika dewa-dewa kemudian didatangkan dari luar.

Mengungkap Kebohongan “kesaksian Murtad” di Faithfreedom Indonesia (1)

Faithfreedom.org didirikan oleh Ali Sina yang misinya adalah Memurtadkan Muslim dari Agamanya Islam,Maka Ali Sina dan Para Pengikutnya dengan menggunakan segala Upaya melakukan serangan-serangan terhadap Akidah Islam.

Penghinaan dan Penghujatan terhadap Allah dan Nabi Muhammad merupakan tindakan yang menjadi Prioritas bagi para Pengikut Ali Sina,mereka mengira dengan cara-cara tersebut bisa menghancurkan Islam .
Penulis mengenal Faithfreedom.org sejak awal tahun 2006 tetapi pada saat itu tidak tertarik untuk Aktif posting diforum tersebut,karena menurut pandangan penulis seorang Muslim harus lebih memprioritaskan untuk meramaikan Situs yang dikelola oleh Muslim. mencoba register diforum tersebut dibulan Agustus 2006 bersamaan dengan register di forum swaramuslim ,disaat situs Al-islahonline.com tempat Penulis aktif posting tidak bisa diakses karena mendapatkan serangan dari Cracker. tetapi dimasa itu Penulis tetap lebih memprioritaskan aktif posting di Forum yang dikelola oleh Muslim.

Bahkan  untuk meyakinkan Pembaca dan membentuk opini bahwa apa yang mereka lakukan menuai banyak hasil maka  dibuat juga sebuah subforum yang menyampaikan cerita-cerita beberapa orang yang katanya mengaku Murtad.

mengenai hal ini apakah pengakuan pengakuan tersebut apakah Pengakuan yang sesuai Fakta atau sebuah Pengakuan Bohong, mengenai hal ini Penulis akan menyampaikan hasil penelusuran dan pengamatan Penulis termasuk dengan cara pernah coba aktif diforum tersebut,terutama di Sub Forum ‘Mengapa saya Murtad’.

dan dalam Penelusuran Tersebut,Penulis memulainya dari Kesaksian Murtad seorang yang Mengaku ‘Puan Maharani” orang yang Mengaku sebagai salah satu Korban Tsunami Aceh.

MENJAWAB TUDUHAN MENURUT ALQUR’AN : MATAHARI TENGGELAM DI LAUT BERLUMPUR HITAM


Oleh :Menjawab Faithfreedom Indonesia
Para antek FFI mengambil QS. Al-Kahfi : 86. Secara sepenggal tanpa memperhatikan ayat sebelumnya. Dalam ayat ini terdapat kata-kata : تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ yang bermakna “matahari tenggelam di dalam laut yang ber-lumpur hitam ”. Lantas mereka berkata : “Qur’an mengajarkan bahwa matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam”.

Sesungguhnya pemahaman ayat ini tidak sebagaimana yang mereka fahami, karena tidak ada se-orang ahli tafsir dari kalangan kaum muslimin yang menafsirkan ayat ini sebagaimana yang mereka fahami dengan kesempitan fikiran mereka.

Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya mengomentari penafsiran yang demikian :
وأكثر ذلك من خرافات أهل الكتاب، واختلاق زنادقتهم وكذبهم
“Dan kebanyakan yang demikian itu berasal dari khurofatnya Ahli Kitab, dan karangannya kaum zindiq dan pendusta dari kalangan mereka.”

Makna kalimat “matahari tenggelam di dalam lautan” adalah makna kiasan, sebagaimana kalimat yang serupa sering dilontarkan oleh para ahli sastra, seperti : “ matahari pun hilang di telan bumi “, maknanya adalah kiasan, yaitu matahari menghilang seolah-olah ditelan bumi. Dan tidak ada se-orang ahli sastra pun yang menyalahkan kalimat ini, begitu pula dengan para ahli ilmu falaq, karena setiap pembicaraan dihukumi dengan tempatnya, sebagaimana tersebut dalam kaidah فِيْ كُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ
yaitu “setiap perkataan ada tempatnya”. Yakni, bila suatu perkataan dilontarkan tidak pada tem- patnya maka dapat dihukumi dengan salah, walau pun pada hakekatnya adalah benar. Seperti ketika dalam pelajaran sejarah ditanyatakan : “Kenapa Diponegoro bisa tertangkap ?”, lalu ada murid yang menjawab : “Karena taqdir.” Jawaban murid tersebut pada hakekatnya adalah benar, namun tidak pada tempatnya sehingga gurunya menyalahkannya. Bukankah demikian ?

Begitu pula ketika berbicara tentang ketinggian gaya bahasa, maka tidak disalahkan mengatakan : “matahari tenggelam ditelan lautan” dalam dalam ilmu balaghoh jenis kalimat ini disebut Majaz ‘Aqli yaitu kiasan yang dapat diterima oleh akal. Contoh lain dari Majaz ‘Aqli ini seperti pada kali- mat : “Hujan telah menumbuhkan tanam-tanaman”, padahal hakekatnya bukan demikian, karena Allah saja Yang bisa menumbuhkan tanam-tanaman melalui sari makanan yang dibawa oleh air hujan. Namun kesan yang segera terbesit dalam fikiran yaitu karena hujan maka tumbuh tanam-tanaman. Begitu pula bagi siapa pun yang berdiri di tepi pantai dari sebuah lautan yang luas ketika matahari tenggelam, maka ia melihat seolah-olah matahari tenggelam ditelan lautan. Tetapi hakekat nya tidaklah demikian. Inilah pemahaman yang disampaikan oleh seluruh ahli tafsir dari kalangan kaum muslimin tanpa ada perselisihan di dalam masalah ini.
Ada pun kalimat فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ “di dalam laut yang berlumpur hitam” menegaskan kepada kita adanya beberapa faidah sains, yaitu :

Menjawab Tuduhan Alqur’an Ada 7 Versi

 
Para debater Kristen kegirangan dengan adanya postingan FFI yg bilang Al-Qur’an ada 7 versi:



oleh Menjawab Berbagai Fitnah FaithFreedom
Bismillahirrohmanirrohim….

http://indonesia.faithfreedom.org/forum/ternyata-versi-al-qur-an-ada-yang-berbeda-beda-t499/#p3273

Jawaban:
Pertama-tama biar ga roaming kita bahas dulu apa itu Qira’at.
PENGERTIAN QIRA’AT
Dalam pandangan ulama, Qirâ’at (قراءات) secara etimologis merupakan bentuk jama’ dari qirâ’ah (قراءة) yang merupakan bentuk masdar dari qara’a (قرأ) yang berarti membaca.
Adapun secara terminologi, qirâ’at dalam pandangan ulama memiliki beberapa pengertian.
  1. Qirâ’at berarti salah satu  madzhab (aliran) pengucapan  Qur’an  yang dipilih  oleh salah satu imam qurra’ sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan madzhab lainnya berdasarkan sanad-sanadnya yang sampai kepada Rasulullah Saw.
  2. Menurut Imam Zarkasyi (W 794 H) qirâ’at ialah “Perbedaan lafadz-lafadz yang tersirat dalam Al-Qur’an, baik mengenai huruf-hurufnya maupun tentang Kaifiyyah nya dalam hal takhfîf, tatsqîl maupun antara keduanya
  3. Qirâ’at menurut Az-Zarqôni (W 1367 H) ialah, ” madzhab (aliran) pengucapan al-Qur’an  yang dipilih  oleh salah satu imam qurra’  sebagai suatu madzhab yang berbeda dengan madzhab lainnya, yang sesuai dengan riwayat dan sanadnya, baik perbedaan yang berkenaan dengan pengucapan dalam huruf ataupun dalam kaifiyahnya.
  4. Menurut Al-Bannâ ad-Dimyâtî, qirâ’at ialah “ilmu untuk mengetahui kesepakatan pembaca atau pembawa al-Qur’an dan perbedaan mereka dalam hal hadzaf, itsbât, tahrîk, taskîn, fasal, wasal dan lain-lain yang berkenaan dengan pengucapan, penggantian dan lainnya dari aspek pendengaran.
Dari pengertian qirâ’at diatas dapat kita simpulkan bahwa text Al-Qur’an telah diturunkan dalam bentuk ucapan lisan, dan dengan mengumumkannya secara lisan pula berarti Nabi Muhammad Saw, Secara otomatis menyediakan teks dan cara pengucapannya pada umatnya, kedua-duanya haram untuk bercerai.

Sejak zaman Rasulullah telah dikenal variasi bacaan Al-Qur’an, yang Nabi sendiri menyatakan hal itu. Namun bukan berarti umat muslim boleh membaca sesuai DIALEK mereka. Variasi bacaan tersebut telah ditetapkan sejak masa Rasulullah yang sudah diakui kebenarannya oleh Rasulullah sendiri.

“… dari Ubay bin Ka’ab mengatakan : Rasulullah bertemu dengan Jibril, maka beliau berkata :

Menjawab Pertanyaan Atheis Tentang Tuhan

Assalamualaikum..
Pak ustadz yang saya hormati, saya mempunyai pikiran yang mengganjal dalam benak saya. pemikiran ini berawal dari sebuah forum dimana salah satu anggotanya berkomentar “benarkah alam semesta diciptakan oleh tuhan? lalu siapa pencipta Tuhan sehingga Tuhan itu ada?”
Menurut PakUstadz bagaimana saya menjawab pertanyaan seperti diatas apabila ada seseorang yang bertanya seperti kalimat diatas kepada saya.
sekian pertanyaan dari saya. mohon maaf bila ada kata yang kurang berkenan
wassalamualaikum
Hamba Allah

Jawaban

Islam dihujat : Kodifikasi AI-Qur’an

V. KITAB SUCIKenapa kalian mengingkari
ayat-ayat Allah…?
SEJARAH DAN KEASLIAN AL-QUR’AN
Kodifikasi AI-Qur’an I
Oleh : Irene handono

Setelah Rasulullah wafat tampillah Abu Bakar sebagai khalifah (pengganti) untuk memimpin umat. Pelayanan umat Muslim terhadap al-Qur’an pada masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar mengalami suatu kemajuan yang sangat signifikan. Hal ini tidak lepas dari kondisi umat pada masa itu. Riwayat dari Imam Bukhari menerangkan seperti berikut ini :
Berkata kepada kami Musa bin Isma’il dari Ibrahirn bin Sa ‘ad, berkata kepada karni Ibnu Syihab dari ‘Ubaid bin as-Sibaq bahwa Zaid bin Tsabit Ra rnengatakan : Telah datang kepadaku Abu Bakar as-Siddiq setelah peperangan di Yamamah, kebetulan umar bin Khattab bersamanya, Abu Bakar mengatakan : Sungguh Umar telah datang kepadaku dan berkata: “Peperangan telah menyebabkan kematian beberapa pembaca al-Qur’an, dan saya sungguh khawatir jika kematian meluas kebeberapa Qurra’ di daerah-daerah hingga menyebabkan hilangnya kebanyakan al-Qur’an, dan saya berpendapat agar engkau seyera memererintahkan kodifikasi atas al-Qur’an”. Saya mengatakan kepada Umar : “Bagaimana mungkin kita melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. ?, Urnar berkata : “Demi Allah hal ini adalah sangat baik”, maka Urnar tetap memintaku hingga Allah melapangkan dadaku atas hal itu dan aku melihat masalah itu sehagai mana penglihatan Urnar”. Zaid berkata: bahwa Abu Bakar rnengatakan : “Sesungguhnya engkau seorang yang masih muda lagi cerdas, bukannya kami menuduhmu, dan engkau telah menulis wahyu untuk Rasulullah Saw. maka cermatilah al-Qur’an dan lakukan kodifikasi”. Maka demi Allah seandainya saja mereka memerintahkanku memindahkan salah satu gunung dari beberapa gunung tidaklah lebih berat dari perintah kondifikasi atas Qur’an. Saya berkata: “Bagaimana mungkin kalian melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah Saw. ?. Berkata Abu Bakar : “Demi Allah inilah yang terbaik”. Abu Bakar tetap memintaku hingga Allah melapangkan dadaku untuk dapat memahami pendapat Abu Bakar dan Umar, maka segera saya lakukan penelusuran dan pengurnpulan al-Qur’an dari rumput dan pelepah pohon serta
hafalan para Qurra’, sampai saya temukan akhirdari Surat at-Taubah pada Abu Khuzaimah al-Anshari yang tidak terdapat pada yang lainnya {Telah datang kepadamu.. .. } hingga akhir surat al-Baro’ah (at-Taubah), lembaran­lembaran tersebut berada ditangan Abu Bakar hingga beliau wafat, kemudian Umar dan kemudian di tangan Hafshah binti Umar bin Khattab. 36
Upaya penyalinan oleh para penulis wahyu dengan dibantu para Qurra’(penghafal Qur’an) telah menghasilkan tulisan al­-Qur’an dalam bentuk lembaran-lembaran yang dapat meminimalisir perbedaan pendapat dalam hal tulisan dan bacaan al-Qur’an bagi umat Muslim.
Dengan adanya upaya kodifikasi tersebut di atas tugas para penghafal al-Qur’an bukannya selesai, sebab tugas tersebut tidak semata-mata untuk penjagaan al-Qur’an saja namun lebih dari itu merupakan suatu ibadah yang membuat para pelakunya memiliki keutamaan dimata Allah.
Kodifikasi II (Upaya pewujudan mushaf Induk)

Islam dihujat : dewa bulan

III. ALLAHJangan berkata tentang Allah
Kecuali yang Haq…
DEWA BULAN
oleh :Irene handono
menjawab buku the islamic invasion (robert morey)
Tradisi Kristen yang telah kita bahas diatas rupanya ingin diimbaskan kepada ajaran Islam dengan mengembalikan ajaran Islam pada paganisme Arab dan menghilangkan fakta sejarah bahwa paganisme Arab tersebut adalah paham yang diperangi habis-habisan oleh Rasulullah dan umatnya. Oleh sebab itu maka Dr. Morey menyudutkan Islam dengan mengemukakan poin-poin hujatan berikut :
1. Bahwa Umat Islam menyembah dewa bulan.
2. Tentang Allah dalam Islam dan Tuhan dalam Bibel.
Pada hujatan pertama, Dr. Robert Morey ingin mengelabuhi masyarakat bahwa umat muslim adalah masyarakat pagan, sehingga negaranya mendapatkan pembenaran atas segala apa yang mereka perbuat terhadap negara-negara Islam yang ia nyatakan pagan. Sedang dalam poin kedua ia ingin memisahkan antara kepercayaan Kristen dengan Islam. Jika yang dimaksud adalah Kristen Trinitas maka adalah benar tidak sama, karena umat Islam menESAkan Tuhan sementara Kristen Trinitas “menyekutukan” Tuhan. Tapi kalau yang dimaksud adalah Kristen Unitarian (Nazaren/Nashoro) tentu saja masalahnya lain, karena mereka berpaham monoteisme. Suatu upaya pembuktian Class of Civilization yang ujung-ujungnya adalah kekuasaan dan Ekonomi (Minyak).
Dr. Robert Morey menyatakan bahwa Allah adalah nama dari Dewa Bulan yang disembah di Arab sebelum Islam. Hal ini ia kuatkan dengan pernyataan bahwa :
  • Nama Allah sudah dikenal masyarakat Arab sebelum kenabian Muhammad.
  • Adanya nama-nama seperti Qomaruddin, Syamsuddin.
  • Kepercayaan Jahiliyah (PraIslam), agama Astral.
  • Berhala yang ada di Ka’bah.
  • Simbol bulan sabit.
Yang agak memalukan bahwa dalam membuktikan tuduhan-tuduhannya tersebut Pak Doktor ini banyak memanipulasi pernyataan dari penulis-penulis yang menjadi rujukannya. Sebagai Contoh :

Islam dihujat : MILLATU IBRAHIM DI TANAH ARAB

II. ARABIA PRA ISLAMAjaran Ibrahim Adalah Agama yang Lurus dan Kepasrahan…
MILLATU IBRAHIM DITANAH ARAB
Oleh : Irene handono
menjawab buku Islamic Invation (robert morey)

Kehidupan Kesukuan
Kebanyakan penduduk Arab pada saat itu merupakan angota suku yang hidupnya mengembara, meskipun ada juga suku-suku yang hidupnya menetap di satu tempat atau kota kecil, seperti Makkah. Mereka menjalani kehidupan dengan mengandalkan unta dan ternak yang lainnya. Karena itu, kehidupan suku-suku ini ditentukan oleh kondisi geografis. Di banyak daerah hujan sangat jarang terjadi. Setelah musim penghujan di beberapa daerah akan muncul tumbuhan selama beberapa minggu dan ke daerah itulah suku-suku pengembara bergerak, tetapi ketika tumbuhan sudah kering mereka harus ke areal di mana terdapat sumur dan tampungan air. Setiap suku membutuhkan daerah yang lebih luas daripada yang bisa mereka pergunakan dalam satu waktu. Oleh karenanya, terdapat suatu pemahaman tentang adanya hak sebuah suku terhadap satu padang rumput, dan sebuah suku yang kuat akan tetap mempertahankan haknya dengan kekuasaan. Ketika sebuah suku sudah terlalu lemah untuk mempertahankan haknya, suku tersebut dapat menarik suku lain yang kuat untuk mendukung dan melindungi, hubungan ini merupakan sesuatu yang lazim.
Selama berabad-abad, suku Badui di kawasan Hijaz dan Nejed telah hidup dalam persaingan tajam satu sama lain demi memperebutkan kebutuhan-kebutuhan pokok. Untuk membantu masyarakat menanamkan semangat komunal yang esensial bagi pertahanan hidup, orang Arab telah mengembangkan sebuah ideologi yang disebut Muru’ah, suatu konsep etik yang banyak mengandung fungsi agama. Dalam pengertian konvensional, orang Arab hanya memiliki sedikit waktu bagi agama. Mereka mempunyai sekumpulan dewa-dewa pagan dan beribadat di tempat-tempat suci ini bagi kehidupan ruhani. Mereka tak memiliki pandangan tentang kehidupan sesudah mati, tetapi percaya bahwa dahr, yang dapat diterjemahkan sebagai “waktu” dan “nasib”, sangatlah penting -sebuah sikap yang barangkali esensial dalam masyarakat yang angka kematiannya begitu tinggi.

MENJAWAB TUDUHAN ISLAM HANYA UNTUK BANGSA ARAB BERDASARKAN QS. 27:91 DAN QS. 43:3


ISLAM HANYA UNTUK ORANG ARAB SAJA BUKAN UNTUK SELURUH DUNIA  BERDASARKAN AYAT-AYAT INI:
QS. 27:91
‘Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekah) Yang telah menjadikannya suci dan kepunyaan-Nya-lah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’

QS. 43:3
‘Sesungguhnya Kami menjadikan Al Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memahami (nya).’

Jawab:

HADIST HADIST PELINTIRAN YANG SERING DIPAKAI PENGGUGAT DAN PENGHUJAT ISLAM (Part 1)

Bukan sesuatu hal yang baru para Penghujat dan penggunggat Islam menggunakan berbagai cara ,dan salah satu cara yang mereka gunakan adalah memelintir ,memutilasi bahkan membuat hadist palsu untuk dijadikan senjata Menggugat dan Menghujat Islam.
dan Hadist Hadist hasil pelintiran,dimutilasi atau hadist palsu tersebut disebarkan dikalangan mereka. dan tak sedikit dari mereka menyebarkan hadist hadist tersebut kepada masyarakat Muslim awam .
dan berikut ini kami sampaikan beberapa contoh contohnya.
dan kami sajikan dengan tulisan serial,

1. ALLAH SWT MENUDUH PERUT BERBOHONG
Sahih Bukhari 7.71.614
Diriwayatkan oleh Abu Said: seseorang datang pada sang nabi dan berkata, ‘Saudaraku perutnya sedang sakit.”
Sang Nabi berkata, “Suruh dia minum madu.”
Orang itu datang lagi dan berkata, “Sudah kusuruh minum madu tapi malah tambah parah.” Sang nabi lalu berkata, “Allah telah mengatakan yang sesungguhnya, perut saudaramu yang berbohong.”
JAWABAN :
HADITS ASLINYA BEBUNYI :
HR Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata. Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah, lalu berkata : Saudaraku merasa mual-mual perutnya. Rasulullah bersabda, minumkanlah madu! Setelah orang itu memberi madu kepede saudaranya,… dia datang laig kepada Rasulullah dan melapor : aku telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas. Kejadian itu berulang sampai dengan 3kali. Pada kali ke Rasulullah, tetap bersabda: Minumkanlah Madu! Orang itupun mash saja melapor. Aku benar-benar telah meminumkannya madu tetapi dia malah bertambah mulas, maka Rasulullah bersabda, Maha Benar Allah (dlm firman Nya, surat An Nahl 69) dan ada yang tidak beres dengan perut saudaramu itu. Akhirnya Rasulullah sendiri yang meminumkannya madu dan saudara orang itupun sembuh”
Redaksi Hadits ini dirubah oleh orang yang tidak bertanggung jawab
===================================================
2.  MONYET PUN MEMPRAKTEKKAN HUKUM SYARIAH
Sahih Bukhari 5.58.188
Diriwayatkan ‘Amr bin Maimun: Ketika perioda pra-islam, jaman jahilliyah, aku melihat monyet betina dikelilingi oleh sejumlah monyet-monyet lain. mereka semuanya sedang merajam monyet betina itu, karena monyet itu telah melakukan zinah. Akupun ikut merajamnya.
JAWABAN :

Wanita Haid dalam Pandangan Islam dan Alkitab


KAUM KAFIRIN SERING MEMPERMASALAHKAN HADIST INI:
 
Diperbolehkan bagi seorang suami untuk menggauli isterinya yang sedang haid selain apa yang tertutupi kain. Yaitu, selain apa yang terletak antara pusar dan lutut. Diriwayatkan dari Maimunah Ummul Mukminin, Aisyah r.a, ia berkata:

“Adalah Nabi Saw. apabila hendak menggauli salah seorang isteri dari isteri-isterinya, ia menyuruhnya agar memakai kain sementara ia sedang haid.” (HR. Bukhârî-Muslim)

Demikian pula dengan pendapat kebanyakan para ulama yang membolehkan suami menggauli isterinya yang sedang haid, selain pada kemaluannya. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Saw., “Perbuatlah segala sesuatu kecuali bersetubuh.” (HR. Muslim)

Menurut riwayat dari salah seorang isteri Rasulullah Saw., disebutkan: “Adalah Rasulullah Saw. ketika beliau menginginkan sesuatu dari isterinya yang sedang haid, maka ia mengenakan padanya kain penutup pada kemaluannya.” (HR. Abu Dawud)
TANGGAPAN :