Setelah Perjanjian Hudaibiyyah
Rasulullah Saw memiliki kesempatan untuk berdakwah yang lebih luas.
Beliau mengirimkan banyak surat kepada pembesar di berbagai negeri untuk
menyeru mereka kepada Islam.
Pada zaman Rasulullah Saw ada golongan yang beragama Nasrani. Menurut
Imam Ibnul Qayyim Al Jauzi, dalam Hidayatu Al-Hayara fi Ajwibati
Al-Yahud wa An-Nashara, umat Nasrani pada masa Rasulullah sudah tersebar
di sebagian belahan dunia. Di Syam, (hampir) semua penduduknya adalah
Nasrani. Adapun di Maghrib, Mesir, Habasyah, Naubah, Jazirah, Maushil,
Najran, dan lain-lain, meski tidak semuanya, namun mayoritas penduduknya
adalah Nasrani.
Terhadap mereka, Rasulullah SAW senantiasa melakukan Dakwah, seperti
yang pernah beliau lakukan kepada Raja Najasyi, seorang Raja Nashrani
yang tinggal di Ethiopia. Rasulullah SAW pun mengirimi surat kepada
Najasyi untuk bertauhid kepada Allah SWT. Berikut adalah pesan surat
tersebut:
"Dari Muhammad utusan Islam untuk An-Najasyi, penguasa Abissinia
(Ethiopia). Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang
tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera,
Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi
bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan
kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan
terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh
dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya.
Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan
menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti
petunjuk."
Ketika Rasulullah Saw menulis surat kepada Raja Najasyi untuk menjadi
seorang muslim, maka Raja Najasyi mengambil surat itu, beliau lalu
meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Raja Najasyi lalu
mengirimkan surat kepada Rasulullah Saw dan menyebutkan tentang
keislamannya. Beliaupun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Tholib ra.
Raja An-Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9
Hijriyyah. Rasulullah Saw memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu
melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja
An-Najasyi kelak akan masuk surga.
Rasulullah SAW juga pernah melakukan perperangan terhadap kaum
Nashrani. Hal ini bermula ketika salah satu surat beliau telah dibawa
oleh Harits bin Umair ra. yang akan diberikan kepada Raja Bushra yang
Nashrani. Ketika sampai di Mu’tah, maka Syarahbil Ghassani yang ketika
itu menjadi salah seorang hakim kaisar telah membunuh utusan Rasulullah
SAW. Membunuh utusan, menurut aturan siapa saja, adalah suatu kesalahan
besar. Rasulullah SAW sangat marah atas kejadian itu.
Maka Rasulullah SAW menyiapkan pasukan sebanyak tiga ribu orang. Zaid
bin Haritsah ra. telah dipilih menjadi pemimpin pasukan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika ia mati syahid dalam peperangan, maka
Ja'far bin Abi Thalib ra. menggantinya sebagai pemimpin pasukan. Jika ia
juga mati syahid, maka penlimpin pasukan digantikan oleh Abdullah bin
Rawahah ra. Jika ia juga mati syahid, maka terserah kaum muslim untuk
memilih siapa pemimpinnya". (Voa-islam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar