Cari Di Blog Ini

Senin, 27 Februari 2012

Vatican Requests 1,500-Year-Old Bible Held In Turkey


Old Bible
 
The Bible of William Hannay of Tundergarth, Dumfriesshire. No Photos of the Turkish Bible are available at this time.
The Vatican has allegedly issued an official request to examine a 1,500-year-old Bible that has been held in Turkey for the past 12 years, the Hurriyet Daily News reports.
The Bible reportedly contains early teachings of Jesus Christ and is written in gold lettering on animal hide in Syriac, a dialect of Aramaic, which was the native tongue of Jesus.
According to a report by National Turk, the Bible was seized from a gang of smugglers in a Mediterranean-area operation. The report states the gang was charged with smuggling antiquities, illegal excavations, and the possession of explosives.
Today's Zaman reports that the Bible is under high security and that a Turkish daily newspaper, the Star, claims the book could be a copy of the Gospel of Barnabas -- a controversial text which some claim is an addition to the original gospels -- Matthew, Mark, Luke, and John -- that was suppressed.
In it, Jesus is said to have predicted the coming of the Prophet Muhammad.
Due to its value as a cultural and religious artifact, even photocopies of the pages could be worth between 3 and 4 million Turkish Lira, or about 1,700,000 to 2,300,000 U.S. dollars.
CORRECTION: A previous version of this article mischaracterized the status of the Gospel of Barnabas in various religious traditions. Also, the exchange value of the Turkish lira was initially miscalculated.

Translate Indonesia

Senin, 20 Februari 2012

Presiden ke-3 AS Juga Penulis Kitab Suci

Foto : The Jefferson Bible (Smithsonian)
Foto : The Jefferson Bible (Smithsonian)
WASHINGTON - Selain menjadi penulis dari Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) Presiden ketiga dari Paman Sam itu juga membuat Kitab Suci Injil karena dirinya tidak menyetujui beberapa isi dari kitab suci itu. Alkitab itu pun segera diperbaharui agar sanggup bertahan lama.

Museum Smithsonian Institution yang ada di Washington tampak bekerja keras untuk memperbaiki buku alkitab karya Jefferson yang seringkali disebut The Jefferson Bible. Dalam alkitab itu, Jefferson menulis tentang kebangkitan hantu suci dalam alkitabnya.

Edisi baru dari The Jefferson Bible diterbitkan oleh Tarcher pada Januari ini. Namun Smithsonian masih menggelar pameran dari buku alkitab itu.

Dalam alkitab karya Jefferson, Presiden ketiga AS itu tampaknya kurang menyetujui sejarah keajaiban dari kelahiran Bunda Maria dan beberapa bagian lainnya. Oleh karena itulah pada 1820 silam, Jefferson mengedit beberapa bagian dalam alkitab itu. Demikian seperti diberitakan Daily Mail, Rabu (18/1/2012).

Para ahli di Smithsonian Institute tampaknya mengalami kesulitan untuk menjilid ulang alkitab itu karena buku tersebut sudah tampak rapuh dan menjadi mudah sobek.

Minggu, 19 Februari 2012

Kesederhanaan ala Rasulullah SAW

Ilustrasi (kidsklik.com)

Kesederhanaan akhir-akhir ini menjadi makhluk langka, apalagi di tengah-tengah perkotaan yang megah. Kesederhanaan identik dengan kebodohan dan kemiskinan. Mereka beranggapan bahwa kesederhanaan adalah hidup yang susah dan identik dengan kehidupan yang menderita, padahal anggapan seperti ini adalah anggapan yang keliru dan jauh dari apa yang telah di ajarkan oleh Rasulullah SAW.  Sudah seharusnya dalam kehidupan kita sehari hari untuk selalu meneladani gaya hidup ala Rasulullah tercinta. Karena hidup sederhana bukanlah berarti hidup susah dan menderita karena semua keinginannya tidak terpenuhi, bukan berarti juga meninggalkan kesenangan dunia tapi, kita harus sadar bahwa di setiap kesenangan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya, sementara kita sering lupa bahwa kita akan mempertanggungjawabkan nikmat yang kita terima. Seperti:
Kemudian sungguh, pada hari itu kamu akan ditanya tentang kenikmatan yang kamu peroleh hari ini (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (QS. Al-Takatsur [102]: 8)

Kisah kesederhanaan Rasulullah SAW terekam dalam sebuah hadits yang menceritakan betapa beliau tidak mempunyai keinginan menumpuk harta, walaupun jikalau mau sangatlah mudah baginya. Ketika Islam telah berkembang luas dan kaum muslimin telah memperoleh kemakmuran, Sahabat Umar bin Khattab RA berkunjung ke rumah Rasulullah SAW ketika dia telah masuk ke dalamnya, dia tertegun melihat isi rumah beliau, yang ada hanyalah sebuah meja dan alasnya hanya sebuah jalinan daun kurma yang kasar, sementara yang tergantung di dinding hanyalah sebuah geriba (tempat air) yang biasa beliau gunakan untuk berwudhu. Keharuan muncul dalam hati Umar Ra. Tanpa disadari air matanya berlinang, maka kemudian Rasulullah saw menegurnya. “Gerangan apakah yang membuatmu menangis?”

Sabtu, 18 Februari 2012

PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD SAW DAN SITI AISYAH V

HUJAH KE-20 - KEMAHIRAN DALAM SASTERA, ILMU SALASILAH DAN SEJARAH SEBELUM ISLAM
Waliuddin Al-Khateeb, penulis Mishkath menulis:
"Riwayat 'Aisyah ra adalah seorang wanita yang faqih, alim, fasih, dan fazilah. Beliau paling banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah saw Beliau ra sangat mahir dalam sejarah peperangan dan syair-syair Arab (sebelum kedatangan Islam )."(' Mishkat ', m / s 612)

Keponakannya Urwah ra menjelaskan bahwa beliau tidak pernah menemukan seseorang yang lebih mahir dari riwayat 'Aisyah ra di dalam bidang tafsir al-Qur'an, ilmu Fara'id, hukum halal-haram, hukum fiqah, syair, kedokteran, sejarah Arab dan ilmu salasilah. ('Al-Bidayah wan-Nihayah', Jilid VIII, m / s 92)

'Atha bin Abi Rabah mengatakan bahwa Ummul Mu'minin ra adalah seorang anggota fiqah yang paling hebat, seorang ulama' yang paling tinggi pengetahuannya dan seorang pemikir yang paling tinggi tingkat pemikirannya. ('Al-Bidayah wan-Nihayah', Jilid VIII, m / s 92)

Abu Musa Ashaari ra berkata "Ketika kami, para sahabat mengalami kesulitan dalam memahami hadits nabi, kami akan mendapatkan solusi yang mudah dari beliau" ('Tirmizi', 'Al-Bidayah wan-Nihayah)

Abul Zinad menceritakan bahwa ia belum pernah melihat seorang pria yang lebih mahir dalam syair dibandingkan Urwah. Ia telah bertanya kepada Urwah, "Bagaimana Anda bisa menjadi seorang yang sangat hebat dalam syair?" Urwah telah menjawab bahwa beliau mewarisinya dari ibu saudaranya Aishah ra; dan menambahkan, saat terjadi apapun peristiwa, beliau ('Aishah ra) akan melafazkan secara spontan serangkap syair yang menggambarkan kondisi itu.

Musa bin Thalhah menceritakan bahwa beliau tidak pernah menemukan seseorang yang lebih petah berbicara dari Aishah ra Urwah ra berkata bahwa ia pernah bertanya kepada Ummul Mu'minin ra, "Wahai ibu saudaraku! Saya tidak heran bagaimana Anda menjadi seorang yang faqih, karena Anda adalah istri Rasulullah saw dan anak perempuan ke Abu Bakar Saya juga tidak heran karena Anda dapat mengingat syair dan mahir tentang sejarah karena Anda adalah anak ke Abu Bakar, orang yang paling alim. Akan tetapi saya heran dengan pengetahuan Anda yang mendalam dalam medis, dari mana Anda mempelajarinya? "Ummul Mu'minin ra menepuk bahu Urwah dan berkata," Wahai Urwah! Rasulullah menderita sakit di hari-hari terakhir kehidupannya, dan banyak utusan yang datang melihatnya dari setiap ceruk, dan mereka mecadangkan obat untuknya saw, dan saya memberikan obat kepadanya menurut rekomendasi tersebut.

Untuk mencapai efisiensi di dalam kesusateraan Arab, syair, ilmu salasilah dan sejarah Arab, membutuhkan waktu yang lama dan seorang pelajar harus cukup berumur untuk memahami dan mahal ilmu tersebut. Dan kita tahu bahwa ilmu silsilah dan sejarah Arab adalah topik yang membosankan.

Berdasarkan riwayat Hisham, beliau ('Aishah) masih lagi seorang anak berumur delapan tahun, saat terjadi peristiwa Hijrah.Abu Bakar, meninggalkan keluarganya di Mekah dan berhijrah ke Madinah. Setelah beberapa bulan, beliau membawa keluarganya (melalui sahabatnya). Ia membawa keluarganya datang ke Madinah, dan riwayat 'Aishah mulai tinggal bersama suaminya Rasulullah setelah beberapa hari tiba di Madinah. Dalam periode yang begitu singkat dia tidak akan mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dan pengalaman dari ayahnya.

Di Madinah, aktivitas Rasulullah saw adalah amat berbeda dibandingkan saat berada di Mekah. Di sini beliau mengajarkan al-Qur'an, shalat dan puasa, dan menyebarkan Islam ke wilayah-wilayah.luar. Lingkungan ini tidak berhubungan langsung dengan ilmu salasilah, ilmu sejarah dan syair. Riwayat 'Aishah tidak mungkin dapat mencapai keterampilan dengan memahami dan menyesuaikan syair-syair melainkan beliau telah melalui masa yang agak panjang untuk mengamati dan mempelajari syair. Beliau telah menghafal rangkap-rangkap syair Arab yang terbaik yang akan diungkapkan sesuai dengan kondisi. Ia juga telah memahami dengan mendalam rangkap-rangkap prosa. Hadis yang disebutkan oleh Ummu Zar'i, yang diriwayatkan dalam 'Muslim', merupakan karya agung sastranya.
 
Dengan itu, bisa disimpulkan bahwa Ummul Mu'minin ra adalah merupakan seorang wanita yang dewasa sebelum pernikahannya. Beliau telah memperoleh keterampilan ini baik dengan belajar atau memerhati ayahnya. Disebabkan oleh daya ingat dan kemampuan yang luar biasa, beliau telah mencapai kecemerlangan di dalam ilmu salasilah Arab, juga keterampilan yang tinggi di dalam syair dan sejarah.

Riwayat 'Aisyah ra berkata: "Suatu hari, Rasulullah sedang memperbaiki sepatunya dan saya memperhatikannya. Dengan melemparkan pandangannya ke arah saya, beliau bertanya, "Kenapa? 

PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD SAW DAN SITI AISYAH IV

HUJAH KE-12 - AISHAH RA LEBIH MUDA 10 TAHUN DARI kakaknya ASMA, DAN SAAT PERISTIWA HIJRAH ASMA RA BERUMUR 27 ATAU 28 TAHUN
Anggota hadits dan sejarawan sepakat bahwa Ummul Mu'minin 'Aishah ra adalah sepuluh tahun lebih muda dari kakaknya Asma' ra, dan Asma 'ra meninggal dunia sewaktu berumur 100 tahun pada tahun 73 H. Ini menunjukkan Asma 'ra berusia 27 atau 28 tahun saat peristiwa Hijrah. Bila sepuluh tahun ditolak dari 28, umur Ummul Mu'minin ra menjadi 18 tahun ketika peristiwa Hijrah, dan jika 'Aishah ra mulai hidup bersama-sama Rasulullah saw di tahun 1 H umurnya adalah 19 tahun, dan jika mereka tinggal bersama di tahun 2 H umurnya menjadi 20 tahun.

Wali al-Din bin Al-Khatib menulis di dalam bukunya 'Al-Ikmal fi Asma' al-Rijal 'sebagaimana berikut: "Asma' ra adalah ibu kepada Abdullah bin Zubair. Ia masuk Islam di awal awal Islam di Mekah. Hadits beliau merupakan orang ke delapan belas memeluk Islam. Ia sepuluh tahun tua dari adiknya, 'Aishah. Dia meninggal sepuluh hari setelah kematian anaknya. Ada juga pendapat mengatakan bahwa setelah 20 hari Ibn Zubair diturunkan dari gantungan, beliau (Asma 'ra) genap umurnya 100 tahun, dan perstiwa ini terjadi di Mekkah pada tahun 73 H "(Mishkat, m / s 556)

Hafiz Ibn Hajar menulis di dalam 'Taqrib-ul-Tahzib':
"Asma ra hidup selama 100 tahun dan meninggal pada tahun 73 atau 74 H." (Taqrib-ul-Tahzib, m / s 565)
Hafiz Ibn Kathir menulis di dalam kitab sejarahnya yang terkenal, 'Al-Bidayah-wa al-Nihayah': "Adik kepada Asma 'adalah' Aishah ra, ayahnya adalah Abu Bakar As-Siddiq ra, kakeknya adalah Abu Qahafah ra, anaknya adalah Abdullah ra, dan suaminya adalah Zubair ra, dan kesemuanya adalah merupakan sahabat ra "

Asma 'ra, bersama-sama anaknya Abdullah dan suaminya, bergabung Perang Yarmuk. Ia lebih tua sepuluh tahun dari adiknya 'Aishah ra

Ia menyaksikan pembunuhan anaknya, Abdullah bin Zubair ra, yang menyedihkan beberapa hari sebelum kematiannya (di tahun 73 H). Setelah lima hari kejadian ini terjadi, menurut beberapa pendapat mengatakan 'setelah sepuluh hari' sementara pendapat yang lainnya mengatakan 'setelah lebih dari 20 hari', dan beberapa pendapat lagi mengatakan 'setelah 100 hari', Asma 'ra meninggal dunia. Suatu yang dimaklumi semua bahwa ia berumur 100 tahun saat kematiannya.Tidak satupun giginya tanggal malah tidak ada apapun kekurangan pada ingatannya. (Al-Bidayah-wan-Nihayah Jilid VIII, m / s 346)

Begitu juga az-Zahabi telah menulis di dalam bukunya 'Siyar-A' lam al-Nubala '. Beliau mengatakan:
"Asma 'ra binti Abu Bakar adalah sekitar sepuluh tahun lebih tua dari' Aisyah ra" (Siyar-A'lam Al-Nubala, Jilid II, m / s 208)

Abdurrahman bin Abi Zinad mengatakan bahwa Asma 'ra adalah sepuluh tahun lebih tua dari' Aisyah ra. Urwah juga mengatakan bahwa Asma 'ra wafat saat berumur 100 tahun. (Siyar-A'lam Al-Nubala, Jilid II, m / s 213)

Hafiz az-Zahabi, Hafiz Ibn Kathir dan Wali al-Din Al-Khatib adalah dikenal sebagai ulama hadits. Tokoh-tokoh ini juga adalah sejarawan dan ulama hadis (muhaddis) yang terkenal dalam ilmu Rijal (biografi perawi). Mereka mengatakan Ummul Mu'minin Aishah raialah sepuluh tahun lebih muda dari Asma 'ra Berdasarkan fakta bahwa umur Asma' adalah 100 tahun saat meninggal, kita dapati umur Ummul Mu'minin adalah 16 tahun saat menikah dan 19 tahun saat mulai hidup bersama dengan Rasulullah sawra Sekali lagi terbukti bahwa angka '10 'telah digugurkan oleh Hisham di dalam riwayatnya, dan beliau telah tersalah bila menyebut hanya satu angka yaitu '6' dan hal yang serupa bila menyebut angka '9 '. Jika riwayat Hisham adalah benar umur Asma 'ra menjadi kurang sebanyak sepuluh tahun.

HUJAH KE-13 - AHLI SEJARAH AT-Tabari MENGATAKAN AISHAH RA LAHIR DI ZAMAN Jahilliyah (SEBELUM KERASULAN)

PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD SAW DAN SITI AISYAH III

HUJAH KETUJUH - AISHAH RA MASIH INGAT AYAT AL-QURAN YANG DITURUNKAN DI TAHUN EMPAT KERASULAN
Marilah kita membahas satu lagi hadis dari kitab Saheh Bukhari, di mana Imam Bukhari telah memasukkannya dalam 'Kitabul Tafsir' sebagaimana berikut:
'Ummul Mu'minin' Aishah ra berkomentar bahwa ketika ayat al-Qur'an berikut diturunkan,
"(Bukan kekalahan itu saja) bahkan hari Qiamat adalah hari yang dijanjikan kepada mereka (untuk menerima balasan yang sepenuh-penuhya). Dan (siksaan) hari kiamat itu amat dahsyat dan amat pahit. "(Surah al-Qamar, ayat 46),
"Saya masih anak-anak yang bermain ke sana ke mari."
Surah al-Qamar ini telah diturunkan berhubung dengan kejadian 'Shaqqul Qamar' (Peristiwa Nabi saw membelah bulan).Para penafsir al-Qur'an telah menjelaskan bahwa surat ini diturunkan pada tahun ke-4 kenabian, dan Ummul Mu'minin 'Aishah ra ketika itu adalah seorang anak yang selalu bermain ke hulu dan ke hilir.

Pada pandangan kami, riwayat ini bertentangan dengan riwayat Hisham. Ini karena, dalam riwayat Hisham, Ummul Mu'minin ra telah dilahirkan pada tahun ke-5 kenabian dan ini diterima oleh ulama kita. Kalau begitu Ummul Mu'minin ra telah mempelajari ayat ini sebelum beliau dilahirkan, dan ia juga telah biasa memainkan ke hulu-hilir di sekitar Mekah sebelum kelahirannya .... Alangkah peliknya!! Oleh itu, kita harus memilih salah satu di antara dua kemungkinan yaitu:

PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD SAW DAN SITI AISYAH II

HUJAH PERTAMA - BERTENTANGAN DENGAN FITRAH MANUSIA
Riwayat ini bertentangan dengan pengalaman dan fitrah manusia. Adalah mustahil ia dilakukan oleh Nabi saw dan ia sebenarnya tidak pernah terjadi. Jika peristiwa sedemikian pernah terjadi, maka musuh-musuh Islam dan juga musuh-musuh Nabi Muhammad saw pada waktu itu sudah tentu telah mengambil kesempatan untuk mempermainkan dan menghina beliau Dan, bila apa-apa serangan terhadap pribadi Rasulullah saw oleh musuh-musuh Islam pada waktu itu, ia membuktikan bahwa peristiwa tersebut tidak pernah terjadi. Jika tidak, ia adalah kesempatan emas bagi musuh Islam untuk menyerang Islam dan rasulnya.
Pastilah riwayat ini adalah tidak benar. Sumber utama riwayat ini adalah Hisham dan perawi-perawi yang menukilkan darinya; oleh itu keraguan berkisar hanya sekitar Hisham.

HUJAH KEDUA - BERTENTANGAN DENGAN AKAL YANG WARAS

Suatu riwayat yang bertentangan dengan akal adalah palsu dan dongeng. Ibnu Jauzi, salah satu nama besar dalam lapangan pengkritikan hadits, adalah orang yang bertanggung jawab memperkenalkan prinsip ini. Riwayat oleh Hisham ini adalah bertentangan dengan akal dan akal yang waras tidak dapat menerimanya. Apa sudah jadi dengan kewarasan dan kebijaksanaan kita? Amat aneh bila kita dapati tidak banyak cendekiawan yang baik menolak atau meragukan riwayat ini.

HUJAH KETIGA - TIADA CONTOH DITEMUI DI NEGERI ARAB ATAU DI NEGERI-NEGERI PANAS

PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD SAW DAN SITI AISYAH I

Seringkali para penghujat Islam dan misionaris memperolok-olok tentang usia siti aisyah dan Nabi Muhammad saw.

dan olok-olokan tersebut membuat tuduhan-tuduhan keji kepada nabi Muhammad saw ..
dasar yang membuat olok-olokan ada pada usia siti Aisyah .. yang ada dibeberapa hadist
maka dalam hal ini perlu sekali memberikan jawaban tentang persoalan ini ..

hampir semua situs internet memakai referensi terjemahan Hadits dalam bahasa Inggris oleh Muhsin Khan, umumnya diambil dari situs http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/hadithsunnah/bukhari/ yang tidak menyebutkan seluruh pijat-pijatan periwayatnya, disamping adanya salah cetak.

Kalau saya jadi Anda, saya akan mempelajari referensi-referensi keagamaan seperti ini dalam bahasa originalnya dan jika Anda bisa membaca tulisan Arab, kitab hadits dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Muhsin Khan baik pada website maupun pada kitab Shahih Bukhari, Dar ul Arabia Beirut, Book 7 page 50 anda akan menemukan bahwa dari semua narasi pada 8 riwayat (5 Bukhari dan 3 Muslim + 1 Sunan Abu Dawud) yang menceritakan Aisyah menikah ketika berumur 6 tahun semua sumbernya berasal dari 'Urwah, yang mengatakan bahwa cerita itu disampaikan oleh 'Aisyah RA.

Dibawah ini adalah urut-urutan narator 

Kamis, 16 Februari 2012

Pembagian Orang Kafir Dalam Islam

Penulis : Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Bismillah,

Melihat berbagai peristiwa teror yang terjadi di berbagai negara, apalagi hal tersebut dituduhkan identik dengan syari’at yang mulia nan suci, melihat banyaknya kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan racun yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat salah “terjemah” terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami mengangkat fatwa-fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita dan kelompok yang terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman sebagaimana dalam hadits yang mutawatir, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda :

“Terus menerus ada sekelompok dari umatku yang mereka tetap nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka sampai datang ketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu”. (Hadits Mutawâtir. Riwayat Al-Bukhâri, Muslim dan selainnya.
Dilihat takhrijnya dalam Silsilah Al-Ahâdîts Ash-Shohîhah no. 270, 1955-1962 karya Imam Al-Albâny rahimahullâh. Dinyatakan mutawâtir oleh Ibnu Taimiyah dan selainnya. Baca Nazhmul Mutanâtsir Min Al-Ahâdîts Al-Mutawâtir hal. 151 karya Al-Kattâny)

Tulisan ini juga sebagai penjelasan hakikat syari’at Islam yang mulia dan agung.
Dan tulisan ini juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang penuh dengan nista pemikiran sesat dan bergelimang dengan lumpur penyimpangan yang menodai nama Islam dengan ulah terorismenya.

Dan sebagai bantahan terhadap orang-orang jahil dan bodoh yang menampilkan dirinya sebagai ahli fatwa yang berani mengucapkan statement yang mengidentikkan Islam dengan terorisme.

Dan yang lebih aneh lagi ucapan kotor ini keluar dari orang yang mengaku dirinya Ahlus Sunnah. Simak kalimatnya yang menyanjung pelaku peledakan gedung WTC dan Pentagon pada tanggal 11 September 2001 : “Serangan berani penuh kepahlawanan dari para pemuda yang kecewa dengan kecongkakan Amerika Serikat” dan simak ucapannya yang lain “Kalau ditanya kepada kami : Bagaimana serangan terhadap Amerika itu, maka kami mengatakan bahwa cara itu tidak benar menurut pandangan syari’at. Kemungkinan besar memang Usamah berada di belakang penyerangan terhadap WTC dan Pentagon. Walaupun cara bunuh diri itu salah, bagi kami sasarannya benar. Kami memberi “applaus” kepada sasaran seperti itu”.

Kami angkat tulisan ini dengan harapan mengembalikan kaum muslimin kepada agama yang lurus dan mengangkat derajat mereka di dunia dan di akhirat. Amin.

Pembagian Orang Kafir dalam Islam
Orang kafir dalam syari’at Islam ada empat macam :

AYAT YANG DIHAPUS PADA VERSI BARU

Alkitab Palsu

Kebanyakan orang percaya bahwa proses revisi ayat memperbarui kata-kata "tidak berbahaya" dan membuat lebih mudah untuk memahami, Tapi nyatanya mereka 100% Keliru.

Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran!

Yesus Kristus, dalam Lukas 8:11-12, menceritakan perumpamaan tentang penabur dan benih:
"Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.(11) Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.(12)". (Lukas 8:11-12)

Versi baru seolah "mengambil" ayat-ayat yang lengkap dari kata-kata Allah. Dan seperti Hawa (lihat Kejadian 3:1), itu semua dilakukan sangat halus.
Rata-rata pembaca tidak akan tahu hal itu terjadi!
Ayat-ayat yang "Diambil " dalam Perjanjian Baru
T = Diambil
F = Dicatat pada Catatan Kaki
Ayat
NIV
NASV
NKJV
RSV
NRSV
NCV
LIV
Matius 12:47
F


T
F


Matius 17:21
T
T
F
T
T
T
F
Matius 18:11
T
T
F
T
T
T
F
Matius 21:44
F


T
F
F

Matius 23:14
T
T
F
T
T
T

Markus 7:16
T
T
F
T
T
T
T
Markus 9:44
T
T
F
T
T
T
T
Markus 9:46
T
T
F
T
T
T
T
Markus 11:26
T
T
F
T
T
T
T
Markus 15:28
T
T
F
T
T
T
F
Markus 16:9-20
F
F
F
T
F
F
F
Lukas 17:36
T
T
F
T
T
T

Lukas 22:43
F
F
F
T
F


Lukas 22:44
F
F
F
T
F


Lukas 23:17
T
T
F
T
T
T
T
Lukas 24:12

F

T
F


Lukas 24:40

T

T
F


Yohanes 5:4
T
T
F
T
T
T
F
Yohanes 7:53-8:11
F
F

T
F
F
F
Kisah Para Rasul 8:37
T
T
F
T
T
T
F
Kisah Para Rasul 15:34
T
T
F
T
T
T
T
Kisah Para Rasul 24:7
T
T

T
T
T

Kisah Para Rasul 28:29
T
T
F
T
T
T
T
Roma 16:24
T
T
F
T
T
T

2 Korintus 13:14




T


Yakobus 1:08



T
T



Keterangan:
NIV = New International Version
NASV = New American Standard Version
NKJV = New King James Version
RSV = Revised Standard Version
NRSV = New Revised Standard Version
NCV = New Century Version
LIV = Living Bible Version

The New King James Version (NKJV) yang dirujuk adalah # 401, Thomas Nelson Publishers, 1979, 1980, 1982, dengan catatan kaki

MAKNA TAUHID ULUHIYAH DAN TAUHID ADALAH INTI DAKWAH PARA RASUL




Oleh
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan

Uluhiyah adalah Ibadah.
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu'." [An-Nahl : 36]

"Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku'." [Al-Anbiya' : 25]

Setiap rasul selalu melalui dakwahnya dengan perintah tauhid uluhiyah. Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu'aib, dan lain-lain:

"Artinya : Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi-mu selainNya." [Al-A'raf: 59, 65, 73, 85].

"Artinya : Dan ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, 'Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepadaNya'." [Al-Ankabut : 16]

Dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Artinya : Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyem-bah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama'." [Az-Zumar : 11]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri bersabda:

"Artinya : Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah." [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Kewajiban awal bagi setiap mukallaf adalah bersaksi laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), serta mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disem-bah) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu...". [Muhammad : 19]

Dan kewajiban pertama bagi orang yang ingin masuk Islam adalah mengikrarkan dua kalimah syahadat.

Jadi jelaslah bahwa tauhid uluhiyah adalah maksud dari dakwah para rasul. Disebut demikian, karena uluhiyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh namaNya, "Allah", yang artinya dzul uluhiyah (yang memiliki uluhiyah).

Juga disebut "tauhid ibadah", karena ubudiyah adalah sifat 'abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepadanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Ketahuilah, kebutuhan seorang hamba untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, tidak memiliki bandingan yang dapat dikias-kan, tetapi dari sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman. Akan tetapi di antara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena hakikat seorang hamba adalah hati dan ruhnya, ia tidak bisa baik kecuali dengan Allah yang tiada Tuhan selainNya. Ia tidak bisa tenang di dunia kecuali dengan mengingat-Nya. Seandainya hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah, maka hal itu tidak akan berlangsung lama, tetapi akan berpindah-pindah dari satu macam ke macam yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun Tuhannya maka Dia dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu, di mana pun ia berada maka Dia selalu bersamanya."

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal ibadah tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokollah lawannya, yaitu syirik. Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. [An-Nisa': 48, 116]

"Artinya : ...Seandainya mereka mempersekutukan Alah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am : 88]

"Artinya : Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." [Az-Zumar : 65]

Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak ...". [An-Nisa': 36]

"Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya ..." [Al-Isra': 23].

"Artinya : Katakanlah, 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu dari Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan kamu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu-bapak …'." [Al-An'am : 151]

[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq]