Cari Di Blog Ini

Senin, 23 Januari 2012

Doa Seperti Akses Internet

Ilustrasi (flickr.com/nurashman)


Internet dan pengguna internet saat ini telah hampir digunakan dari semua kalangan, dari mahasiswa, anak sekolah, orang kantoran, ibu rumah tangga, pengangguran, anak TK, dari yang digunakan untuk main game, interaksi sosial, mencari wawasan, mencari uang, hingga internet telah menjadi target-target program perusahaan dan pemerintahan “Internet masuk desa”.

Lalu ada apa dengan doa? Dalam menggunakan internet, melakukan akses dipengaruhi biaya/paket yang dikeluarkan, waktu dan tempat mengakses internet, belum lagi hardware-software yang digunakan untuk mempercepat akses, dan doa pun juga seperti akses internet.

Kecepatan akses internet, kadang tergantung kapan kita menggunakan internet, di pagi hari, siang, sore, atau malam, kalau jam-jam aktivitas menggunakan internet lebih lambat, begitu juga dimana kita menggunakan internet, di kampus, di rumah, di perkotaan, di desa, kadang ada orang yang membangun mini tower signal untuk mendapat sinyal kuat, kadang mencari tempat-tempat yang menyediakan akses kecepatan yang lebih, pakai modem paket bulanan, mingguan, harian, unlimited, atau dengan kuota yang kecepatan tergantung harga dari paket. Bagaimana dengan doa? Hadits Rasulullah:

Pertolongan Allah, Bukan Kebetulan

Oleh: Wafiyyatunnisa Asy syu'lahTerinspirasi dari sebuah kisah, tentang kesaksian seseorang yang mengalami kejadian nyata yang menakjubkan, Yusuf bin Husain, yang dikisahkan oleh Ibnu Qudamah, dan saya baca pada cuplikan novel “BUMI CINTA” yang ditulis oleh ustadz Habiburrahman El Shirazy (kang Abik). Berikut kisahnya:
“Pernah suatu ketika aku bersama Dzun Nun Al Mishri berada di tepian sebuah anak sungai. Aku melihat seekor kalajengking besar di tempat itu. Tiba-tiba ada seekor katak muncul ke permukaan, dan kalajengking itu kemudian naik di atas punggungnya. Kemudian sang katak itu berenang menyeberangi sungai.
Dzun Nun Al Mishri berkata, ‘ada yang aneh dengan kalajengking itu, mari kita ikuti dia!’
Maka kami lantas menyeberang mengikuti kalajengking yang digendong katak itu. Kami terperanjat ketika menjumpai seseorang tertidur di tepian sungai yang nampaknya habis mabuk. Dan di sampingnya ada seekor ular yang mulai menjalar dari pusar hingga ke dadanya, kiranya ular tersebut hendak menggigit telinganya.
Kami lalu menyaksikan kejadian luar biasa. Kalajengking itu tiba-tiba melompat secepat kilat ke tubuh ular itu dan menyengat ular itu sejadi-jadinya, hingga sang ular menggeliat-geliat dan terkoyak-koyak tubuhnya
Dzun Nun lalu membangunkan anak muda yang habis mabuk itu. Sesaat kemudian anak muda itu terjaga. Dzun Nun berkata, ‘Hai anak muda, lihatlah betapa besar kasih sayang Allah yang telah menyelamatkanmu. Lihatlah kalajengking yang diutus-Nya untuk membinasakan ular yang hendak membunuhmu!’
Lalu Dzun nun melanjutkan nasihatnya, ‘Hai orang yang terlena, padahal Tuhan menjaga dari marabahaya yang merayap di kala gulita. Sungguh aneh, mata manusia mampu terlelap meninggalkan Tuhan Yang Kuasa, yang melimpahinya berbagai nikmat.’
Setelah itu pemabuk itu berkata, ‘Duhai Tuhanku, betapa agung kasih sayangMu sekalian terhadap diriku yang durhaka kepadaMu. Jika demikian, bagaimana dengan kasih sayangMu kepada orang yang selalu taat kepadaMu?’ “
*****
Ilustrasi (rawaea.deviantart.com)
Sahabat, membaca kisah di atas, saya jadi teringat pada beberapa kejadian yang pernah saya alami sendiri:
“Pagi itu, sepulang shalat ied saya bersama seorang akhwat berjalan menyusuri jalan pinggiran Telkom-gasibu. Sepanjang perjalanan kami asyik berbincang. Hingga tiba-tiba, ‘PLAKK…!’ kami dikejutkan oleh suara yang cukup keras. Spontan kami menoleh ke belakang, tempat asal suara tersebut. Ternyata tak jauh di belakang kami, satu pelepah pohon yang cukup besar jatuh, tepat di jalan yang baru saja kami lewati, hanya beberapa detik sebelumnya. Tapi Allah telah menyelamatkan kami dengan, menahan jatuhnya pelepah itu beberapa detik saja”

Bukti Tidak Ada Tuhan Selain Allah


Ilustrasi (inet)
Tahukah Anda bahwa sebagai orang yang mengaku beriman sekalipun, prinsip dan kelakuan yang di luar jalur Islam penyebabnya kadang sesimpel karena ia tak benar-benar tahu bahwa Tuhan itu ada? Ia tak bisa menunjukkan bahwa Tuhan itu hanya satu, yaitu Allah?

Coba, tunjukkan kepada saya bahwa Tuhan itu ada. Di mana?

Baiklah, kalau Anda sudah yakin bahwa argumentasi Anda tak tergoyahkan, Anda boleh tak membaca tulisan ini.

Bagi yang belum yakin, tuntaskan tulisan ini. Akan saya tunjukkan kepada Anda bagaimana saya menemukan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.

Ide Transendental
Ide tentang zat yang berada di luar jangkauan manusia, transenden, muncul secara wajar dari ketidakmengertian manusia mengenai banyak hal, sementara hal-hal tersebut begitu unik, ajaib, atau bahkan mengagumkan.

Manusia tak mengerti kenapa pohon kelapa bisa terbakar setelah ada petir, maka ia menanamkan ide di kepala bahwa pasti ada “dewa petir”. Para prajurit perang tak mengerti bagaimana pasukan yang sedikit bisa mengalahkan pasukan lawan yang jumlahnya berlipat-lipat, maka muncullah kepercayaan nasib yang ditentukan “dewa perang”. Atau siapa yang menggantungkan bintang di langit setinggi itu, matahari terbit setiap pagi, bulan purnama bersinar indah?