Oleh : Abu Jihan
I. Pendahuluan, Beberapa Fatwa Ulama Besar
Berkenaan topik penyaliban Isa a.s., memang berkembang beberapa pemahaman.
1.
Kristiani beranggapan bahwa Yesus wajib wafat ditiang salib, hidup
kembali, dan naik ke langit (karena inilah inti dari ajaran penebusan
dosa).
2. Yahudi juga berkeinginan untuk membunuh Yesus (Isa a.s.) karena dia adalah hamba yg terkutuk.
3.
Muslim (sebagian besar) beranggapan bahwa Isa a.s. dihindarkan dari
hukuman salib dan orang lainlah yg dikorbankan, dan kemudian Isa a.s.
naik kelangit dengan jasmaniyah nya (untuk hal naik ke langit
sepemahaman dengan keyakinan umat kristiani).
Semoga saya diberi
karunia oleh Allah SWT untuk bisa membuat rangkaian tulisan yg panjang
ini dengan berdasarkan dalil-dalil yg dapat dipertanggung jawabkan,
amin.
Kali kesempatan pertama ini, sebagai rasa hormat saya
kepada Institusi Al Azhar, maka ijinkan saya untuk mengutip
tulisan/pendapat Syeikh Mahmoud Shaltout (Rektor Universitas Al Azhar
Cairo, Mesir). Pendapat beliau ini adalah berkenaan apakah Isa a.s.
sudah wafat atau masih hidup (naik ke langit). Karena panjangnya tulisan
beliau maka saya hanya akan mengutip beberapa pokok tulisan beliau.
Beliau
mengutip ayat 115 - 117 dari surah Al Maidah, dan dalam ayat ini ada
kata "tawaffaytani" yg maknanya adalah mewafatkan. Dan beliau dalam
mengartikan kata tawaffaytani ini juga merujuk kepada ayat 32:11, 4:97,
8:50.
Kemudian Syeikh
Syaltot menulis : "Oleh sebab itu adalah masuk akal, bahwa perkataan
tawaffaytani yg disebut dalam di atas sehubungan dengan Nabi Isa a.s.
(Yesus) dalam surah Al Maidah (115 & 116) akan bermakna kematian
alami secara wajar yg orang-orang memahami dan yang orang-orang
berbahasa Arab mengerti dari teks dan konteks hubungan kedua-duanya.
Maka
jika kita ambil ayat ini menurut makna yg aseli dan sesuai haruslah
disimpulkan bahwa Nabi Isa (Yesus) wafat dan tak ada dalil yg menguatkan
anggapan bahwa beliau masih hidup dan kematian tidak terjadi pada
beliau. Juga tidak beralasan untuk mengatakan bahwa perkataan mati,
wafat, dalam ayat itu bermakna bahwa beliau akan wafat sesudah turun
dari langit - menurut pendapat yg tersebar bahwa beliau hidup di langit
dan akan turun menjelang akhir dunia. Ini disebabkan ayat itu berbicara
dalam istilah yg jelas mengenai hubungan beliau dengan kaum beliau
sendiri, bukan kepada kaum lain yg akan ada menjelang hari kiamat dan
bukan dengan mereka yg difahami sebagai umat Muhammad saw serta bukan
kaum Nabi Isa (di masa datang)." (Al Majallah, Kairo Mesir)
Demikian
pula dalam Tafsir Al Azhar Prof Hamka menulis : "Adapun Ulama Indonesia
yg menganut faham seperti demikian dan menyatakan pula faham itu dengan
karangan ialah guru dan ayah hamba Dr. Syaikh Abdulkarim Amrullah di
dalam bukunya al Qaulush Shahih, pada tahun 1924. Beliau menyatakan
faham beliau bahwa Nabi Isa meninggal dunia menurut ajalnya dan diangkat
derajat beliau di sisi Allah, jadi bukan tubuhnya yg dibawa ke langit".
"Sayid
Rasyid Ridha, sesudah menguraikan pendapat2 ahli tafsir tentang ayat yg
ditanyakan ini, mengambil kesimpulan;"Jumlah kata tidaklah ada nash yg
shahih (tegas) di dalam Al Qur'an bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan
tubuh dan nyawa ke l;angit dan hidup di sana..."
Demikianlah saya
membuka serial ini dengan mempersembahkan fatwa dari ulama-ulama besar
Al Azhar yg mana mereka mengatakan bahwa Nabi Isa a.s. (Yesus) telah
wafat dengan wajar.