Cari Di Blog Ini

Jumat, 27 Januari 2012

Profesor Frankel: 20 Tahun Menuju Islam



James D. Frankel adalah seorang profesor bidang perbandingan agama dan sekarang mengajar di Universitas Hawai. Di universitas itu, Frankel juga mengajar mata kuliah tentang Islam dan ia sendiri adalah seorang mualaf.

Dari kediamannya di Honolulu, Hawai, Profesor Frankel berbagi cerita tentang perjalanannya menjadi seorang muslim.

Sebelum pindah ke Hawai dua tahun yang lalu, Frankel menetap di New York, kota tempat ia dilahirkan dan dibesarkan. Frankel tumbuh dalam lingkungan keluarga bahagia. Orang tuanya tidak menerapkan ajaran agama tertentu dan hanya menanamkan nilai-nilai moral, meski sebenarnya keluarga Frankel memiliki latar belakang Yahudi.

Satu-satunya koneksi yang pernah menghubungkannya dengan soal agama adalah nenek dari pihak ayahnya, yang masih menjalankan ajaran-ajaran agama Yahudi. Dari neneknya itulah, Frankel belajar sedikit tentang kisah-kisah dalam alkitab dan kisah-kisah nabi.

Orang tua Frankel pernah mengirimnya ke sekolah Yahudi agar Frankel bisa belajar banyak tentang agama Yahudi. Tapi itu tidak berlangsung lama karena Frankel merasa tidak nyaman di sekolah itu, dan sebenarnya ia dikeluarkan dari sekolah karena terlalu banyak bertanya.

"Mungkin itu sudah karakter saya. Sampai sekarang, sebagai seorang muslim dan seorang prfesor, saya tetap jadi orang yang banyak tanya," ujar Frankel.

Jadilah ia tumbuh remaja tanpa basis ajaran agaman apapun. Di usia remaja, Frankel punya dua pengalaman yang menurutnya menjadi pengalaman hidup yang penting. Pada usia 13 tahun, Frankel membaca manifesto Karl Marx dan ketika itu ia memutuskan untuk menjadi seorang komunis. Ia terkesan dengan filosofi komunis yang menurutnya bisa menyejahterakan semua orang.

Pada usia itu juga, Frankel merasa untuk pertama kalinya mulai mendengar tentang agama Islam. Karena sekolah di sekolah internasional, Frankel punya teman dari berbagai negara. Salah satu teman baik Frankel saat itu seorang siswa muslim asal Pakistan. Temannya itu memberikan Al-Quran dan ingin Frankel membacanya.
"Saya tidak mau kamu masuk neraka," ujar Frankel menirukan ucapan temannya saat memberikan Al-Quran.

Frankel mengatakan, selama hidupnya ia tidak pernah memikirkan soal neraka. Ia hanya menerima Al-Quran itu dan menyimpannya di rak buku selama bertahun-tahun. Frankel tidak pernah membuka-bukanya.

Beberapa tahun kemudian, Frankel menjadi ragu dengan komunisme yang dianutnya setelah melihat bagaimana prinsip komunisme di praktekkan di banyak negara. Ia lalu memutuskan untuk tidak lagi menjadi seorang komunis.

Frankel mengungkapkan, sejak kecil sebenarnya ia sudah memikirkan tentang apa makna hidup ini sesungguhnya; mengapa ia ada di dunia ini, kemana ia akan menuju dan mengapa ada orang yang menderita. Tapi pikiran-pikiran hanya mengendap di kepalanya, hingga beranjak dewasa dan kuliah, Frankel hanya memfokuskan aktivitasnya pada belajar. Hingga ia mengalami hal yang akan membawa perubahan padanya, kematian nenek dimana Frankel pernah belajar tentang Alkitab dan kisah nabi-nabi.

Kematian Nenek yang Mendadak

Permisalan Wanita yang Baik Bagi Insan Beriman

Al-Qur`an telah bertutur tentang dua wanita shalihah yang keimanannya telah menancap kokoh di relung kalbunya. Dialah Asiyah bintu Muzahim, istri Fir’aun, dan Maryam bintu ‘Imran. Dua wanita yang kisahnya terukir indah di dalam Al-Qur`an itu merupakan sosok yang perlu diteladani wanita muslimah saat ini.
 
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia:
وَضَرَبَ اللهُ مَثَلاً لِلَّذِيْنَ آمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ. وَمَرْيَمَ ابْنَتَ عِمْرَانَ الَّتِي أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيْهِ مِنْ رُوْحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَاتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِ وَكَانَتْ مِنَ الْقَانِتِيْنَ
Dan Allah membuat istri Fir’aun sebagai perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika istri Fir’aun berkata: “Wahai Rabbku, bangunkanlah untukku di sisi-Mu sebuah rumah dalam surga. Dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim.” (Perumpamaan yang lain bagi orang-orang beriman adalah) Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat. (At-Tahrim: 11-12)
 
Asiyah bintu Muzahim, istri Fir’aun, dan Maryam bintu ‘Imran adalah dua wanita kisahnya terukir indah dalam Al-Qur`an. Ayat-ayat Rabb Yang Maha Tinggi menuturkan keshalihan keduanya dan mempersaksikan keimanan yang berakar kokoh dalam relung kalbu keduanya. Sehingga pantas sekali kita katakan bahwa keduanya adalah wanita yang manis dalam sebutan dan indah dalam ingatan. Asiyah dan Maryam adalah dua dari sekian qudwah (teladan) bagi wanita-wanita yang beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan uswah hasanah bagi para istri kaum mukminin.
 
Al-Imam Ath-Thabari rahimahullahu berkata dalam kitab tafsirnya: “Allah yang Maha Tinggi berfirman bahwasanya Dia membuat permisalan bagi orang-orang yang membenarkan Allah dan mentauhidkan-Nya, dengan istri Fir’aun yang beriman kepada Allah, mentauhidkan-Nya, dan membenarkan Rasulullah Musa ‘alaihissalam. Sementara wanita ini di bawah penguasaan suami yang kafir, satu dari sekian musuh Allah. Namun kekafiran suaminya itu tidak memudharatkannya, karena ia tetap beriman kepada Allah. Sementara, termasuk ketetapan Allah kepada makhluk-Nya adalah seseorang tidaklah dibebani dosa orang lain (tapi masing-masing membawa dosanya sendiri, -pent.1), dan setiap jiwa mendapatkan apa yang ia usahakan.” (Jami’ul Bayan fi Ta`wilil Qur`an/ Tafsir Ath-Thabari, 12/162)
 
Pada diri Asiyah dan Maryam, ada permisalan yang indah bagi para istri yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hari akhir. Keduanya dijadikan contoh untuk mendorong kaum mukminin dan mukminat agar berpegang teguh dengan ketaatan dan kokoh di atas agama. (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an/ Tafsir Al-Qurthubi, 9/132)

Pembagian Tauhid dan Syirik


Tauhid Al Ma’rifat wal Itsbat (Pengenalan dan Penetapan) yang mengandung 2 tauhid yaitu
  • Tauhid Rububiyah yaitu mengenal Allah melalui perbuatan-Nya.
  • Tauhid Asma wa Sifat yaitu mengenal Allah melalui nama dan sifat-Nya.
Tauhid Al Irodi Ath Tholabi yaitu tauhid yang diinginkan dan dituntut, disebut juga tauhid uluhiyah.
Akan tetapi seiring semakin jauhnya umat Islam dari ajaran agama, sehingga banyak terjadi penyimpangan keyakinan di dalam nama dan sifat Allah, maka Tauhid Asma wa Sifat disebutkan secara khusus. 
 
Sehingga Tauhid dibagi menjadi 3 :

Hal-hal yang Merusak Aqidah


Nama eBook: Hal-hal yang Merusak Aqidah
Penulis: Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz رحمه الله
 
Pengantar:
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad صلي الله عليه وسلم, kepada keluarganya, sahabatnya dan yang mengikuti mereka hingga akhir zaman. Amma ba’du.
 
Sesungguhnya, mengenal aqidah yang benar adalah kewajiban utama bagi setiap muslim yang mukallaf (orang yang sudah berkewajiban menjalankan perintah syara’). Aqidah lebih penting dari segala sesuatu, seseorang yang kehilangan aqidah yang benar, akan berakibat bukan semata pada kehancuran hidup di dunianya, tapi juga akhiratnya; dan inilah yang lebih utama. Akhirnya, orang tersebut tidak akan mendapatkan kebaikan apapun.
 
Jika demikian, seyogyanya bagi siapapun yang menginginkan kebahagiaan dan keselamatan bagi dirinya di dunia dan akhirat, untuk bersungguh-sungguh demi mendapatkan dan mewujudkan aqidah yang benar. seseorang harus mengetahui dan waspada terhadap segala hal yang merusak akidah; baik yang membatalkannya atau mengurangi kesempurnaannya, seperti perbuatan syirik, bid’ah dan penghancur lainnya. Camkanlah dengan pikiran yang matang dan hati yang terang…
 
Download:
eBook ini tersedia dalam 2 format djvu dan pdf
1. Format DjVU
a. Kekurangan: format tidak populer
b. Kelebihan: Teks latin dapat di copy paste
c. Ukuran file lebih kecil: 777 KB
d. Pembaca file DjVU.exe dapat di download disini  (harus diinstal dahulu ukuran 508Kb)
e. Download eBooknya disini
1. Format PDF
a. Kekurangan: Teks tidak dapat di copy paste
b. Kelebihan: format populer
c. Ukuran file lebih besar: 1,48 MB
d. Download eBooknya disini

Makna Syahadatain


Makna La ilaha illallah
Rujukan : Kitab Tauhid li Shafil Awwal hal. 45
Makna syahadat la ilaha illallah adalah meyakini bahwa tidak ada yang berhak mendapatkan ibadah kecuali Allah, konsisten dengan pengakuan itu dan mengamalkannya. La ilaha menolak keberhakan untuk diibadahi pada diri selain Allah, siapapun orangnya. Sedangkan illallah merupakan penetapan bahwa yang berhak diibadahi hanyalah Allah. Sehingga makna kalimat ini adalah la ma’buda haqqun illallah atau tidak ada sesembahan yang benar selain Allah. Sehingga keliru apabila la ilaha illallah diartikan tidak ada sesembahan/tuhan selain Allah, karena ada yang kurang. Harus disertakan kata ‘yang benar’ Karena pada kenyataannya sesembahan selain Allah itu banyak. Dan kalau pemaknaan ‘tidak ada sesembahan selain Allah’ itu dibenarkan maka itu artinya semua peribadahan orang kepada apapun disebut beribadah kepada Allah, dan tentu saja ini adalah kebatilan yang sangat jelas.

Kalimat syahadat ini telah mengalami penyimpangan penafsiran di antaranya adalah :
  • Pemaknaan la ilaha illalah dengan ‘la ma’buda illallah’ tidak ada sesembahan selain Allah, hal ini jelas salahnya karena yang disembah oleh orang tidak hanya Allah namun beraneka ragam
  • Pemaknaan la ilaha illallah dengan ‘la khaliqa illallah’ tidak ada pencipta selain Allah. Makna ini hanya bagian kecil dari kandungan la ilaha illallah dan bukan maksud utamanya. Sebab makna ini hanya menetapkan tauhid rububiyah dan itu belumlah cukup.
  • Pemaknaan la ilaha illallah dengan ‘la hakimiyata illallah’ tidak ada hukum kecuali hukum Allah, maka inipun hanya sebagian kecil maknanya bukan tujuan utama dan tidak mencukupi.
Sehingga penafsiran-penafsiran di atas adalah keliru. Hal ini perlu diingatkan karena kekeliruan semacam ini telah tersebar melalui sebagian buku yang beredar di antara kaum muslimin. Sehingga penafsiran yang benar adalah sebagaimana yang sudah dijelaskan yaitu : ‘la ma’buda haqqun illallah’ tidak ada sesembahan yang benar selain Allah

Makna Muhammad Rasulullah

Tafsir Surat Al-Fatihah



SURAT AL-FATIHAH 
(Pembukaan) 

 Pendahuluan
Makkiyyah, 7 ayat. 
Surat ini dinamakan  Al-Fatihah  yakni Fatihatul Kitab  hanya se-cara tulisan; dengan surat ini bacaan dalam salat dimulai. Surat ini di-sebut pula Ummul Kitab menurut jumhur ulama  seperti yang ditu-turkan oleh Anas, Al-Hasan, dan Ibnu Sirin  karena mereka tidak suka menyebutnya dengan istilah Fatihatul Kitab. 
Al-Hasan dan Ibnu Sirin mengatakan, "Sesungguhnya Ummul Kitab itu adalah Lauh Mahfiiz." Al-Hasan mengatakan bahwa ayat-ayat yang muhkam adalah Ummul Kitab. Karena itu, keduanya pun ti-dak suka Menyebut surat Al-Fatihah dengan istilah Ummul Qur'an. Di dalam sebuah hadis sahih pada Imam Turmuzi dan dinilai sa-hih olehnya, disebutkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw. pemah bersabda: 
Alhamdu lillahi rabbil 'alamina adalah Ummul Qur'an, Ummul Kitab, Sab'ul masani, dan Al-Qur'anul 'azim. Surat Al-Fatihah dinamakan pula Alhamdu, juga disebut Assalat kare-na berdasarkan sabda Nabi Saw. dari Tuhannya yang mengatakan: 

Aku bagikan salat antara Aku dan hamba-Ku menjadi dua ba-gian. Apabila seorang hamba mengucapkan, "Alhamdu lilldhi rabbil 'dlamlna" (Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam), maka Allah berfirman, "Hamba-Ku telah memuji-Ku." (Hadis) 

Surat Al-Fatihah disebut pula Salat, karena ia merupakan syarat di dalam salat. Surat Al-Fatihah dinamakan pula Syifa, seperti yang disebutkan di dalam riwayat Ad-Darimi melalui Abu Sa'id secara marfu'
, yaitu: 

Menurut Alkitab Allah itu Roh atau ZAT ?


Kristiani selalu berasumsi bahwa wujud Allah adalah roh dengan berlandaskan ayat ini:

Yohanes 4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Dalam ayat lain tertulis:
Yesaya 26:4 Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab TUHAN ALLAH adalah gunung batu yang kekal.

 
Ibrani 12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

Jika dihadapkan pada ayat Yesaya 26:4 dan Ibrani 12:29 diatas, Kristiani pasti akan satu suara berkata bahwa ayat tersebut merupakan kiasan. Sedang lain halnya jika dihadapkan pada ayat Yohanes 4:24, padahal dicermati penggunaan bahasa yang digunakan dalam tiga ayat diatas sama persis, dalam ayat Yohanes sendiri Yesus sama sekali tidak berkata bahwa wujud Allah adalah roh, tapi sama seperti bahasa yang digunakan pada ayat lainnya, yaitu "Allah itu roh" dalam ayat lain "Allah adalah gunung batu" dan "Allah adalah api". Perhatikan juga kalimat yang dilekatkan Yesus dibelakang perkataanya "menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.", kalimat ini jelas merupakan kiasan.

Pertanyaan:
1. Apakah yang tertulis dalam ayat Yohanes yang dinisbahkan sebagai ucapan Yesus tersebut yang berkata "Allah adalah roh" merupakan wujud Allah yang sebenarnya atau hanya kiasan sama seperti ayat lainnya?
2. Jika kristiani bersih keras bahwa Allah berwujud roh dengan berdasarkan Yohanes 4:24, mengapa Kristiani mengabaikan ayat lainnya padahal jelas penggunaan bahasanya sama, simplenya ketiga ayat tersebut dalam arti sebenarnya atau dalam arti kiasan?
3. Jika dalam Bible Allah berwujud roh, akan ada kejanggalan dalam ayat lain:
*** Wahyu 5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi. ***
Perhatikan "ketujuh Roh Allah", apakah itu berarti Allah terbagi atau membagi-bagi diri-Nya?

Dalam Islam dan Al-Qur'an Allah tidak berwujud roh, Dzat Allah tidak serupa dengan apapun makhluk-Nya termasuk roh karena roh merupakan ciptaan. Setiap makhluk mempunyai roh Allah dalam arti roh ciptaan Allah, jadi saat Allah berfirman bahwa Dia mengutus roh-Nya, berarti Dia mengutus utusan-Nya contohnya malaikat Jibril a.s:

فَاتَّخَذَتْ مِنْ دُونِهِمْ حِجَابًا فَأَرْسَلْنَا إِلَيْهَا رُوحَنَا فَتَمَثَّلَ لَهَا بَشَرًا سَوِيًّا
"maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril a.s) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna." (QS. Maryam {19}:17)


dalam alkitab Terjemah LAMA

Tafsir Jalalain Terjemah Indonesia

tafsir jalalain

Tafsir Jalalain merupakan kitab tafsir karya Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli (791 H-864 H) dan Abu al- Fadl Abdur Rahman bin Abu Bakar bin Muhammad Jalaluddin as-Suyuti (849-911 H). Ia disebut Jalalain yang berarti dua (ulama tafsir bernama) Jalal.
Kitab Tafsir Jalalain ini sangat populer dikalangan ummat Islam di Indonesia sejak berabad-abad yang lalu. Ia banyak dipakai di madrasah-madrasah tingkat ‘Aliyah dan bahkan di kalangan universitas Islam pun kitab tafsir ini dijadikan salah satu dari bahan referensinya dalam cabang tafsir.

Download Link >>  

Manakah Bentuk Bumi Yang Benar Menurut Alkitab?


Bumi itu mempunyai 4 (empat penjuru)

Ia akan menaikkan suatu panji-panji bagi bangsa-bangsa, akan mengumpulkan orang-orang Israel yang terbuang, dan akan menghimpunkan orang-orang Yehuda yang terserak dari ke empat penjuru
bumi. [Yesaya 11:12], [Hebrew: 'arba` = empat; kanaph= sudut, pojok, penjuru]
Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru
bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon. [Wahyu 7:1]

Melihat seluruh permukaan
Bumi dari Ketinggian:

Ketika aku sedang tidur, kulihat sebuah pohon yang tumbuh di tengah-tengah
bumi. Pohon itu sangat tinggi; batangnya besar dan kuat. Puncaknya sampai ke langit, sehingga dapat dilihat oleh semua orang di bumi. [Daniel 4:10-11]

Pohon yang Tuanku lihat itu begitu tinggi, sehingga puncaknya sampai ke langit, dan dapat dilihat oleh semua orang di
bumi. [Daniel 4:20]

Dan Iblis membawanya ke puncak gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadanya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya. [Matius 4:8]


Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. [Lukas 4:5]


Note: para penginjil akan berargumen bahwa itu bukan mimpi daniel-lah, bukan ucapan Daniel-lah, bukan ucapan tuhan-lah. Mereka lupa bahwa Daniel adalah seorang pakar tafsir Mimpi [karena anugerah yang diberikan padanya]. Kalimat Nebukadnezar, yaitu "seluruh [kol] ujung [sofe]
bumi..[Dan 4:11]", Daniel/Beltsazar kemudian tafsirkan "seluruh [kol] bumi [4:20]" menjadi "[..] sampai ke ujung [sofe] bumi" [4:22] [Message bible menulis ujung itu dengan 4 sudut bumi]. Padahal Daniel bisa saja mengatakan "seluruh" namun Ia justru memilih kata "ujung".
Benda bulat mana ada ujungnya?


Kemudian, di Perjanjian baru: iblis membawa masuk ke alam roh-lah, dst. Perhatikan logika mereka semua saat itu:

'melihat semua' dari ketinggian tertentu!

Setinggi2nya suatu tempat tidak mungkin melihat yang ada di bagian
bumi di bawahnya [bulat] kecuali tempat itu datar
Bumi
memiliki tiang:

Yang menggeserkan
bumi dari tempatnya, sehingga tiangnya bergoyang-goyang. [Ayub 9:6]..Tiang-tiang langit bergoyang-goyang, tercengang-cengang oleh hardik-Nya. [Ayub 26:11]

Note: Ibrani/hebrew untuk tiang = ammuwd; langit = shamayim, 'owr = petir, halilintar; penggunaan kata petir bukan tiang ada di Ayub 37:11


Matahari yang beredar mengelilingi
Bumi:
.. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. [Mazmur 19:4-6]


[Catatan: di sini, di sini dan di sini.. anda temukan konfirmasi bahwa
Alkitab dan para bapak gereja mendukung GeoCentris juga mengutuk teori Heliocentrisnya Galileo]


Bumi
memiliki ujung:
untuk memegang ujung-ujung
bumi, sehingga orang fasik dikebaskan dari padanya [Ayub 38:13].....dan juga kilat petirnya ke ujung-ujung bumi. [Ayub 37:3]..Karena ia memandang sampai ke ujung-ujung bumi. [Ayub 28:24]
[note: mereka akan berargumen bahwa tidak ada perbedaan antara tanah dan
bumi dalam bahasa inggris..namun ayat2 ini berbicara bumi bukan tanah , lihat di Ayub 38:4, '...meletakan dasar bumi..']
Sebab itu orang-orang yang diam di ujung-ujung
bumi takut kepada tanda-tanda mujizat-Mu; tempat terbitnya pagi dan petang Kaubuat bersorak-sorai.[Mazmur 65:8]

engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung
bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: "Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau"[Yesaya 41:9]
Ya TUHAN, kekuatanku dan bentengku, tempat pelarianku pada hari kesesakan! Kepada-Mu akan datang bangsa-bangsa dari ujung
bumi serta berkata: "Sungguh, nenek moyang kami hanya memiliki dewa penipu, dewa kesia-siaan yang satupun tiada berguna. [Yeremiah 16:19]


Kubah Langit dan Batas langit

Ketika Ia mempersiapkan langit, aku di sana, ketika Ia menggaris kaki langit pada permukaan air samudera raya [AMSAL 8:27]

Yang mendirikan anjung-Nya di langit dan mendasarkan kubah-Nya di atas
bumi; yang memanggil air laut dan mencurahkannya ke atas permukaan bumi--TUHAN itulah nama-Nya. [Amos 9:6]
Awan meliputi Dia, sehingga Ia tidak dapat melihat; Ia berjalan-jalan sepanjang lingkaran langit! [Ayub 22:14]


Penegasan dari kalangan Kristen Awal dan yang tercantum di Ensiklopedia:

NIKAH MUT'AH (KAWIN KONTRAK)

Oleh
Ustadz Armen Halim Naro

PENDAHULUAN

Pernikahan merupakan sunnatullah pada alam ini, tidak ada yang keluar dari garisnya, manusia, hewan maupun tumbuhan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan, supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah" -QS adz Dzariyat ayat 49-. Allah memilih sarana ini untuk berkembang-biaknya alam dan berkesinambungannya ciptaan, setelah mempersiapkan setiap pasangan tugas dan posisi masing-masing.


Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan manusia seperti ciptaan yang lainnya, tidak membiarkan nalurinya berbuat sekehendaknya, atau membiarkan hubungan antara laki-laki dan perempuan kacau tidak beraturan. Tetapi Allah meletakkan rambu-rambu dan aturan sebagaimana telah diterangkan oleh utusanNya, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.[1]


Oleh karenanya, salah satu maqashid syari'ah (pokok dasar syariah), yaitu menjaga keturunan. Islam menganjurkan umat Islam untuk menikah dan diharamkan membujang. Islam melarang mendekati zina dan menutup sarana-sarana yang menjurus kepada perbuatan kotor tersebut. Islam juga mengharamkan perzinaan yang berbalutkan dengan sampul pernikahan, atau pelacuran menggunakan baju kehormatan. Di antara pernikahan yang diharamkan oleh Islam, ialah seperti :


1. Nikah tahlil, yaitu seseorang menikah dengan seorang wanita yang telah dithalak tiga oleh suaminya, dengan tujuan agar suami pertama dapat rujuk dengannya.[2]


2. Nikah syighar, yaitu seseorang menikahkan putrinya dengan seseorang, dengan syarat orang yang dinikahkan tersebut juga menikahkan putrinya, dan tidak ada mahar atas keduanya.[3]


3. Nikah muhrim, dan seterusnya.

Juga terdapat pernikahan yang diharamkan, yang dikenal dengan nikah kontrak (kawin kontrak). Nikah yang biasa disebut nikah mut'ah ini merupakan salah satu pernikahan yang diharamkan Islam. Uniknya, nikah mut'ah ini bahkan dilanggengkan dan dilestarikan oleh agama Syi`ah dengan mengatasnamakan agama. Berikut ini penjelasan fiqih Islam tentang hukum nikah mut'ah.


DEFINISI NIKAH MUT'AH

MENJAWAB TUDUHAN BUMI DATAR MENURUT ALQUR'AN


بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
 
Para kafir harby sering kali menuduh Ayat Alqur’an tidak ilmiah berkaitan dengan anggapan bahwa menurut Alqur’an bumi itu datar. Berikut ini dalil Alqur’an yang biasa mereka pakai:

DALIL PERTAMA:

firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr: 19, “Dan Kami (Allah) telah menghamparkan bumi….”. Nah lihatlah, kata mereka, bukankah ayat ini dengan gamblang telah menjelaskan bahwa bumi itu terhampar, dan tidak dikatakan bulat…! Kemudian mereka pun dengan enteng mengkafirkan semua orang yang berseberangan faham dengan mereka.

DALIL KEDUA:

adalah firman Allah pada surat Al-Baqarah: 22, “Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu.”

DALIL KETIGA:
adalah firman Allah pada surat Qaf:7, “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata...”

DALIL KEEMPAT:

adalah firman Allah pada surat An-Naba 78: 6-7,  “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?

DALIL KELIMA

adalah firman Allah pada surat Al-Ghasyiyah : 20, “Dan bumi bagaimana dihamparkan ?”

Memang secara tekstual, bunyi ayat-ayat di atas mengatakan bahwa bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet, atau tempat tidur. Namun, apakah sesederhana itu sajakah memahamkan ayat Al-Qur’an….? Apakah memahamkan al-Qur’an yang agung cukup secara tekstual saja, kemudian mengabaikan arti kontekstualnya…? Kalau demikian, yakni Al-Qur’an hanya difahamkan secara tekstual saja, maka pasti akan hilanglah kehebatan dan keagungan Al-Qur’an itu. Padahal ada banyak ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang mendudukkan derajat orang-orang berpengetahuan berada beberapa tingkat di atas orang awam. Dalam hal ini, pemahaman kontekstual jelas memerlukan daya nalar yang lebih tinggi dibandingkan sekedar pemahaman tekstual saja. Dengan demikian, pantaslah kiranya jika Allah dalam Al-Qur’an dan Nabi dalam banyak hadis beliau, memuji dan menyatakan bahwa orang yang berilmu pengetahuan, yang memakai akal dan nalar, memiliki derajat yang tinggi jauh berbeda dengan orang awam.


PEMBAHASAN MASALAH

Manipulasi Sejarah Pembantaian Terhadap Non-Muslim




Berikut beberapa manipulasi-manipulasi tersebut :

# Tahun 635, Tentara Islam mengepung dan menaklukkan Damaskus, salah satu kota besar di Syria, dari bangsa pribumi Asyrian. Puluhan ribu bangsa Asyrian tewas dibantai muslim.

Penaklukan Damaskus itu merupakan salah satu bagian penting dalam sejarah kekuasaan Khulafaur Rasyidin, dan menjadi tahap penting dalam beberapa perang menaklukkan Syria dan Persia. Mari kita cermati pesan Khalifah Abubakar terhadap pasukannya sebelum penaklukan Damaskus,

"...jangan membunuh perempuan atau anak-anak atau lanjut usia dan jangan menyembelih binatang kecuali untuk makan. Dan janganlah kamu melanggar pakta yang kalian buat. Kalian akan bertemu orang-orang yang hidup seperti pertapa di biara-biara, jangan membunuh mereka dan menghancurkan biara-biara mereka. Dan kalian akan bertemu orang lain penyembah Setan dan penyembah Salib, yang mencukur kepala mereka sehingga Anda dapat melihat kulit kepala mereka. Seranglah mereka dengan pedang kalian sampai mereka tunduk pada Islam atau membayar Jizyah. Saya Percaya Allah akan menjaga kalian. "

Bila terjadi pembunuhan maka itu adalah akibat peperangan, tetapi yang perlu kita pahami bahwa dalam setiap penaklukan yang dilakukan umat Islam, khususnya di bawah kalifah Abubakar dan Umar, pasukan muslim sangat menjaga orang2 yang lemah, orang sakit dan tertindas, orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak. Mereka yang diperangi adalah mereka yang memang bersenjata dan memerangi Islam. Jadi bila binatang saja tidak boleh disembelih kecuali untuk makan maka cerita pasukan Islam membantai itu dari mana?

Seperti apakah Sorga Yang Dijanjikan Oleh Yesus Di Dalam Alkitab?




Pernahkah anda mendengar propaganda yang mengatakan bahwa: Barangsiapa percaya akan Yesus kristus, maka ia akan masuk sorga?

Padahal sesungguhnya Yesus tidak pernah menyebut dirinya adalah Tuhan. Ia justru berulangkali mengatakan bahwa "Aku adalah anak manusia yang diutus oleh Tuhan."

Dalil, atau ayat-ayat yang membuktikan ini ada berpuluh-puluh jumlahnya dalam Alkitab sendiri. Tetapi untuk sementara waktu, mari kita kesampingkan dulu dalil atau ayat-ayat dimaksud dan marilah kita sama-sama mencoba fokus pada 5 ayat saja dari Kitab Perjanjian Baru, yakni Kitab Wahyu Pasal 7 Ayat ke-4 sampai dengan ayat ke-8 (Wahyu 7:4-8)

Alkitab menyebutkan bahwa kelak, pengikut Yesus yang masuk sorga hanya 144.000 orang, dan itupun hanya dari kalangan 12 suku bangsa Israel saja. Artinya, selain atas bangsa Israel, Yesus tidak akan bersedia mempertanggung jawabkan "hasil akhir" dari tugas-tugas kerasulannya kepada Tuhan. Demikian menurut Alkitab.

Merujuk angka 144.000 ini, timbullah sebuah pertanyaan sangat serius di benak kita; bagaimana dengan nasib umat Kristen bukan bangsa Israel yang jumlahnya sedemikian banyak di muka bumi ini? Akankah mereka masuk sorga seperti apa yang mereka yakini selama ini?

Menurut Alkitab yang setidaknya mereka baca sekali dalam seminggu saat dibawa ke gereja itu, ternyata tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan adanya pintu sorga bagi mereka! Sebab 12 pintu sorga yang dikisahkan di dalam Alkitab hanya diperuntukkan bagi 12 suku bangsa Israel saja. Bahkan di pintu-pintu itu telah tertulis dengan jelas nama-nama mereka. Lantas, bagaimana nasib pengikut Yesus yang bukan bangsa Israel tetapi, tentu saja, ingin masuk sorga juga?

YESUS HANYA UNTUK BANGSA ISRAEL

NASIP WANITA KRISTEN DILECEHKAN YESUS DAN BAPAKNYA DALAM ALKITAB





Wanita kristen harus selamanya menjanda, sekali janda tetap janda


Tuhan yang berjenis kelamin pria ternyata sangat melecehkan wanita, sangat diskriminatif pada wanita, yaitu wanita yg diceraikan oleh suaminya bukan karena berzina atau tidak menyeleweng tidak boleh kawin lagi karena bila kawin lagi maka janda tersebut telah melakukan zina, demikian Yesus mengatakan (Mat 5:32). 

Yesus pada ayat tersebut juga mengatakan yg boleh dikawini lLaki Laki hanyalah perawan, karena mengawini Janda adalah zinah

Jadi seorang JANDA KRISTEN HARUS SELAMANYA MENJANDA DEMIKIAN PERINTAH YESUS.
Tapi bagaimana dengan Pria? Boleh sesukanya (tidak diatur), Mengambil wanita sebagai budak sex atau free sex boleh (Ul 21:10-13 ) dan berpoligamipun Boleh( Ul 21:15-16 ) 

(Mat 5: 32) Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.

Baca Selengkapnya Di: http://muslims-says.blogspot.com/2012/01/nasip-wanita-kristen-dilecehkan-yesus.html#ixzz1kd2ScWKn

Benarkah Islam Merendahkan Kaum Wanita!?


Bismillaahirrahmanirrahiim

Islam datang ketika sebagian manusia mengingkari kemanusian wanita, dan sebagian lainnya meragukan. Jika pun ada yang mengakui kemanusiaannya, mereka masih menganggap bahwa wanita itu makhluk yang diciptakan semata-mata untuk melayani kaum laki-laki.


Bahkan di kalangan bangsa Arab, kaum wanita sangat terhina, sampai-sampai ada sebagian dari mereka yang mengubur hidup-hidup anak perempuannya, sebagaimana di sebutkan dalam firman Allah :


“Apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup) ?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (QS. An-Nahl {16}:58-59).


Pada waktu itu, bangsa Arab tidak memberikan warisan kepada kaum wanita dan anak-anak, melainkan memberikannya kepada orang-orang yang berperang menghadapi musuh. Bangsa Arab juga merampas hak warisan secara paksa dari kaum wanita dengan mendatangi suami si perempuan dan kemudian melemparkan baju diatas badanya seraya berkata, “Aku mewarisi hartanya sebagaimana engkau mewarisi hartanya!”


Maka mereka pun menjadi lebih berhak daripada perempuan itu. Ada sebagian dari mereka yang memaksa budak-budak perempuan mereka untuk melakukan pelacuran agar mendapatkan uang untuk mereka. Juga ada yang mewarisi istri-istri mereka bagaikan mewarisi sejumlah barang. Demikianlah kekacauan lembaga keluarga di zaman pra-Islam. Naudzubillah tsumma naudzubillah… :’(

Menjawab Situs IsadanAlfatihah.com Muhammad Menunjukkan Jalan, Isa Al-Masih Adalah Jalan

Pada artikelnya kali ini situs Isadanalfatihah.com membahas tentang tafsir Al-Fatihah pada kata Ihdinas Shirathal Mustaqim.
tidak perlu berpanjang lebar menjelaskan kekeliruannya. karena memang Tafsir tersebut berangkat usaha yang kotor Situs Isadanalfatihah.com beserta CSnya IsadanIslam.com Isadanalquran.com yang semunya berusaha mengelabui umat Islam, mengelabui pembaca bahwa Islam mendukung ketuhanan Nabi Isa Alaihis salam (Yesus).
maka wajar Tafsir tersebut asal-asalan, berdasarkan hawa nafsu, tidak menggunakan metode atau kaidah tafsir yang benar.  bahkan cendrung memanipulasi makna yang sesungguhnya.


berikut kutipan artikel secara utuh:
http://www.isadanalfatihah.com/ihdin--ir-al-mustaqm/235-muhammad-menunjukkan-jalan-isa-al-masih-adalah-jalan#islam
Muhammad Menunjukkan Jalan, Isa Al-Masih Adalah Jalan
Al-Fatihah 6
Isteri saya selalu mempelajari peta terlebih dahulu sebelum kami bepergian. Bahkan dia sangat fanatik dalam memperhatikan peta dan menentukan jalan yang akan kami ambil. Selama dalam perjalanan, dia sering melihat peta yang ditaruh di pangkuannya. Saya sendiri tidak perlu khawatir dengan jalan yang akan kami tempuh. Isteri saya sangat ahli dalam melihat peta, saya pun tidak perlu khawatir salah jalan. 
Mencari jalan di dunia jelas lebih mudah dibanding menjadi jalan lurus ke sorga. Semua agama di dunia membuat petanya agar dapat menunjukkan umatnya pada jalan yang lurus itu. 
Carilah daftar agama-agama dunia.  Daftar itu pasti memuat, antara lain, agama Baha’i, Buddha, Konghucu, Shinto, Hindu, Tao, Sikh, Zorastrian, Islam, Kristen, dll.  Semua agama ini identik akan satu hal – menunjukkan ‘jalan’ kepada Allah.  Jika Saudara mendekati penganutnya dan bertanya tentang jalan ke sorga, mereka akan memberi petunjuk ke sistem kepercayaan (peta) mereka. 

Persamaan Agama Islam Dengan Agama-Agama Lain 

Peta JalanDalam hal ini agama Islam tidak berbeda dengan agama lain.  Kita membaca ayat sbb:
Sesungguhnya engkau (Muhammad) memberi petunjukke jalan yang lurus. (Qs. Asy-Syura 42:52).  Ini mirip bunyi Al-Fatihah, “Tunjukilah kami jalan yang lurus. Menurut ajaran agama Islam ‘jalan yang lurus yaitu s-sirat al-mustaqim merupakan satu sistem amal. Maka penganut Islam juga hanya dapat menunjukkan ke sistem agamanya (petanya) saja. 

Keunikan Injil Dibanding Agama-AgamaDunia 

Injil sungguh berbeda dari semua agama di dunia, termasuk Islam.  Memang Injil memberi penjelasan mengenai etika moral bagi manusia. Tetapi Injil tidak pernah mengatakan, seseorang akan diselamatkan dengan hanya menjalankan etika atau hal-hal keagamaan lainnya. 

Manakah Jalan Lurus? 

Akulah Jalan Kebenaran dan Hidup!


Pernahkah saudara mendengar dan melihat kalimat diatas ? Sebagai representatif dari penginjil kristen yang menggebu-gebu ? sebagai dasar opini bahwa yesus adalah jalan kebenaran dan hidup ? sehingga siapa yang tidak percaya kepada yesus akan di jebloskan ke neraka ? Tak mungkin dipungkiri bahwa ayat favorit dari evangelis adalah yang senada dengan judul diatas.
Saya akan mengutip penuh ayat yang dimaksud dan sering di gembar gemborkan oleh evangelis, yakni 
 
Yohanes pasal 14 ayat 6 :
Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Bagaimana ? Menarik bukan ? Seorang Nabi yang suci berkata bahwa tidak seorangpun yang datang kepada Bapa jika tidak melalui Nabi tersebut, ini adalah suatu pernyataan yang gamblang, bahwa sesungguhnya jika ingin datang kepada Bapa harus melalui Yesus, apakah dengan duduk bersama disamping yesus kita telah datang kepada Bapa ? Jikalau demikian orang-orang yang tidak menjumpai yesus didunia ini tidak akan datang kepada bapa. Lantas bagaimana ?
Jelas yang dimaksud adalah datang dengan mematuhi perintah Bapa melalui yesus, ajaran yesus lah yang harus diikuti, namun kita tidak akan membahas lebih jauh tentang ajaran yesus dalam treahd ini. Kita akan fokus kepada perkataan yesus ditujukan untuk siapa ? Untuk seluruh dunia atau domba sesat dari Israe ? Mari kita uji.
Pertama, sebelum yesus mengatakan bahwa beliau adalah jalan kebenaran dan hidup, yesus juga mengatakan :
Yohanes
14:2 Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Yesus berkata bahwa dirumah Bapanya BANYAK TEMPAT TINGGAL, dan Yesus datang kesana untuk menyediakan TEMPAT TINGGAL BAGI mu! Hal yang perlu di jelaskan adalah Bahwa di Rumah Bapa (Di Sorga) banyak tempat tinggal, dalam artian tempat tinggal tersebut tidak dimonopoli oleh yesus sendiri,masih banyak nabi-nabi yang lain yang mempunyai dan menyiapkan tempat tinggal bagi umatnya disorga sana. Sehingga sorga tersebut tidak serta merta menjadi milik yesus sendiri!
Kemudian perhatikan kalimat : “Sebab aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat tinggal bagimu”, bagimu ? bagi siapa ? Jelas sekali diayat yang lain yesus mengatakan bahwa beliau diutus HANYA untuk DOMBA SESAT dari ISRAEL. Berikut ayat yang mendukung argumetasi saya :

SHALAT, KIBLAT DAN PENGGENAPAN NUBUAT


Shalat merupakan ajaran para Nabi dari nabi-nabi terdahulu termasuk Musa, Nabi Isa hingga Nabi Muhammad. hanya saja tatacaranya yang berbeda.
para nabi terdahulu Shalat dengan sujud sebagaimana umat Islam, dalam hal ini dapat kita temukan dalam beberapa ”Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya” Kejadian 17:3, dan ”Lalu sujudlah Yosua dengan mukanya ke tanah, menyembah” Yosua 5:14.
Dalam kitab Mazmur juga dijelaskan soal posisi sujud ini, ”Sebab jiwa kami tertanam dalam debu, tubuh kami terhampar di tanah.

Mazmur 44:25. Dan dalam ayat yang lain, ”Masuklah, mari kita sujud menyembah, berlutut di hadapan Tuhan yang menjadikan kita.” Mazmur 95:6.

Yesus pun bersujud kepada Bapa Mat 26:39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini s lalu 1 dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki. para  nabi juga dalam sujut (beribadah) menghadap kiblat sebagaimana umat Islam,,
Nabi Daniel bersujud seraya menghadap ke arah kuil di Yerusalem. Bahtera Nuh menurut riwayat dipindahkan ke Yerusalem oleh Daud yang menaklukkan kota itu. Dalam Mazmur, arah kiblat ini seringkali disebutkan, di antaranya, ”Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau.” Mazmur 5:7Yun 2:7 Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN 1 , dan sampailah doaku kepada-Mu , ke dalam bait-Mu yang kudus.Mzm 138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu n yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Ezr 10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa, sambil menangis dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.  


DIMANAKAH BAIT  SUCI ITU?
bait suci itulah baitul maqdis di Yerusalem yang dibuat oleh SUlaiman/SalomoMzm 68:29 (68-30) Demi bait-Mu di Yerusalem, raja-raja menyampaikan persembahan kepada-Mu.Ezr 5:15 Perintahnya kepadanya: Ambillah perlengkapan ini, pergilah dan taruhlah itu di dalam bait suci yang di Yerusalem, dan biarlah rumah Allah dibangun di tempatnya yang semula. 1Taw 6:10 Yohanan memperanakkan Azarya; dialah yang memegang jabatan imam di Bait Suci yang didirikan Salomo di Yerusalem.  

NUBUAT  YESUS BAHWA BAIT SUCI (KIBLAT) AKAN BERPINDAH..

Nubuat Yesus Kiblat akan berpindah, Dan Penggenapannya Oleh Nabi Muhammad Saw.



Pada artikel ini saya akan menjelaskan secara spesifik mengenai tulisan sebelumnya yaitu Shalat, Kiblat dan Penggenapan Nubuat Yesus.
Pembahasan tersebut spesifik menjelaskan bagian penting yaitu Soal Ungkapan Kata-kata Yesus di Yohanes.  Tentang pembuktian nubuat tersebut serta jawaban atas tanggapan-tanggapan yang menyatakan itu bukanlah Nubuat.

Nubuat Yesus.
Yohanes 4:19-26
[19] Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. [20] Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." [21] Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. [22] Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. [23] Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. [24] Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." [25] Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." [26] Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

Ayat-ayat di atas inilah yang menyatakan akan berpindahnya Kiblat serta perubahan tata cara penyembahan yang akan dilaksanakan atau digenapi oleh Roh Kebenaran yang disebutkan di atas.
Pembahasan.
Kiblat Para Nabi Terdahulu dan Penyembahan.
Para Nabi Terdahulu melakukan penyembahan sebagaimana umat Islam dalam bentuk penyembahan (shalat) yakni dengan sujud menyembah disertai doa dan pujian kepada Allah. Dan beberapa di antaranya menyembah menghadap Kiblat.

Kel 34:14 Sebab janganlah engkau sujud menyembah kepada allah lain, t  karena TUHAN, yang nama-NyaCemburuan, adalah Allahyang cemburu.
Kej 17:3 Lalu sujudlahAbram, dan Allah berfirman kepadanya:
Kej 24:26 Lalu berlututlah orang itu dan sujud menyembah TUHAN
Kel 34:8 Segeralah Musa berlutut ke tanah, lalu sujud menyembah
Ul 9:25 Maka aku sujud di hadapan TUHAN--empat puluh hari empat puluh malam j  lamanya aku sujud--,karena TUHAN telah berfirman akan memunahkan kamu, k
Mzm 95:6 Masuklah, marilah kita sujud j  menyembah, k  berlutut l  di hadapan TUHAN yang menjadikan m  kita.
Kej 24:52 Ketika hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sampai ke tanah menyembah TUHAN.
1Sam 15:25 Maka sekarang, ampunilah f  kiranya dosaku; kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN."
Mzm 29:2 Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan! e
Mzm 5:7 (5-8) Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud u  menyembah ke arah bait-Mu v  yang kudus dengan takut w  akan Engkau.
Ezr 10:1 Sementara Ezra berdoa dan mengaku f  dosa, sambil menangis g  dengan bersujud di depan rumah Allah, berhimpunlah kepadanya jemaah orang Israel yang sangat besar jumlahnya, laki-laki, perempuan dan anak-anak. Orang-orang itu menangis keras-keras.
Mzm 138:2 Aku hendak sujud ke arah bait-Mu n  yang kudus dan memuji nama-Mu,oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; p  sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu q  melebihi segala sesuatu.
Berdasarkan Ayat-ayat di atas dijelaskan para Nabi dan orang-orang terdahulu melakukan bentuk penyembahan dengan sujud kepada Allah. Dan terkadang disertai dengan doa, pujian serta menghadap ke arah Bait Suci (baitul Maqdis).
Kesimpulan dari tatacara Penyembahan di atas adalah antara lain:
1.      Menyembah mencium tanah (Kej 24:52)
2.     Kadang di iringi Doa (Ezr 10:1)
3.     Kadang sebagai meminta ampun (Ezr 10:1, 1Sam 15:25)
4.     Diiringi Pujian kepada Allah (Mzm 138:2)
5.     Kadang Menghadap Kearah Bait Suci. (Mzm 138:2, Mzm 5:7)


Doa Apakah Sama Dengan Penyembahan?
Doa dengan penyembahan jelas berbeda. Berikut ayatnya:

Tentang Sumber-Sumber Pengetahuan: Antara Barat dan Islam


Perjumpaan antar peradaban merupakan sesuatu yang niscaya dalam era globalisasi. Setiap peradaban membawa cara pandangnya masing-masing. Cara pandang yang kemudian dipengaruhi—dan berpengaruh kepada—banyak hal, diantaranya sikap ilmiah. Peradaban Islam misalnya, yang cara pandang dan pola hidupnya dipengaruhi oleh wahyu.
Dalam konteks ilmiah, Islam yang disokong oleh wahyu tentu akan memiliki sikap yang berbeda dengan peradaban Barat yang memandang wahyu sebagai sesuatu yang tidak saintifik. Dalam tataran epistemologis, perbedaan cara pandang ini jelas terlihat ketika dihadapkan pada persoalan sumber-sumber pengetahuan. Makalah sederhana ini mencoba membandingkan pandangan Barat dan Islami menyangkut sumber-sumber pengetahuan manusia.
Pandangan-Pandangan Barat Tentang Sumber Ilmiah
Dalam sejarah filsafat Barat, sekurang-kurangnya terdapat empat kecenderungan besar dalam menyikapi proses ilmiah; yakni tentang sumber ilmu pengetahuan. Keempat aliran itu adalah: rasionalisme, empirisisme, kritisisme, dan intuisionisme. Kemunculan aliran rasionalisme biasanya dikaitkan filosof abad ke-17 dan 18, seperti Rene Descartes, Baruch Spinoza, dan Gottfried Leibniz, walaupun sebenarnya akar dari pemikiran ini dapat dilacak sampai filsafat Yunani. Paham ini berpendapat bahwa pada hakikatnya ilmu itu bersumber dari akal budi manusia. Dalam penjelasannya, Descartes mengatakan bahwa dalam jiwa manusia terdapat ide bawaan (innate ideas) yang dinamakan substansi yang sudah tertanam. Lebih lanjut Descartes menyebut tiga hal yang disebut sebagai ide bawaan; pemikiran, Tuhan, dan keluasan (ekstensi). Adapun ilmu-ilmu lain yang dicapai manusia pada hakikatnya adalah derivasi dari ketiga prinsip dasar tersebut. Menurut aliran ini sumber ilmu adalah akal melalui deduksi ketat seraya mengabaikan pengalaman. Hal ini, menurut mereka, karena ilmu adalah sesuatu yang sudah ‘built in’ dalam jiwa manusia dan tugas kita adalah mencapainya melalui deduksi. Karenanya, ilmu yang dihasilkan oleh aliran ini—biasanya dianggap—bersifat universal.

Mazhab kedua adalah empirisisme yang menekankan pentingnya pengalaman sebagai sarana pencapaian pengetahuan. Aliran ini dipelopori oleh Francis Bacon, sekalipun dalam pengertian tertentu pemikiran yang mengutamakan pendekatan empirik dapat terlacak pula dalam filsafat Yunani. Puncak pemikiran aliran ini terdapat pada pemikiran David Hume yang dalam karyanya A Treatise of Human Nature mengupas persoalan-persoalan epistemologis penting. Berbanding terbalik dengan rasionalisme, mazhab ini, seperti yang dijelaskan oleh Hume, mengatakan bahwa seluruh isi pemikiran manusia berasal dari pengalaman, yang kemudian diistilahkan dengan persepsi. Persepsi, kemudian, dibagi menjadi dua macam, yaitu kesan-kesan (impressions) dan gagasan (ideas). Yang pertama adalah persepsi yang masuk melalui akal budi, secara langsung, sifatnya kuat dan hidup. Yang kemudian adalah persepsi yang berisi gambaran kabur tentang kesan-kesan. Derivasi ilmiah yang diakui oleh aliran ini adalah induksi terhadap fakta-fakta empiris. Tapi hal ini tidak berarti mereka mengklaim univesalitas induksi. Alih-alih, mereka justru menekankan keterbatasan induksi yang hal ini berarti mereka menolak generalisasi.

Aliran ketiga adalah kritisisme yang merupakan usaha untuk menyintesiskan dua kutub ekstrim sebelumnya; rasionalisme dan empirisisme. Tokoh utama aliran ini adalah Immanuel Kant. Pemikiran yang disampaikan oleh Kant berusaha untuk mengakhiri perdebatan yang terjadi tentang objektivitas pengetahuan antara rasionalisme Jerman, yang diwakili Leibniz dan Wolff, dan Empirisisme Inggris. Dalam usahanya, Kant berusaha menunjukkan unsur mana saja dalam pikiran manusia yang berasal dari pengalaman dan unsur mana yang berasal dari akal. Berbeda dengan aliran filsafat sebelumnya yang memusatkan perhatian pada objek penelitian, Kant mengawali filsafatnya dengan memikirkan manusia sebagai subjek yang berpikir. Dengan demikian fokus perhatian Kant adalah pada penyelidikan rasio manusia dan batas-batasnya.
Kecenderungan berbeda pada mazhab keempat, yakni intuisionisme. Aliran ini dimulai oleh Henry Bergson. Jika ketiga aliran sebelumnya menekankan pentingnya akal dalam mencapai pengetahuan, aliran ini justru mementingkan intuisi. Penekanan terhadap intuisi ini tidak berarti bahwa mereka menafikan sama sekali peran akal dan indera. Mazhab ini menyatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui penghayatan langsung lebih superior dan sempurna. Secara epistemologis, pengetahuan melalui intuisi ini diperoleh melaui pe’rasa’an langsung (dzawq) mengenai hakikat sebuah objek, bukan aspek lahiriah dari objek itu. Henry Bergson membagi pengetahuan menjadi dua macam; ‘pengetahuan mengenai (knowledge about)’ dan pengetahuan tentang (knowledge of). Yang pertama bersifat diskursif-simbolis, sementara yang kedua bersifat langsung.

Perspektif Islam

Jawaban Tuntas Usia Aisyah Saat Menikah dengan Nabi Muhammad Saw.



Jadi tidaklah mengherankan jika jaman dulu, banyak kontradiksi mengenai berapa tepatnya umur seseorang, atau kapan dia dilahirkan. Sebagai contoh, Dahlan Iskan, CEO Jawa Pos Group, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PLN. Dia tidak mengetahui secara persis, tahun berapa dia dilahirkan. Orang tuanya tidak pernah mencatat tanggal kelahirannya, apalagi membuatkan akte kelahiran saat dia dilahirkan. Padahal Dahlan Iskan dilahirkan pada abad ke-20, di mana alat tulis n kalender sudah banyak tersedia n mudah didapat. Apakah anda heran dengan hal ini ?
Silahkan baca buku biografi Dahlan Iskan.

Apalagi mengenai kelahiran Aisyah ra, yang hidup pada abad ke 7 Masehi. Siapa yang berbuat aneh n menyalahi adat dengan menyebutkan umur Aisyah ? Jelas tidak ada yang tahu pasti tahun berapa beliau dilahirkan. Adat n budaya masyarakat Quraisy pada jaman itu tidak pernah menganggap penting mengenai hari kelahiran, apalagi kelahiran anak perempuan yang dianggap aib pada jaman itu.

Kalo ada riwayat ato hadits yang menyebut mengnai usia Aisyah saat menikah, maka patut diragukan keshihannya. Tulisan di bawah akan membuktikan hal tersebut. Jelas fitnahan ini dihembuskan oleh misionaris n musuh Islam untuk melakukan pembunuhan karakter terhadap Nabi Muhammad SAW. Hal ini tidaklah mengherankan, sebab dah terbukti bahwa kaum yahudi n nasrani gemar sekali melakukan fitnahan yang keji terhadap nabi2 mereka. Kalo kita membaca Alkitab Perjanjian Lama, hampir semua Nabi difitnah melakukan hal2 yang keji n kotor. Hal ini tidaklah mengherankan, karena para penulis alkitab yang anonim alias tak dikenal,jelas menolak n menentang ajaran yang dibawa Nabi2 tersebut.

Jika kita mau meluangkan waktu meneliti sejarah yang ada, maka kita akan mendapatkan pemahaman yang benar mengenai peristiwa ini. Alhamdulillah, Allah swt, selalu memberi jawaban atas apa yang menjadi pertanyaanku. Aku menemukan tulisan saudara muslim di internet, yang menjadi jawaban atas pertanyaan ini. sehingga tidak perlu lagi bersusah payah meneliti hadits satu persatu. Agar bermanfaat, maka aku tuangkan dalam blogku. Di bawah ini adalah salinan dari tulisan yang aku peroleh, aku posting apa adanya. dipersilahkan untuk dicopy ato dishare tanpa mengubah isinya.


Pernikahan Nabi Muhammad saw. dengan Siti Aisyah

Saudaraku Seiman....,Janganlah Mencaci maki sembahan Umat Lain!



Oleh Id Amor Di Facebook

Sebagai sesama Muslim,Kita diperintahkan mengisi waktu / umur yang tersedia ini untuk saling mengingatkan tentang Kebenaran dan Kesabaran,Agar tidak termasuk Golongan yang merugi.
sebagaimana Firman Allah ini :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
وَالْعَصْرِ
waal'ashri
audio[103:1] Demi masa.
إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
inna al-insaana lafii khusrin
audio[103:2] Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri
audio[103:3] kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Maka Catatan ini perlu saya sampaikan kepada saudara saudaraku Seiman, Merupakan salah satu Usaha Kongkrit untuk melaksanakan Ayat diatas.
dan Pesan ini perlu saya sampaikan karena memperhatikan Fenomena yang begitu banyaknya Penulis lihat dan baca betebaran Ejekan,Hujatan dan Caci maki terhadap Tokoh yang sekaligus dipertuhankan oleh Umat lain.