Cari Di Blog Ini

Rabu, 28 Maret 2012

Inilah Maksud Dosa Syirik yang Tak Terampuni



Oleh: Badrul Tamam

Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semsta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada bagidan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Syirik merupakan kezaliman terberat dan dosa terbesar terhadap Allah Subhanahu wa Ta'ala. Berbuat syirik juga berarti berbuat kurang ajar terhadap Allah 'Azza wa Jalla. Bagaimana tidak, makhluk yang lemah, senantiasa butuh kepada rizki Allah, tidak kuasa atas hidup dan matinya sendiri disamakan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala sang pencipta semua makhluk, pemberi rizki, menghidupkan dan mematikan mereka, dan Maha kuasa atas segala sesuatu.
Seorang musyrik menyamakan sesuatu yang tidak memiliki kekuasaan atas apapun jua dengan Dzat yang semua urusan berada ditangan-Nya. Menyamakan orang fakir dari segala sisi dengan Zat yang Mahakaya dari berbagai sisi. Menyamakan yang tidak memberikan rizki sedikitpun dengan Zat yang telah menciptakan apa yang menjadi rizki bagi manusia dan menganugerahkan semua itu kepadanya. Maka adakah kezaliman yang lebih dahsyat dari ini?

Dzikir Saat Bersin (Oleh Orang yang Bersin dan yang Mendengarnya)

Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Apa yang dibaca orang yang bersin, apa yang harus dibaca orang yang mendengar tahmid orang bersin, dan apa pula yang harus dijawab oleh yang bersin teringkas dalam hadits berikut ini:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُك اللَّهُ وَلْيَقُلْ هُوَ يَهْدِيكُمْ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
"Apabila salah seorang kamu bersin, hendaknya ia mengucapkan: الْحَمْدُ لِلَّهِ Al-Hamdulillah. Dan hendaknya saudaranya atau sahabatnya mengucapkan kepadanya: يَرْحَمُك اللَّهُ Yarhamukallah. Maka apabila ia mengucapkan yarhamukallah kepadanya, hendaknya ia mengucapkan: يَهْدِيكُمْ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ Yahdikumullah wa Yuslihu Baalakum. (HR. al-Bukhari no. 5756)
Hakikat Bersin
Bersin merupakan nikmat dari Allah bagi seseorang. Melaluinya, Allah memberikan banyak manfaat bagi seseorang dan menghindarkan dari berbagai bahaya yang mengancam kesehatannya. Juga keberadaannya menjadi pertanda berjalannya metabolisme tubuh, berfungsinya organ, dan fitalitas badan.
Dr Michael Roizen, wellness officer Cleveland clinics menegaskan, bersin merupakan kegiatan yang positif karena berfungsi membersihkan faring (rongga antara hidung, mulut, dan tenggorakan). Dalam Syarh Riyadhus Shalihin, Syekh Utsaimin mengutarakan, bersin dapat menggiatkan otak dan meringankan tubuh. Dan tambahan dari pengarang 'Aunul Ma'bud, bersin dapat menjernihkan ruhani dan menguatkan fungsi indera manusia.
Menurut Ibnul Qayyim, bersin dapat mengeluarkan uap dari dalam otak yang jika dibiarkan akan berbahaya. (Zadul Ma’ad 2: 438).
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ وَحَمِدَ اللَّهَ كَانَ حَقًّا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يَقُولَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ
"Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Maka jika salah seorang kalian bersin dan memuji Allah, wajib bagi setiap muslim yang mendengarnya agar mendoakannya: Yarhamukallah (semoga Allah merahmatimu)." (HR. al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)
Untuk itulah, setelah mendapatkan nikmat bersin, seseorang dianjurkan untuk bersyukur kepada Allah. Dan syukur ini diwujudkan dengan bertahmid (membaca Alhamdulillah), sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits:
إذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ
"Apabila salah seorang kamu bersin, hendaknya ia mengucapkan: Al-Hamdulillah." (HR. al-Bukhari) Membaca Alhamdulillah ini, oleh sebagian ulama dihukumi wajib. Namun imam Nawawi berpendapat berbeda, membaca hamdalah adalah sunnah.
. . . setelah mendapatkan nikmat bersin, seseorang dianjurkan untuk bersyukur kepada Allah. Dan syukur ini diwujudkan dengan bertahmid (membaca Alhamdulillah) . . .
Bagi yang Mendengar Tahmidnya Orang Bersin?

Mengingatkan Keutamaan Hari Jum'at Agar Semangat Meraih Keutamannya



Oleh: Ust. Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Allah Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS. Al-Jumu'ah: 9)
Hari jumat adalah hari yang agung di sisi Allah Ta'ala. Allah telah mengistimewakan hari jumat bagi kaum muslimin dan menjadikannya sebagai hari raya perpekan untuk mereka.
Pada hari itu, Allah mewajibkan shalat Jum'at dan khutbahnya. Memerintahkan kepada mereka agar bersama-sama mendatanginya untuk menyatukan hati dan membina persatuan mereka. Fungsi lainnya, kegiatan Jum'atan menjadi media taklim (pengajaran) untuk orang jahil di antara mereka, dan untuk memberikan peringatan bagi yang lalai. Juga sebagai media meluruskan orang yang menyimpang. Oleh sebab itu, Allah mengharamkan semua kesibukan dengan urusan dunia dan setiap aktifitas yang memalingkan dari menghadiri Shalat Jum'at saat sudah dikumandang panggilan Shalat.
Allah telah menyediakan janji istimewa bagi hamba-Nya yang memuliakan hari tersebut dengan pahala yang besar ampunan dosa selama satu pekan. Yakni apabila ibadah Jum'at yang dikerjakan hamba tersebut baik dan menghiasinya dengan syarat-syarat kesempurnaanya.

Mengapa Jilatan Anjing Dibersihkan dengan Tanah, Bukan dengan Air? [1]


Ilustrasi (inet)


Sebelumnya telah dijelaskan bahwa keikhlasan beribadah menghendaki perintah dipatuhi karena ia diperintahkan syariat, dan larangan dijauhi karena itu kehendak syariat. Tahu hikmahnya atau tidak syariat tetap wajib dijalankan. Hikmah syariat tidak lain kecuali penguat terhadap kelayakan hukum tertentu untuk dilaksanakan. Olehnya itu, mengetahui kelayakan hukum tersebut untuk dijalani bukanlah tugas hamba. Akan tetapi, tugasnya sekedar mengerjakannya karena ia perintah dan meninggalkannya karena ia larangan.

Yang diketahui bersama, sahabat menyandang derajat keimanan tertinggi karena mereka mematuhi syariat sesuai dengan apa yang diwahyukan, tanpa menanyakan sebelumnya: “kenapa ini diperintahkan? Kenapa pula itu dilarang?” Mereka mengerjakannya dengan sepenuh jiwa, raga, dan hati, tanpa memedulikan hikmah-hikmah penetapannya. Dengan sikap seperti ini, mereka dipuji oleh teks-teks syariat yang abadi sehingga menjadi teladan oleh generasi mendatang, seperti: Q.S. At-Taubah [9]: 100, dan hadits Nabi Saw berikut ini:
(لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى! لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى! فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغََ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ). كذا في صحيح الإمام البخاري، وفي صحيح الإمام مسلم زيادة لفظ: (فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ).
“Janganlah mencela sahabat-sahabatku! Janganlah mencela sahabat-sahabatku! Seandainya salah seseorang di antara kalian menafkahkan hartanya (berupa emas) setinggi gunung Uhud, maka itu pun belum menyamai pengorbanan salah seorang dari mereka atau seperduanya.”[[2]]

Demikian periwayatan ini di Shahîh Imam Bukhâari. Di Shahîh Imam Muslim ada tambahan kalimat, yaitu Sabda Rasul Saw: “Demi jiwaku yang ada di genggaman-Nya. Seandainya…”

Karena keikhlasan beribadah lebih jauh ditentukan oleh cara menyikapi hikmah-hikmah syariat, maka di sini saya mengajak Anda menelaah pernyataan Ustadz Said Nursi sebelum saya mengajak Anda yang kedua kalinya untuk menjawab pertanyaan berikut ini: “Kenapa jilatan anjing dibersihkan dengan tanah sesuai dengan ketetapan syariat? Bukan dengan air? Bukankah Air alat pembersih utama dari pelbagai jenis kotoran? Apakah di sini tanah punya kelebihan yang tidak dimiliki air? Tolong jelaskan dari dimensi mana saja sesuai dengan teks-teks yang sampai di tangan Anda?”

Apakah Yesus Disalib Dan Apakah Yesus Tuhan?


Ilustrasi (inet)


Kritik Kandungan Ayat Penyaliban Dalam Injil Yang Empat (Markus, Matius, Yohanes dan Lukas)
Kontradiksi penyaliban Yesus; Apakah Yesus Memikul salibnya Sendiri ataukah ada seseorang yang membantu memikulkan salibnya?

Berikut cuplikan penyaliban Yesus dalam Injil yang empat:
Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene bernama Simon. Mereka memaksa orang itu memikul salib Yesus. (Matius Pasal 27: 32)
Yesus keluar dengan memikul sendiri salib-Nya ke tempat yang bernama “Tempat Tengkorak“. (Di dalam bahasa Ibrani disebut Golgota). (Yohanes Pasal 19: 17).
Di tengah jalan mereka memaksa seorang memikul salib Yesus. Orang itu kebetulan baru dari desa hendak masuk ke kota. (Namanya Simon, –berasal dari Kirene–ayah dari Aleksander dan Rufus.). (Markus Pasal 15: 21).
Maka Yesus pun dibawa oleh mereka. Di tengah jalan, mereka berjumpa dengan seorang yang bernama Simon, yang berasal dari Kirene, yang sedang masuk ke kota. Mereka menangkap dia, lalu memaksa dia memikul kayu salib itu di belakang Yesus. (Lukas Pasal 23: 26).

Apakah Yesus memakai baju ketika disalib? Dan manakah yang diundi, pakaian atau jubah atau kedua-duanya atau salah satunya?