Oleh: Badrul Tamam
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah,
Rabba yang senantiasa kita memuji-Nya, memohon pertolongan dan meminta
ampun kepada-Nya. Kita berlindung kepada-Nya dari keburukan diri kita
dan jeleknya amal perbuatan kita. Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka tidak ada seorangpun yang sanggup menyesatkannya. Sebaliknya,
siapa yang disesatkan oleh Allah, maka tak seorangpun yang sanggup
memberinya petunjuk.
Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
penyampai risalah, pembawa kebenaran, dan suri teladan dalam kehidupan
berislam. Semoga shalawat dan salam juga dilimpahkan kepada keluarga,
para sahabat, dan siapa yang mengikuti sunnah-sunnahnya hingga akhir
zaman.
Sejarah selalu berulang. Karenanya
Al-Qur'an banyak membicarakan tentang kaum terdahulu. Sehingga kaum
muslimin pintar dalam mengambil pelajaran.
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ
"Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan." (QS. Al-Hasyr: 2)
Begitu juga sejarah kesesatan akan
berulang. Hanya saja bentuknya sedikit berbeda. Jika dahulu Prof. DR. H.
Munawir Sjadzali MA, dengan pemikirannya "Reaktualisasi Islam"-nya
melakukan penggusuran hukum waris antara laki-laki dan perempuan dari
dua banding satu (2:1) menjadi sama, satu banding satu (1:1). Maka
sekarangpun muncul Dr. H. Mukhtar Zamzami, SH, MH, yang menganggap
“Pembagian Waris Sama Rata Tidak Masalah” tulis pelitaonline.com, Rabu,
11 Januari 2012.