Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Tahun
baru masehi pada zaman kita ini dirayakan dengan besar-besaran. Suara
terompet dan tontonan kembang api hampir menghiasi seluruh penjuru dunia
di barat dan di timurnya. Tidak berbeda negara yang mayoritas
penduduknya kafir ataupun muslim. Padahal, perayaan tersebut identik
dengan hari besar orang Nasrani.
Banyak
keyakinan batil yang ada pada malam tahun baru. Di antaranya, siapa
yang meneguk segelas anggur terakhir dari botol setelah tengah malam
akan mendapatkan keberuntungan. Jika dia seorang bujangan, maka dia akan
menjadi orang pertama menemukan jodoh dari antara rekan-rekannya yang
ada di malam itu. Keyakinan lainnya, di antara bentuk kemalangan adalah
masuk rumah pada malam tahun tanpa membawa hadiah, mencuci baju dan
peralatan makan pada hari itu adalah tanda kesialan, membiarkan api
menyala sepanjang malam tahun baru akan mendatangkan banyak
keberuntungan, dan bentuk-bentuk khurafat lainnya.
Sesungguhnya
keyakinan-keyakinan batil tersebut diadopsi dari keyakinan batil
Nasrani. Yang hakikatnya, mengadopsi dan meniru budaya batil ini adalah
sebuah keharaman. Karena siapa yang bertasyabbuh (menyerupai) kepada
satu kaum, maka dia bagian dari mereka.