Cari Di Blog Ini

Sabtu, 24 Desember 2011

Surat Cinta Untuk Ibu


Wahai angin…
Ku titipkan hembusan cinta suci ini…
Untuk orang terkasih dari orang yang paling ku sayang,
Orang terhebat dari orang-orang teristimewa…
Dia adalah sosok yang dulu aku berada di perutnya selama 9 bulan,
Yang kerap kubentak!
Saat inginku tak terpenuhi
Yang kerap ku acuhkan,
Saat dia penuh harap akanku…
Ibu…
Koreng ini belum juga mengering…
Bahkan nanah itu kian membusuk,
Pada jiwa-jiwa tak tenang…
Pada sujud sepertiga malam itu doaku melambung,
Bertebaran bersama meteor, membentuk satu rasi…
Ku mencipta wajah teduhmu dalam lentera kalbuku…
Nasihat bijakmu menambal luka-luka akhlakku…
Aliran deras dari sudut mataku,
Menyiratkan duka…
Penyesalan,
Dulu, ku menyisakan luka menganga…
Membekas mengguratkan lara,
Keluh kesahmu tak pernah kau adu, padaku…
Kau tegar dalam segala pahitnya kenyataan,
Kini ku terlahir bagai bayi suci…
Merengek…
Memohon,
Mengemis maaf dari hatimu…
Senyum simpul nan renyahmu teramat tulus,
Menyambut segala “kekurangajaranku”
Harapku, bisa terlelap di telapak kakimu
Kelak…
Ingin ku cium kakimu,
Memelukmu erat pada taman-taman syurga
Duduk berdua…
Bercengkerama mesra pada dipan-dipan milikNya…
Ibu…
Kau tahu?
Curahan hidupku untukmu,
Dunia harus tahu bahwa aku sangat mencintaimu…
Rabbi izinkan aku melukis bahagia pada jiwanya…
Menopang segala kepayahannya…
Ibu, I LOVE YOU

Mulut (Bisa) Membawa Maut


1
email


Segala yang keluar dari penuturan kita, manusia, mencerminkan hakikat diri kita. Mulut (lisan) merupakan bagian vital kita yang penggunaannya mendominasi keseharian kita. Sering kita mendengar bahwa Allah telah menciptakan untuk kita, hamba-Nya, satu mulut dan dua telinga dengan harapan kita lebih mendengar daripada melihat. Akan tetapi, pada kenyataannya, manusia banyak memfungsikan anggota tubuh yang memiliki dua bibir ini daripada menajamkan penggunaan telinga.

Kenapa?

Adalah fitrah bahwa manusia ingin mendapatkan pengakuan di lingkungan tempat dia berada. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi manusia menurut Maslow (1943). Dan berbicara adalah satu upaya paling kentara dari upaya aktualisasi diri. Dengan berbicara, kita mentransferkan apa-apa yang menjadi ide, harapan, keinginan, maupun tanggapan kita terhadap sesuatu.

Berbicara juga merupakan salah satu cara kita mengetahui karakter diri maupun orang sebagai lawan bicara kita. Walaupun bukan suatu kemutlakan, logikanya, orang dengan latar belakang pendidikan tinggi, akan memiliki cara dan bahasan pembicaraan yang lebih matang dibandingkan orang yang tidak memiliki background pendidikan sama sekali. Demikian halnya dengan karakter. Orang dengan karakter rendah hati dan lembut, akan berimbas pada cara bicaranya yang juga lembut. Orang dengan karakter keras cenderung memiliki cara bicara yang to the point dan tegas. Sekali lagi, hal ini bukan suatu kemutlakan karena tidak jarang kita saksikan, orang dengan level pendidikan tinggi malah mengatakan hal-hal kasar, menjatuhkan, dan tidak mendidik. Dan sesekali mungkin kita temui orang dengan pribadi kuat dan tegas namun cara bicaranya sejuk lagi lembut.

Mulut dan bicara adalah dua hal tak terpisahkan dari diri manusia. Keduanya menjadi ujung tombak kehidupan, utamanya kehidupan sosial manusia. Sebuah statemen ‘mulutmu harimaumu’ cukup merepresentasikan bagaimana pentingnya memiliki dan menjaga mulut kita dari hal-hal yang sia-sia apalagi merugikan.

Sering saya melihat di lingkungan pergaulan di sekitar saya yang dengan enteng kata-kata umpatan kasar terucap. Entah hewan berkaki empat nyata atau diplesetkan, entah kata umpatan dalam bahasa inggris, atau yang lain sering bersliweran di telinga saya. Hal itu sangat membuat saya merasa risih dan jengah. Saya menjadi ingat betapa Melalui kata yang terucap oleh mulut, perkelahian hingga pertumpahan darah pun bisa terjadi.

Saya sangat salut dengan cara orang tua saya mendidik kami, anak-anak mereka, tentang berbicara. Saya, semenjak TK hingga sekarang, sangat jarang mengatakan kata-kata umpatan. Ketika marah, benci, atau mendapat hal kurang menyenangkan apapun, diri saya pribadi akan sangat menghindar dari perkataan kasar. Bagaikan mendapat sengatan listrik jika saya mungkin secara emosional melontarkan umpatan.

Saya bahkan masih mengingat peristiwa yang sampai sekarang saya jadikan pembelajaran tentang pendidikan orang tua saya terhadap berbicara ini. Bukan bermaksud menyombongkan diri ataupun orang tua, saya hanya ingin sedikit berbagi hal sederhana ini. Dulu, saat pertelevisian tanah air tengah ramai oleh serial Warung Kopi (warkop); Dono, Kasino, dan Indro, terdapat sebuah kata yang saya imitasi dari tokoh Indro. Kata sederhana yakni ‘inang’.

Kata ini diucapkan tokoh saat tengah mendapat kesialan seperti tersandung, jatuh, kaget, dll. Dan itu pernah satu-dua kali saya lontarkan saat saya mendapat hal kurang mengenakkan. Mendengar hal itu, dengan tegas ibu saya menegur dan memberhentikan perbuatan saya itu. Kata beliau, jika dibiarkan, meskipun hal itu kecil, akan berdampak buruk bagi saya ke depan.

Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”

Nah, betapa pentingnya menjaga segala sesuatu yang terucap dari mulut kita. Menjaganya bukan berarti menjadikan kita pribadi pendiam yang introvert. Namun, menjaga lisan mengarahkan kita menjadi pribadi hanif, berakhlaq, dan bermanfaat…
Jagalah lisan, jangan kau kotori
Jagalah lisan, ujung tombak hidup ini…
(menyitir dengan perubahan lagu Jagalah hati, Aa’ Gym)

FUI Menerima Pengaduan Karyawan Muslim yang Dipaksa berbusana Natal

CIANJUR  - Mencermati maraknya perusahaan-perusahaan yang memerintahkan para karyawannya mengenakan atribut dan busana natal, FUI (Forum Umat Islam) mengambil sikap tegas untuk mengatasi masalah tersebut.

Ditemui usai acara sarasehan aktivis Islam nasional, Sekjen FUI KH. Muhammad Al Khaththath menyatakan bahwa mengenakan atribut-atribut atau busana natal haram hukumnya bagi seorang muslim
.
“haram hukumnya bagi seorang muslim menggunakan atribut-atribut yang menunjukkan agama orang lain. Seperti seorang muslim mengenakan kalung salib, seorang muslim mengenakan pakaian pendeta termasuk pakaian Sinterklas kalau itu memang suatu tanda dari agama Kristen, yang saya dengan Sinterklas itu kan Santa Claus, maka itu hukumnya juga haram,” kata Al Khaththath kepada voa-islam.com, Ahad (18/12).

Oleh sebab itu FUI menghimbau kepada seluruh pemilik perusahaan untuk tidak memaksakan pegawainya yang beragama Islam mengenakan atribut yang berbau natal. Menurutnya kebijakan mengenakan busana atau atribut natal cukup dikenakan kepada pegawai yang beragama Nasrani saja bukan kepada pegawai muslim, sebab jika itu dipaksakan akan melanggar UUD 45 yang menjamin kebebasan beragama seseorang.
“Oleh karena itu dalam hal ini saya menyeru kepada seluruh pemilik kantor, mal atau retail apa pun agar tidak memaksakan penggunaan atribut-atribut Sinterklas atau pun yang berbau natal kepada pegawai-pegawainya yang muslim. Apabila itu dikenakan kepada pegawainya yang Nasrani itu sudah hal yang wajar dan seharusnya mereka bisa membebankan itu kepada pegawai-pegawainya yang Nasrani. Tetapi kalau kepada yang muslim tolong hentikan kebijakan seperti itu sebab ini merupakan pemaksaan kepada orang-orang muslim untuk mengenakan sesuatu yang diharamkan dalam agama Islam dan ini sekaligus melanggar UUD 45 tentang hak asasi manusia pasal 29,” jelasnya.

Selain itu FUI akan mengumpulkan data apabila mendapati adanya pemaksaan penggunaan atribut natal bagi karyawan muslim. Bahkan FUI juga membuka diri untuk menerima laporan sekaligus mengadvokasi jika ada  karyawan muslim yang dipaksa mengenakan busana natal.

“FUI akan mengumpulkan data jika ada mal yang melakukan pemaksaan penggunaan atribut natal bagi karyawannya yang muslim. Kita menampung laporan-laporan dari para karyawan kalau seandainya mereka dipaksa untuk mengenakan busana Sinterklas maka tim Advokasi FUI insya Allah siap untuk membantu,” tutupnya. (voa-islam.com)

Toleransi Semu Natal dan Tahun Baru

Kita mau ngomongin sesuatu yang berbahaya yang tanpa sadar mengintai akidah kaum Muslimin atas nama toleransi semu. Bahaya yang mengintai setiap bulan Desember dan tahun baru. Yup, bahaya perayaan Natal dan perayaan Tahun Baru.
Suasana natal merebak di sekitar kita. Mal, plaza, hotel, toko, baliho di jalan-jalan protokol, dan umbul-umbul sepanjang jalan terlihat semarak menyambut natal dan tahun baru. Tak ketinggalan televisi dan radio juga saling bersaing program natal dan tahun baru. Acara-acara yang tersuguh khas nuansa natal semisal pohon cemara dan pernik-perniknya, lagu malam kudus atau Holy Night dalam versi Inggris-nya dan juga nggak ketinggalan Jingle Bell. Juga ada Sinterklas dan kado-kado, kereta salju yang ditarik anjing kutub dan anak-anak miskin yang mendapat kegembiraan karena ada hadiah-hadiah yang mereka inginkan

Perayaan Natal dan Tahun Baru Syi'ar Agama Orang Kafir

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang Esa. Shalawat dan salam kepada Nabi terakhir, Muhammad bin Abdillah, serta keluarga dan sahabat beliau.

Setiap umat memiliki hari besarnya masing-masing untuk mengenang dan menghidupkan moment tertentu atau untuk mengungkapkan kebahagiaan, kesenangan, dan syukur yang sifatnya berulang setiap tahun.

Allah mengetahui kecenderungan yang ada dalam diri manusia ini, karenanya Dia memberi petunjuk untuk mengapresiasikannya dengan cara yang mulia. Yaitu dengan mengingatkan hikmah penciptaan, tugas manusia, dan ibadah kepada Allah.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya yang mereka bermain-main (bersenang-senang) di dalamnya. Lalu beliau bertanya, "Dua hari apa ini?" mereka menjawab, "dua hari yang kami bermain-main di dalamnya pada masa Jahiliyah." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah telah mengganti untuk kalian dua hari tersebut dengan Idul Adha dan Idul Fitri." (HR. Abu Dawud dan Ahmad).

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berkata kepada Abu Bakar radhiyallahu 'anhu, "Hai Abu Bakar, setiap kaum memiliki hari raya, dan inilah hari raya kita." (HR. Bukhari).

Dua hadits ini menjadi dalil bahwa hari raya umat Islam hanya dua

Haram Merayakan Natal dan Tahun Baru

Banyak kaum muslimin yang terpedaya dengan tipuan dan kepalsuan yang ditampilkan musuh-musuh Allah, khususnya kaum Nashrani (Kristen) dengan hari besarnya, seperti hari kelahiran Al Masih 'alaihis salam yang mereka sebut "Natal", dan tahun baru Masehi.
Banyak kaum muslimin menghadiri perayaan orang-orang Kristen tersebut di negeri mereka, bahkan sebagian mereka ada yang memboyong tradisi keagamaan tersebut ke negeri kaum muslimin, semoga Allah melindungi kita darinya!.
....Kita tidak boleh ikut-ikutan merayakan dua hari raya Kristen ini.Umat muslim wajib menjauhinya dan memperingatkan saudaranya yang muslim agar tidak terlibat dalam perayaan tersebut....
Lebih ironis lagi, tidak sedikit kaum muslimin yang ikut serta dalam perayaan-perayaan tersebut dengan alasan ini sudah mendunia yang dirayakan oleh setiap negara. Mereka tidak paham bahwa perayaan-perayaan tersebut adalah bagian dari syi'ar (ibadah) agama Kristen. Ikut serta di dalamnya berarti ikut merayakan ajaran/ibadah agama Kristen. Bergembira dan bersenang-senang dengan perayaan tersebut sama artinya bergembira dengan ajaran kufur, menghidupkan dan membesarkannya.
Inilah yang membahayakan akidah dan iman seorang muslim. Karena "siapa yang menyerupai suatu kaum dia bagian dari mereka," sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu bagaimana dengan orang yang ikut serta merayakannya?
Kita tidak boleh ikut-ikutan merayakan dua hari raya Kristen ini. Umat muslim wajib menjauhinya dan memperingatkan saudaranya yang muslim agar tidak terlibat dalam perayaan tersebut.

Baca artikel terkait:
  1. Jika Kisah Bintang Betleham dalam Bibel Benar, Maka Yesus Lahir 17 Juni.
  2. Kristen dan Ateis Perang Banner: Natal Realitas Atau Mitos?
  3. Kuis Natal Berhadiah Mobil BMW.
  4. Natal di Mata Teolog Kristen: Gereja Tak Mengenal Natal.
  5. Kontroversi Natal: Kebohongan Sinterklas, Sosok Pemalas.
  6. Tipuan Pohon Natal = Kelahiran Yesus Menurut Bibel?
  7. Haram Mengucapkan Selamat Natal.
  8. Haram Merayakan Natal dan Tahun Baru.
  9. Perayaan Natal dan Tahun Baru Syi'ar Agama Orang Kafir
  10. Toleransi Semu Natal dan Tahun Baru.

Haram Mengucapkan Selamat Natal

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, beserta keluarga dan para sahabat.
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim." (*QS. Al-Maidah: 51)
"Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka." (QS. Al-Mujadilah: 22)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, "Allah memberitahukan, tidak didapatkan orang beriman mencintai orang kafir. Siapa yang mencintai orang kafir maka dia bukan seorang mukmin. Menyerupai secara dzahir bisa menimbulkan kecintaan maka diharamkan."
....Allah memberitahukan, tidak didapatkan orang beriman mencintai orang kafir. Siapa yang mencintai orang kafir maka dia bukan seorang mukmin. Menyerupai secara dzahir bisa menimbulkan kecintaan maka diharamkan....

Tipuan Pohon Natal = Kelahiran Yesus Menurut Bibel?



Ditulis oleh : Hj.Irena Handono

Untuk menyibak tabir 25 Desember yang diyakini sebagai Hari Kelahiran Yesus, sebaiknya disimak apa yang diberitakan oleh Bibel tentang kelahiran Yesus sebagaimana tercantum dalam Lukas 2:1-8 dan Matius2:1, 10, 11. Sedangkan Markus dan Yohanes tidak menuliskan kisah kelahiran Yesus.






Lukas 2:1-8:
Pada waktu itu Kaisar Agustus mengeluarkan suatu perintah, menyuruh mendaftarkan semua orang di seluruh dunia.. Inilah pendaftaran yang pertama kali diadakan sewaktu Kirenius menjadi wali negeri di Siria. Maka pergilah semua orang mendaftarkan diri, masing-masing di kotanya sendiri. Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, -- karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud -- supaya didaftarkan bersama-sama dengan Maria, tunangannya, yang sedang mengandung. Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.

Jadi, menurut Lukas

Kontroversi Natal: Kebohongan Sinterklas, Sosok Pemalas



MELBOURNE  – Natal alias Christmas yang dirayakan umat Kristen seluruh dunia, hampir tak bisa dipisahkan dari sosok Sinterklas (Santa Claus). Tokoh ini selalu dinanti oleh anak-anak setiap perayaan Natal di akhir tahun. Namun, di balik penampilannya yang tambun, bermuka merah dan riang gembira, sosok khas Sinterklas itu justru bisa memberi pendidikan buruk bagi anak-anak.

Demikian menurut hasil penelitian seorang akademisi Australia, Dr. Nathan Grills dari Universitas Melbourne. Diterbitkan dalam British Medical Journal, Gills menyatakan bahwa karakter unik Sinterklas kini bisa dipandang sebagai tokoh yang mempromosikan gaya hidup yang tidak sehat.
...Sinterklas dianggap tokoh yang terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk anak-anak...
Menurut Grills, dengan tubuhnya yang selalu digambarkan tambun, Sinterklas dianggap tokoh yang terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk anak-anak, yang selalu senang dengan Sinterklas karena selalu memberi hadiah natal - walau itu berasal dari

Natal di Mata Teolog Kristen: Gereja Tak Mengenal Natal



KELAHIRAN YESUS (SEJARAH TANGGAL HARI RAYA NATAL)
by: Dr. J.L. Ch. Abineno

Gereja-gereja merayakan Natal pada tanggal 25 Desember. Kebiasaan ini baru mulai dalam abad ke-4. Sebelum itu Gereja tidak mengenal perayaan Natal. Terutama karena Gereja tidak tahu dengan pasti bilamana –pada hari dan tahun berapa– Yesus dilahirkan. Kitab kitab Injil tidak memuat data data tentang hal itu. Dalam Lukas 2 dikatakan, bahwa pada waktu Yesus dilahirkan gembala gembala sedang berada “di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam” (ayat 8). Itu berarti, bahwa Yesus dilahirkan antara bulan

Kristen dan Ateis Perang Banner: Natal Realitas Atau Mitos?

NEW YORK (voa-islam.com) – Jelang Natal, umat Kristen dan kaum Ateis di New York perang iklan melalui banner di berbagai sudut kota. Kristen pasang iklan banner menganjurkan perayaan Natal, sebaliknya Ateis memperingatkan bahwa Natal adalah mitos belaka!
Pengendara mobil yang akan memasuki Kota New York melalui terowongan Lincoln, akan menghadapi pertempuran keyakinan. Pasalnya, dua papan iklan (billboard) yang berhubungan dengan keyakinan akan kebenaran Natal dipasang di pinggir

Jika Kisah Bintang Betleham dalam Bibel Benar, Maka Yesus Lahir 17 Juni




LOS ANGELES (voa-islam.com) – Jika legenda tiga orang majus dan bintang Betlehem dalam kisah kelahiran Yesus yang diceritakan dalam Alkitab itu benar, bisa diprediksikan bahwa Yesus tidak lahir tanggal 25 Desember, melainkan 17 Juni.
Legenda mengenai bintang yang muncul di langit tepatnya di kota Betlehem yang memimpin tiga orang majus ke palungan, tempat di mana bayi Yesus terbaring telah diperdebatkan selama beberapa waktu, demikian dirilis Telegraph, Senin (13/2).
Pertanyaannya apakah bintang terang tersebut benar-benar nyata?

Kuis Natal Berhadiah Mobil BMW, Mustahil Kristen Bisa Menjawab!!



By: Wencelclaus Insan LS Mokoginta
Pengantar redaksi:
 
Menyambut Natal, Pendeta Muhammad Nurdin menulis buku "Selamat Natal Menurut Al Qur’an." Pada halaman 11-12, Gembala Gereja Kristen Maranatha ini  menuduh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam pernah beragama Kristen dan merayakan Natal bersama dan mengucapkan Selamat Natal Qurani. Untuk menanggapi hujatan pendeta ini, kami tampilkan artikel Natal tulisan H Insan LS Mokoginta (Wencelclaus), muallaf mantan Katolik. Semoga tulisan ini bisa meredam hujatan Pendeta Nurdin.

MANA dalilnya dalam Alkitab yang menyatakan Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah untuk merayakan Natal? Jika ada umat Kristiani atau siapapun yang bisa menunjukkan dalilnya dalam Alkitab (Bibel) bahwa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember, kami sediakan hadiah sebuah mobil BMW baru untuk satu pertanyaan ini.
Natal atau Christmas diartikan sebagai hari kelahiran Yesus, yang dirayakan oleh hampir semua orang Kristen di dunia, sebenarnya berasal dari ajaran Gereja Katolik Roma. Sesungguhnya ajaran tersebut tidak terdapat dalam Alkitab dan Yesus pun tidak pernah memerintahkan kepada murid-muridnya untuk menyelenggarakan atau merayakannya.

Perayaan yang masuk ke dalam ajaran Gereja Katolik Roma pada abad keempat ini, berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Perayaan Natal yang diselenggarakan di seluruh dunia ini samasekali tidak mempunyai dasar atau dalil yang tertulis di dalam Alkitab (Bibel).

Natal berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia kuno di bawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi Nuh). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel, membangun kota Babilonia, Niniweah dll, serta kerajaan di dunia dengan sistem kehidupan, ekonomi dan dasar-dasar pemerintahan. Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak, di antaranya dia mengawini ibu kandung-nya sendiri Semiramis.
....Natal berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia kuno di bawah raja Nimrod....