a
Artikel by : Kafil Yamin
Namanya sekarang Abdurraheem Green. Bahkan orang menaruh kata Syeikh di depan namanya. Dia anak pejabat kolonial Inggris di Tanzania. Waktu kecil sang ayah memasukannya ke sekolah gereja di Bologna, dia ber‘sekolah pondok’ di situ sampai remaja. Keluar dari sana dengan kesadaran seorang Kristen yang saleh. Berkulit putih, bertampang ala pemusik rock, cukup ‘manusiawi’ kalau perasaan superioritas kulit putihnya muncul ketika berhadapan dengan orang Asia atau orang ‘dunia ketiga’.
Namanya sekarang Abdurraheem Green. Bahkan orang menaruh kata Syeikh di depan namanya. Dia anak pejabat kolonial Inggris di Tanzania. Waktu kecil sang ayah memasukannya ke sekolah gereja di Bologna, dia ber‘sekolah pondok’ di situ sampai remaja. Keluar dari sana dengan kesadaran seorang Kristen yang saleh. Berkulit putih, bertampang ala pemusik rock, cukup ‘manusiawi’ kalau perasaan superioritas kulit putihnya muncul ketika berhadapan dengan orang Asia atau orang ‘dunia ketiga’.