Cari Di Blog Ini

Selasa, 27 Desember 2011

Abdur Raheem Green: Pertanyaan Sederhana, Mengantarkannya pada Islam

a
 
Artikel by : Kafil Yamin

Namanya sekarang Abdurraheem Green. Bahkan orang menaruh kata Syeikh di depan namanya. Dia anak pejabat kolonial Inggris di Tanzania. Waktu kecil sang ayah memasukannya ke sekolah gereja di Bologna, dia ber‘sekolah pondok’ di situ sampai remaja. Keluar dari sana dengan kesadaran seorang Kristen yang saleh. Berkulit putih, bertampang ala pemusik rock, cukup ‘manusiawi’ kalau perasaan superioritas kulit putihnya muncul ketika berhadapan dengan orang Asia atau orang ‘dunia ketiga’.

Pemuka Gereja Ortodoks Rusia itu Akhirnya Memilih Menjadi Seorang Muslim


Dr. Viacheslav Polosin adalah seorang pater yang masuk dalam jajaran pejabat tinggi di Gereja Ortodoks Rusia. Pria kelahiran Moskow, 26 Juni 1956 mulai bekerja untuk Gereja Ortodoks pada tahun 1980 sebagai seorang "Reader" (orang yang bertanggung jawab untuk membacakan kutipan-kutipan kitab suci dalam peribadatan).

Polosin adalah lulusan Universitas Moskow, Fakultas Filsafat, jurusan sosiologi, tahun 1978. Ia kemudian belajar teologi di sebuah seminari di Moskow. Setelah lulus dari seminari tahun 1983, Polosin ditunjuk sebagai diaken (mengerjakan tugas-tugas pelayananan gereja), lalu diangkat menjadi pater.

Keagungan dan Kemuliaan Seorang Muhammad

a
m0q0gg78 
Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan  keluarga maupun untuk dijual.
 
Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsing lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. 

Sayidatina ‘Aisyah menceritakan: ”Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.

Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pulang kembali sesudah selesai sembahyang.”

Foto-foto Eksklusif Peninggalan Rasulullah SAW: Menggetarkan, Menyentuh Qalbu Menambah Cinta!!

a
 
Bila kita berjauh jarak dengan sang terkasih Muhammad Rasulullah. Kita hanya bisa menjumpainya melalui do’a-do’a yang kita lantunkan, memohon syafa’at Nabi untuk keselamatan kita di akhirat dari pedihnya adzab neraka, tidakkah foto-foto berikut ini mengobati kerinduan kita yang sangat dalam kepada Sang Nabi Tercinta, Kekasih Allah, pribadi mulia panutan alam?? Ratusan orang meneteskan air matanya setelah menatap langsung baju beliau yang bersahaja dan sudah robek, sandal beliau, keranda beliau yang tak terhalang apapun. Allahu Akbar … serasa dekaaat denganmu ya Rasulullah … Andai aku bisa melihat wajahmu, rontok segala persendianku, tak tahan dengan kenikmatan memandang kemuliaan wajahmu… Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad ….
(Foto-foto ini kebanyakan adalah koleksi yang tersimpan dari berbagai tempat di beberapa negara: Museum Topkapy di Istambul Turki, Yordania, Irak dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Selamat merasakan kelezatan menatap peninggalan-peninggalan ini. Semoga kerinduan kita semakin memuncak kepada sang Nabi Agung, sang kekasih Allah …)
Allahumma shalli ‘ala sayyidina wa maulana Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassallam …
__________________________

a
the-blessed-shirt-of-prophet-muhammad-saw
The Blessed Shirt of Prophet Muhammad SAW (Baju gamis Nabi SAW yang lusuh dan robek-robek. Yaa Allah … betapa sederhananya baju sang pemimpin dunia yang suci nan agung ..!!)
a
the-blessed-shirt1-of-prophet-muhammad-saw
The Blessed Shirt of Prophet Muhammad SAW (Bagian dari baju gamis Nabi SAW yang sudah sobek)

Kolonialisme Dan Misi Kristen Dalam Sejarah Indonesia (1)


Penjajah Belanda Membawa Misi Salibi Ke Indonesia
Oleh, Muhammad Isa Anshary
(Peneliti Pusat Studi dan Peradaban Islam)
Kolonialisme dan misi Kristen mempunyai hubungan sangat erat. Di negara-negara Muslim, keduanya sering dibantu oleh orientalisme sehingga menjadi gerakan bersama Barat untuk menghadapi Islam. Fakta sejarah pun menunjukkan bahwa gerakan kolonialisme selalui disertai oleh kegiatan misionaris Kristen dan orientalis[1]. Banyak sarjana, baik dari kalangan Muslim maupun Barat, mengakui hal itu.

Dari kalangan Muslim misalnya Muhammad Al-Ghazali [2], Musthafa Khalidi, Umar Farukh[3], Abdurrahman Habanakah Al-Maidani[4], Anwar Al-Jundi[5], Muhammad Natsir[6], dan H.M. Rasyidi[7]. Adapun dari kalangan sarjana Barat antara lain Robert Delavignette[8] , Stephen Neill [9], Katie Geneva Cannon [10], Livingstone M. Huff [11], Horst Gründer [12], dan Edward W. Said [13].

Seperti negara Muslim lain yang pernah dijajah oleh bangsa Barat, Indonesia mempunyai pengalaman sejarah mengenai hubungan erat antara kolonialisme dan misi Kristen. Sejarah menunjukkan bahwa Kristenisasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari ekspansi kolonialisme. Agama Kristen datang dan menyebar seiring dengan datang dan menyebarnya kolonialisme Barat. Portugis maupun Belanda sama-sama datang dengan membawa misi Kristen. Di dalam Encyclopædie van Nederlandsch-Indië disebutkan,