Cari Di Blog Ini

Selasa, 17 Januari 2012

Nol Bukan Kosong



“Isi adalah kosong. Kosong adalah berisi”
Kalimat itu pernah kudapat dari film kera sakti. Kalimat yang pernah diucapkan oleh guru sun go kong, biksu Tong Sam Cong.

Sedangkan salah satu dosenku pernah bilang bahwa perkataan itu tidaklah benar. Kosong, ya tetap kosong. Berisi, ya berisi. Tidak mungkin orang yang tidak pernah mau mengisi otaknya dengan belajar bisa serta merta otaknya menjadi berisi dan bisa disamakan dengan orang pintar. Oleh karena itu, kosong tidak berisi dan berisi tidaklah kosong.

Berbicara tentang kosong, aku teringat pada sebuah angka yang ditemukan oleh Al Khawarizmi. Angka nol. Angka yang kemudian menyempurnakan banyak bilangan.

Apakah nol sama dengan kosong? Jawabannya adalah belum tentu.

“Orangtua Membebaskan Saya Memilih, dan Saya Memilih Islam”

Assalamualaikum Wr Wb,
 
Leila Ahmad adalah anak hasil dari perkawinan antar bangsa. Ibu Leila dari Australi, sedangkan ayahnya asal Pakistan. Tapi keluarga Leila bukan keluarga yang religius dan memberikan kebebasan pada Leila dalam urusan agama.

“Orangtua membiarkan saya untuk memilih. Jadi, saya punya kesempatan untuk memahami Islam dengan sebenar-benarnya untuk diri saya sendiri. Tidak ada orang yang memaksa saya dalam hal apapun,” ujar Leila yang tinggal di Cannes, di Australia.

Leila bahkan tidak tahu kalau ayahnya seorang muslim. Ia hanya melihat ayahnya pergi ke suatu tempat setiap hari Jumat. Leila baru setelah bertanya pada ibunya, kalau ayahnya pergi untuk salat Jumat.

Leila lalu bertanya soal salat Jumat pada ayahnya. Dari penjelasan sang ayah, Leila tahu apa itu salat Jumat, apa tujuannya, bahwa salat Jumat itu bagian dari salat lima waktu dan dilaksanakan pada waktu salat Zuhur.
Saat bertanya apakah Leila boleh ikut saat ayahnya pergi salat Jumat. Ia mendapatkan jawaban “ya, boleh.”

Pertama Kali ke Masjid