Cari Di Blog Ini

Kamis, 16 Februari 2012

Pembagian Orang Kafir Dalam Islam

Penulis : Al Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Bismillah,

Melihat berbagai peristiwa teror yang terjadi di berbagai negara, apalagi hal tersebut dituduhkan identik dengan syari’at yang mulia nan suci, melihat banyaknya kebingungan di kalangan kaum muslimin akibat syubhat (kerancuan) dan racun yang disusupkan oleh musuh-musuh Islam tentang terorisme dan melihat salah “terjemah” terhadap kalimat terorisme dan salah menempatkannya. Maka kami mengangkat fatwa-fatwa para ulama besar yang merupakan lentera di tengah gulita dan kelompok yang terus-menerus menampakkan kebenaran di setiap zaman sebagaimana dalam hadits yang mutawatir, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam bersabda :

“Terus menerus ada sekelompok dari umatku yang mereka tetap nampak di atas kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang mencerca mereka sampai datang ketentuan Allah (hari kiamat) dan mereka dalam keadaan seperti itu”. (Hadits Mutawâtir. Riwayat Al-Bukhâri, Muslim dan selainnya.
Dilihat takhrijnya dalam Silsilah Al-Ahâdîts Ash-Shohîhah no. 270, 1955-1962 karya Imam Al-Albâny rahimahullâh. Dinyatakan mutawâtir oleh Ibnu Taimiyah dan selainnya. Baca Nazhmul Mutanâtsir Min Al-Ahâdîts Al-Mutawâtir hal. 151 karya Al-Kattâny)

Tulisan ini juga sebagai penjelasan hakikat syari’at Islam yang mulia dan agung.
Dan tulisan ini juga sebagai bantahan terhadap orang-orang yang penuh dengan nista pemikiran sesat dan bergelimang dengan lumpur penyimpangan yang menodai nama Islam dengan ulah terorismenya.

Dan sebagai bantahan terhadap orang-orang jahil dan bodoh yang menampilkan dirinya sebagai ahli fatwa yang berani mengucapkan statement yang mengidentikkan Islam dengan terorisme.

Dan yang lebih aneh lagi ucapan kotor ini keluar dari orang yang mengaku dirinya Ahlus Sunnah. Simak kalimatnya yang menyanjung pelaku peledakan gedung WTC dan Pentagon pada tanggal 11 September 2001 : “Serangan berani penuh kepahlawanan dari para pemuda yang kecewa dengan kecongkakan Amerika Serikat” dan simak ucapannya yang lain “Kalau ditanya kepada kami : Bagaimana serangan terhadap Amerika itu, maka kami mengatakan bahwa cara itu tidak benar menurut pandangan syari’at. Kemungkinan besar memang Usamah berada di belakang penyerangan terhadap WTC dan Pentagon. Walaupun cara bunuh diri itu salah, bagi kami sasarannya benar. Kami memberi “applaus” kepada sasaran seperti itu”.

Kami angkat tulisan ini dengan harapan mengembalikan kaum muslimin kepada agama yang lurus dan mengangkat derajat mereka di dunia dan di akhirat. Amin.

Pembagian Orang Kafir dalam Islam
Orang kafir dalam syari’at Islam ada empat macam :

AYAT YANG DIHAPUS PADA VERSI BARU

Alkitab Palsu

Kebanyakan orang percaya bahwa proses revisi ayat memperbarui kata-kata "tidak berbahaya" dan membuat lebih mudah untuk memahami, Tapi nyatanya mereka 100% Keliru.

Tidak ada yang bisa lebih jauh dari kebenaran!

Yesus Kristus, dalam Lukas 8:11-12, menceritakan perumpamaan tentang penabur dan benih:
"Inilah arti perumpamaan itu: Benih itu ialah firman Allah.(11) Yang jatuh di pinggir jalan itu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.(12)". (Lukas 8:11-12)

Versi baru seolah "mengambil" ayat-ayat yang lengkap dari kata-kata Allah. Dan seperti Hawa (lihat Kejadian 3:1), itu semua dilakukan sangat halus.
Rata-rata pembaca tidak akan tahu hal itu terjadi!
Ayat-ayat yang "Diambil " dalam Perjanjian Baru
T = Diambil
F = Dicatat pada Catatan Kaki
Ayat
NIV
NASV
NKJV
RSV
NRSV
NCV
LIV
Matius 12:47
F


T
F


Matius 17:21
T
T
F
T
T
T
F
Matius 18:11
T
T
F
T
T
T
F
Matius 21:44
F


T
F
F

Matius 23:14
T
T
F
T
T
T

Markus 7:16
T
T
F
T
T
T
T
Markus 9:44
T
T
F
T
T
T
T
Markus 9:46
T
T
F
T
T
T
T
Markus 11:26
T
T
F
T
T
T
T
Markus 15:28
T
T
F
T
T
T
F
Markus 16:9-20
F
F
F
T
F
F
F
Lukas 17:36
T
T
F
T
T
T

Lukas 22:43
F
F
F
T
F


Lukas 22:44
F
F
F
T
F


Lukas 23:17
T
T
F
T
T
T
T
Lukas 24:12

F

T
F


Lukas 24:40

T

T
F


Yohanes 5:4
T
T
F
T
T
T
F
Yohanes 7:53-8:11
F
F

T
F
F
F
Kisah Para Rasul 8:37
T
T
F
T
T
T
F
Kisah Para Rasul 15:34
T
T
F
T
T
T
T
Kisah Para Rasul 24:7
T
T

T
T
T

Kisah Para Rasul 28:29
T
T
F
T
T
T
T
Roma 16:24
T
T
F
T
T
T

2 Korintus 13:14




T


Yakobus 1:08



T
T



Keterangan:
NIV = New International Version
NASV = New American Standard Version
NKJV = New King James Version
RSV = Revised Standard Version
NRSV = New Revised Standard Version
NCV = New Century Version
LIV = Living Bible Version

The New King James Version (NKJV) yang dirujuk adalah # 401, Thomas Nelson Publishers, 1979, 1980, 1982, dengan catatan kaki

MAKNA TAUHID ULUHIYAH DAN TAUHID ADALAH INTI DAKWAH PARA RASUL




Oleh
Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan

Uluhiyah adalah Ibadah.
Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub yang disyari'atkan seperti do'a, nadzar, kurban, raja' (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut) dan inabah (kembali/taubat). Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): 'Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu'." [An-Nahl : 36]

"Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, 'Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang haq) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku'." [Al-Anbiya' : 25]

Setiap rasul selalu melalui dakwahnya dengan perintah tauhid uluhiyah. Sebagaimana yang diucapkan oleh Nabi Nuh, Hud, Shalih, Syu'aib, dan lain-lain:

"Artinya : Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi-mu selainNya." [Al-A'raf: 59, 65, 73, 85].

"Artinya : Dan ingatlah Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya, 'Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepadaNya'." [Al-Ankabut : 16]

Dan diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam :

"Artinya : Katakanlah, 'Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyem-bah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya dalam (menjalankan) agama'." [Az-Zumar : 11]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri bersabda:

"Artinya : Saya diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada ilah (sesembahan) yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah." [Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]

Kewajiban awal bagi setiap mukallaf adalah bersaksi laa ilaaha illallah (tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah), serta mengamalkannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disem-bah) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu...". [Muhammad : 19]

Dan kewajiban pertama bagi orang yang ingin masuk Islam adalah mengikrarkan dua kalimah syahadat.

Jadi jelaslah bahwa tauhid uluhiyah adalah maksud dari dakwah para rasul. Disebut demikian, karena uluhiyah adalah sifat Allah yang ditunjukkan oleh namaNya, "Allah", yang artinya dzul uluhiyah (yang memiliki uluhiyah).

Juga disebut "tauhid ibadah", karena ubudiyah adalah sifat 'abd (hamba) yang wajib menyembah Allah secara ikhlas, karena ketergantungan mereka kepadanya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Ketahuilah, kebutuhan seorang hamba untuk menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun, tidak memiliki bandingan yang dapat dikias-kan, tetapi dari sebagian segi mirip dengan kebutuhan jasad kepada makanan dan minuman. Akan tetapi di antara keduanya ini terdapat perbedaan mendasar. Karena hakikat seorang hamba adalah hati dan ruhnya, ia tidak bisa baik kecuali dengan Allah yang tiada Tuhan selainNya. Ia tidak bisa tenang di dunia kecuali dengan mengingat-Nya. Seandainya hamba memperoleh kenikmatan dan kesenangan tanpa Allah, maka hal itu tidak akan berlangsung lama, tetapi akan berpindah-pindah dari satu macam ke macam yang lain, dari satu orang kepada orang lain. Adapun Tuhannya maka Dia dibutuhkan setiap saat dan setiap waktu, di mana pun ia berada maka Dia selalu bersamanya."

Tauhid ini adalah inti dari dakwah para rasul, karena ia adalah asas dan pondasi tempat dibangunnya seluruh amal. Tanpa mereali-sasikannya, semua amal ibadah tidak akan diterima. Karena kalau ia tidak terwujud, maka bercokollah lawannya, yaitu syirik. Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik. [An-Nisa': 48, 116]

"Artinya : ...Seandainya mereka mempersekutukan Alah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am : 88]

"Artinya : Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." [Az-Zumar : 65]

Dan tauhid jenis ini adalah kewajiban pertama segenap hamba. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

"Artinya : Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak ...". [An-Nisa': 36]

"Artinya : Dan Tuhanmu telah memerintahkan kamu supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya ..." [Al-Isra': 23].

"Artinya : Katakanlah, 'Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu dari Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan kamu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu-bapak …'." [Al-An'am : 151]

[Disalin dari kitab At-Tauhid Lish Shaffil Awwal Al-Ali, Edisi Indonesia Kitab Tauhid 1, Penulis Syaikh Dr Shalih bin Fauzan bin Abdullah bin Fauzan, Penerjemah Agus Hasan Bashori Lc, Penerbit Darul Haq] 

Menyikapi tuduhan Terhadap Al-Qur’an Tentang Perang!!!

Berulangkali, dengan bahasa yang vulgar diktat Menelusuri Jejak-jejak Komunis dalam Pergerakan Islam menuding Al-Qur’an sebagai kitab suci palsu yang harus disensor: “Surat ini mengindikasikan adanya ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Palsu yang telah membuat umat Islam selalu dalam semangat perang dan memerangi kaum kafirin” (hlm. 20).

“Al-Qur’an juga harus kena sensor, di sana justru mengandung ayat yang paling brutal” (hlm. 54). “Dan ternyata Al-Qur’an pun sudah disisipi ayat-ayat brutal dan keji. Jadi Al-Qur’an pun masih harus diteliti dan dibersihkan dari ayat-ayat sisipan para penguasa Arab yang haus menindas kaum perempuan dan Arab” (hlm. 92). “Al-Qur’an dan hadits sudah dirubah dan disisipi ayat-ayat palsu dan disalahgunakan oleh penguasa yang gila kekuasaan” (hlm. 98). Puncaknya, diktat bodong yang mencatut nama para tokoh Islam itu menyimpulkan bahwa umat Islam selalu bertengkar dan berperang karena mengamalkan ayat-ayat setan yang dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat yang dimaksud adalah: surat Asy-Syura 40, At-Taubah 5, Al-Baqarah 207, dll. (hlm. 115).

Naifnya, tuduhan itu asal-asalan dan tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tidak disertai argumen ilmiah dan referensi yang jelas. Misalnya: jika dalam Al-Qur’an dituding terdapat sisipan ayat-ayat setan, siapa yang menyisipkan, kapan dan di mana penyisipan itu dilakukan, serta apa motifnya? Tuduhan adanya pemalsuan ayat-ayat Al-Qur’an, sepanjang sejarah tidak pernah terbukti. Secara logika, sejak awal diwahyukan Al-Qur’an dihafalkan dalam bahasa aslinya oleh para shahabat langsung di bawah pengawasan Rasulullah. Pasca Rasulullah, tradisi menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dalam bahasa asli itu dilanjutkan dari generasi ke generasi berikutnya. Sampai sekarang, sudah jutaan orang yang hafal Al-Qur’an (huffaz). Otomatis, para huffaz itu menjadi salah satu unsur keterjagaan keaslian Al-Qur’an. Penyusunan mushaf Al-Qur’an pada masa Utsman RA pun atas konsensus (ijma’) seluruh shahabat penghafal Al-Qur’an yang sudah diverifikasi kebenarannya dengan manuskrip ayat-ayat yang ditulis di bawah pengawasan Rasulullah SAW semasa hidupnya. Dengan demikian, seandainya terjadi usaha penyisipan satu huruf saja dalam Al-Qur’an, maka para penghafal Al-Qur’an itu langsung memberikan komplain. Hasilnya, tak ada satu huruf pun yang disisipkan dalam Al-Qur’an. Bagaimana dengan tuduhan adanya ayat setan yang disisipkan dalam Al-Qur’an?

Menjawab Fitnah: “Islam di sebarkan dengan Pedang terhadap non muslim”

Banyak orang diluar Islam tidak mengerti tentang ajaran Islam kemudian menuduh bahwa ajaran Islam disebarkan dengan pedang terhadap orang non muslim.

Kafir, berasal dari kata dasar yang terdiri dari huruf kaf, fa’ dan ra’. Arti dasarnya adalah “tertutup” atau “terhalang”. Secara istilah, kafir berarti “terhalang dari petunjuk Allah”. Orang kafir adalah orang yang tidak mengikuti pentunjuk Allah SWT karena petunjuk tsb terhalang darinya. Kafir adalah lawan dari iman. Dalam Quran terutama surah an-Nuur, Allah SWT menganalogikan kekafiran dengan kegelapan, dan keimanan dengan terang benderang, serta petunjuk (huda) sebagai cahaya.

Kategorisasi manusia dalam hal mensikapi petunjuk dari Allah SWT memang hanya dua: Bertaqwa dan Kafir (lihat surah Al-Baqarah ayat 2 sd 6). Dan kelompok kafir sendiri ada beberapa macam lagi, misalnya menurut sikap terhadap kitab-kitab yang pernah diturunkan: ada “Ahli Kitab” dan ada “Musyrikin” (lihat surah Al-Bayyinah). Sementara dalam hal kesadaran mereka terhadap kebenaran adapula kategori “fasik”, yaitu mereka yang sudah faham mana yang benar dan mana yang salah tapi tetap saja melakukan kerusakan (Al-Baqarah ayat 26 dan 27).

Diantara orang yang mengaku beriman sendiripun ada orang-orang yang ingin menipu Allah dan ingin menipu orang-orang beriman lainnya, yaitu mereka pura-pura iman padahal mereka ingkar … mereka disebut kaum “munafik” (Al-Baqarah ayat 8 sd 20).
Bagaimana menyikapi orang-orang kafir tsb? Mari ikuti lagi tuntunan Quran:

Membantah Islam Melegalkan Pencurian dan Perzinahan

Antek-antek FFI said :

Hadis Sahih Bukhari, no 647:
Diterima dari Abu Dzar. Rasulullah bersabda: ” barang siapa diantara umatku yg mati, sedangkan dia tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, orang itu masuk surga!. “Aku (Dzar) bertanya, “Sekalipun orang itu berzina dan mencuri?” Jawab Nabi, “Ya! sekalipun dia berzina dan mencuri!”

Dalam hadits ini terjelaskan urgensi bertauhid dan bahayanya perbuatan syirik, menyekutukan Allah swt. Bertauhid dengan benar akan mengantarkan seorang muslim menuju syurga Allah swt dan sebaliknya, kemusyrikan yang terbawa sampai mati akan mengantarkan pelakunya menuju neraka, bahkan mengekalkannya berada didalamnya. Oleh karena itu sudah seharusnya setiap kita berupaya keras agar dapat menutup usia kita dimuka bumi ini dengan baik, dengan sesuatu yang Allah swt ridhai, bukan sebaliknya dengan sesuatu yang dimurkai-NYA, berusaha mewujudkan kematian terbaik serta memohon dan berdo’a kepada-NYA agar meraih husnul khotimah;

” Yaa Allah Jadikanlah sebaik-baik umurku adalah akhirnya, sebaik-baik amalku adalah penutupnya, dan sebaik-baik hariku adalah hari pertemuanku dengan diri-MU.”