Oleh : A Ahmad Hizbullah MAG/suara-islam.com]
Beberapa waktu lalu penulis mendapat pesan singkat dari seorang Kristen Advent yang mengaku jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMIH). Mulanya ia bertanya, “Bapak ustadz yang saya hormati, saya ingin bertanya kepada bapak. Satu masa di hadapan Tuhan itu kadarnya sama dengan 1.000 tahun atau 50.000 tahun?”
Gayanya memang bertanya, tapi ternyata sekedar memancing dialog, karena motif aslinya memang menggugat Al-Qur’an sebagai kitab kontradiktif. Gaya bertanya seperti itu sudah sering penulis terima dari berbagai email.
Setelah pesan singkat dijawab, maka terjadilah dialog ‘gayung bersambug’ yang ujung-ujungnya terbukti, bahwa tujuan penanya Kristen adalah menggugat tiga ayat Al-Qur’an yang dianggap kontradiktif, yaitu surat Al-Ma’arij 4 dengan Al-Hajj 47 dan As-Sajdah 5.
Menurut mereka, ayat-ayat ini bertentangan, karena surat Al-Ma’arij 4 menyatakan satu hati Tuhan sama dengan 50.000 tahu, sedangkan surat Al-Hajj 47 dan As-Sajdah 5 menyatakan bahwa satu hari Tuhan sama dengan 1.000 tahun.
Bila berhasil membuktikan adanya kontradiksi ayat dalam Al-Qur’an, maka otomatis para penginjil itu berhasil menggugurkan otentisitas Al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT. Karena salah satu bukti Al-Qur’an Kalamullah adalah suci dari berbagai kontradiktif, sebagaimana firman-Nya:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an? Kalau sekiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (Qs. An-Nisa’ 82).
Benarkah ayat-ayat Al-Qur’an tersebut kontradiktif? Sebelum menjawabnya, mari kita baca ayat yang dimaksud:
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun” (Qs Al-Ma’arij 4).
“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu” (Qs Al-Hajj 47).
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (Qs As-Sajdah 5).
Bagi para penginjil, bilangan ayat-ayat tersebut bertentangan karena mata mereka hanya terfokus pada angka 50.000 dan 1.000.
Anggapan kontradiktif terhadap ayat-ayat Al-Qur’an ini nampak karena mereka membaca ayat secara tidak konsisten. Padahal bila dibaca secara cermat, ayat-ayat tersebut sama sekali tidak kontradiktif.
Mari kita perhatikan baik-baik dengan teliti! Surat Al-Ma’arij 4 menerangkan bahwa para malaikat dan Jibril naik (ta’ruju) menghadap Allah memakan waktu yang sangat singkat, tetapi jika dilakukan manusia akan memakan waktu 50.000 ribu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Arasy Allah itu sangat jauh dan tinggi, tidak akan dapat dicapai oleh hamba-hamba-Nya yang manapun.
Sedangkan Al-Hajj 47 dan As-Sajdah 5 menyatakan bahwa lamanya waktu sehari di sisi Allah jika disamakan dengan lamanya waktu di dunia menurut perhitungan manusia adalah 1.000 tahun. Perkataan seribu tahun dalam bahasa Arab tidak selamanya berarti 1000 dalam arti sebenarnya, tetapi kadang-kadang digunakan untuk menerangkan banyaknya sesuatu jumlah atau lamanya waktu yang diperlukan. Dalam ayat ini bilangan seribu itu digunakan untuk menyatakan lamanya waktu kehidupan alam semesta ini.
Kedua ayat ini sama sekali tidak bertentangan karena berbicara tentang dua tema yang berbeda. Hanya orang yang tak punya akal sehat saja yang menganggap dua ayat Al-Qur’an tersebut kontradiktif!
Kekeliruan bukan pada Al-Qur’an, tapi pada mata pikiran sesat dalam memandang Al-Qur’an secara tidak fair, sehingga mengakibatkan salah paham dan bahkan tersesat dari kebenaran!!.
Referensi:
- Disalin dari voa-islam.com, http://www.voa-islam.com/counter/christology/2011/11/27/16826/menjawab-tudingan-kristen-1-soal-selisih-angka-49-ribu-dalam-alquran/ Tanggal Akses 27 Nopember 2011,Pukul 1:19 Wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar