Cari Di Blog Ini

Senin, 28 November 2011

BANTAHAN PENYALIBAN YESUS

BANTAHAN INJIL2 APOKRIF TERHADAP PENYALIBAN YESUS !!!
1. INJIL BARNABAS: 215-218. ---> Disusun pada abad ke-2 Masehi.
Ketika para tentara yang dipimpin oleh Yudas sudah mendekati tempat dimana Yesus berada ... Tuhan, karena melihat bahaya atas hamba-Nya, memerintahkan Gabriel, Michael, Rafael, dan Uriel, para pembantu-Nya, untuk mengeluarkan Yesus dari dunia. Para malaikat suci itu pun datang dan mengambil Yesus ... kemudian menempatkannya di surga ketiga ditemani para malaikat dan diberkati Tuhan untuk selamanya ... Yudas kemudian mengalami perubahan suara dan wajahnya hingga ia menyerupai Yesus ... para tentara itu kemudian masuk dan menangkap Yudas, karena ia sangat mirip dengan Yesus ... Para tentara kemudian mengambil dan membelenggunya, dengan mencemooh ... Kemudian para tentara itu hilang kesabaran. Dan dengan pukulan serta tendangan mereka mulai menghina Yudas. Kemudian dengan amarah yang amat sangat, mereka membawanya ke Yerusalem ... Kemudian mereka mengarak Yudas ke Gunung Calvary, tempat mereka biasa menggantung para penjahat, dan di sanalah mereka menyalib Yudas dalam keadaan telanjang, karena kejahatan yang sangat besar. Yudas benar-benar tidak bisa melakukan apa pun kecuali menangis: "Tuhan , mengapa Engkau meninggalkan aku, dengan melihat penjahat lari dan aku mati secara tidak adil?" Aku benar-benar melihat bahwa suara, wajah, dan sosok Yudas begitu mirip dengan Yesus sehingga murid-muridnya dan orang-orang beriman sepenuhnya percaya bahwa dia adalah Yesus; mengapa sebagian orang berpaling dari ajaran Yesus ... karena Yesus telah bersabda bahwa ia tidak akan mati hingga menjelang akhir dunia; bahwa pada saat itu ia diangkat dari dunia. Namun, mereka yang tetap teguh dengan ajaran Yesus begitu merasakan kesedihan yang mendalam, karena melihat dia yang mati sama sekali mirip dengan Yesus sehingga mereka tidak mengingat lagi bahwa Yesus telah bersabda ... Murid-murid yang tidak takut dengan Tuhan pergi pada malam hari dan mencuri tubuh Yudas lalu menyembunyikannya, kemudian menyebarkan berita bahwa Yesus telah dibangkitkan kembali; itulah sumber dari munculnya kebingungan besar.
2. INJIL DUA KITAB JEUS: hal. 261. ---> Disusun pada abad ke-3 Masehi.
Yesus, yang masih hidup, menjawab dan mengatakan kepada para rasulnya, "Diberkatilah ia yang telah menyalib dunia, dan tidak mengijinkan dunia menyalibnya."
3. INJIL WAHYU PETRUS: 81:4; 82:1-3, 17-23, 27-33. ---> Disusun pada abad ke-4 Masehi.
Ketika dia mengatakan hal itu, aku melihatnya seolah-olah ditangkap oleh mereka. Dan aku berkata, "Apakah yang aku lihat, Tuhanku, benarkah Engkau yang mereka tangkap, padahal Engkau menggapaiku? Atau siapakah orang ini, yang bergembira dan tertawa di atas pohon itu? Dan adakah orang lain yang kaki dan tangannya mereka ikat?" Sang Juru Selamat bersabda kepadaku, "Dia yang engkau lihat di atas pohon, yang bergembira dan tertawa, adalah Yesus yang masih hidup. Namun, orang yang tangan dan kakinya mereka paku adalah bagian daging-Nya yang merupakan wujud pengganti yang dibuat sama, seseorang yang sungguh-sungguh mirip dengan-Nya. Tetapi lihatlah ia dan Aku." ... Namun aku, ketika aku melihat, berkata, "Tuhan, tidak ada seorang pun yang melihat-Mu. Biarkanlah kami lari dari tempat ini." Namun, ia berkata kepadaku, "Sudah Aku katakan, tinggalah si buta itu sendiri! Dan kamu, lihatlah betapa mereka tidak mengetahui apa yang mereka katakan. Karena sebenarnya bukan pelayan-Ku yang mereka permalukan." ... Dan Dia berkata kepadaku, "Kuatkanlah, karena engkau adalah salah seorang dari mereka yang diberi misteri-misteri ini, agar mengetahuinya melalui wahyu bahwa dia yang mereka salib adalah anak pertama, dan rumah para iblis ... Namun Dia yang berdiri di dekatnya adalah Juru Selamat yang masih hidup, yang pertama dalam diri-Nya, yang telah mereka tangkap kemudian mereka lepaskan, yang berdiri dengan penuh kegembiraan sambil melihat mereka yang melakukan kekerasan terhadapnya, sementara mereka terpecah-belah di antara mereka sendiri."
4. INJIL RISALAH KEDUA SET AGUNG: 55:10-20, 30-35; 56:1-13, 18-19, 23-25. ---> Disusun pada abad ke-2 Masehi.
Dan rencana yang mereka susun untukku, untuk melepaskan kesalahan mereka dan ketakberperasaan mereka - aku tidak mengalah pada mereka seperti yang mereka rencanakan. Bahkan aku tidak menderita sama sekali. Mereka yang di sana menghukumku. Dan aku sesungguhnya tidak mati, hanya seolah-olah mati, agar aku tidak dipermalukan oleh mereka karena semua ini merupakan keluargaku ... Karena kematianku yang menurut mereka sudah terjadi, karena kesalahan dan kebutaan mereka, karena mereka memaku orang mereka sendiri hingga mati ... karena mereka tuli dan buta ... Ya, mereka melihatku; mereka menghukumku. Adalah orang lain, ayah mereka, yang meminum empedu dan cuka; bukan aku. Mereka menyerangku dengan bambu-bambu; adalah orang lain, Simon, yang mengemban salib di pundaknya. Adalah orang lain yang mereka pakaikan mahkota duri ... dan aku menertawakan kejahilan mereka ... Karena aku mengubah bentuk fisikku, berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya."
5. INJIL PERBUATAN-PERBUATAN YOHANES: 97-99, 101. ---> Disusun pada abad ke-2 Masehi.
Dan kami seperti orang-orang yang heran atau kebingungan, kami berlari ke sana kemari. Demikianlah, aku melihatnya menderita serta tidak tahan dengan penderitaannya, kemudian berlari menuju Bukit Zaitun, meratapi apa yang telah terjadi. Dan ketika ia digantung pada Hari Jumat, pada jam enam hari itu, muncullah kegelapan menyelimuti seluruh bumi. Dan Tuhanku berdiri di tengah goa dan menjelaskan hal itu seraya bersabda, "Yohanes, bagi orang-orang yang ada di Yerusalem, Aku memang disalib dan ditusuk dengan tombak dan bambu, serta diberi cuka dan empedu untuk diminum. Namun, bagimu Aku tengah berbicara dan mendengarkan apa yang Aku katakan ... Dan ketika Ia selesai mengatakan hal ini, Ia menunjukkan padaku sebuah Salib Cahaya yang sangat kokoh, dan di sekitar salib itu ada kerumunan yang sangat besar, yang tidak memiliki bentuk tunggal; dan di dalamnya terdapat satu bentuk dan kemiripan yang sama. Dan aku melihat Tuhan sendiri ada di atas salib ... "Ini bukanlah salib kayu yang akan kamu lihat ketika engkau turun dari sini; Aku juga bukan orang yang ada di atas salib itu. Aku adalah orang yang kini tidak bisa kamu dengar, tetapi kamu hanya bisa mendengar suara-Ku. Aku dijadikan seseorang yang bukan Aku, Aku bukanlah diri-Ku bagi banyak orang lain; tetapi apa yang akan mereka katakan tentang Aku tidak berarti apa-apa untuk-Ku ... Demikianlah aku tidak menderita segala hal yang akan mereka katakan tentang Aku; bahkan penderitaan yang Aku tunjukkan kepadamu dan kepada murid-murid-Ku dalam tarian, itulah yang Aku sebut sebuah misteri ... Kamu mendengar bahwa Aku menderita, padahal Aku tidak menderita; dan bahwa Aku tidak menderita, padahal Aku menderita; dan bahwa Aku ditombak, padahal Aku tidak terluka; bahwa Aku digantung, padahal Aku tidak digantung; bahwa darah mengalir dari-Ku, padahal tidak ada darah yang mengalir; dan, singkatnya, apa yang mereka katakan tentang Aku, Aku tidak mengalaminya, tetapi apa yang tidak mereka katakan, itulah hal-hal yang membuatku menderita ..."
##################################
Sumber
Setelah melantur untuk menelaah sumber kitab-kitab apokrif, cukup adil rasanya jika di sini saya suguhkan ulasan singkat mengenai sumber Injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Tanpa memasuki pembahasan yang rinci dan panjang-lebar mengenai sumber dan kritik teks, agaknya berguna untuk dicatat bahwa Matius, Markus, dan Lukas sering kali mewakili sebuah fron bersatu yang sedikit berada dengan Yohanes, dan itulah sebabnya ketiga injil pertama biasanya dirujuk sebagai Injil-Ijjil Sinoptik. Lebih jauh, keempat injil tersebut didasarkan, setidaknya sebagian, pada sumber-sumber tertulis sebelumnya, seperti Q, proto-Markus, M, L, dan dokumen-dokumen lain yang dihipotesiskan serta tidak satupun dari keempat injil katonik ini yang benar-benr ditulis oleh salah seorang murid Yesus.
Lebih jauh lagi, tatanan komposisi injil-injil biasanya diyakini secara berurutan dimulai dari Markus, Matius, Lukas, dan terakhirYohanes. Harus dicatat lebih lanjut bahwa baik Matius maupun Lukas mendasarkan sebagian catatan-catatannya pada Markus. Dalam bentuk awalnya yang lengkap, tidak satu pun dari keempat injil itu bisa ditelusuri waktunya lebih awal daripada sekitar perempat terakhir abad ke-2 M. Penyuntingan keempat injil kanonik tersebut terus dilakukan selama beberapa abad pertama Masehi. Jumlah total hal-hal di atas membuktikan bahwa tidak satu pun dari pada pengarang keempat injil kanonik itu benar-benar merupakan saksi-mata atas peristiwa-peristiwa penyaliban, meskipun kitab mereka masing-masing tampaknya memasukkan catatan-catatan tangan pertama ini, yang pada kenyataannya hanya kisah-kisah tentang kejadian baru yang dituturkan kepada mereka, baik secara langsung maupun melalui para perantara.1
Dalam uraian berikut, beragam kisah penyaliban dalam injil-injil kanonik akan diuji. Dalam masing-masing kasus, pembacaan yang hati-hati akan dengan jelas mengisyaratkan bahwa orang yang disalib sama sekali bukanlah Yesus.

BANTAHAN PETRUS TENTANG PENYALIBAN YESUS !!!
Bukti : Penyangkalan Petrus
Petrus yang Heroik
Keempat Injil kanonik tersebut sepakat tentang banyak persoalan menyangkut penangkapan Yesus. Keempatnya sepakat bahwa Yesus dan murid-muridnya tengah makan bersama di Yerusalem pada malam terjadinya penangkapan (meskipun Matius, Markus, dan Lukas menggambarkan makanan ini sebagai hidangan Paskah, sementara Yohanes menggambarkannya sebagai hari sebelum Paskah).2 Lebih jauh, semuanya melihat dengan mata kepala sendiri fakta bahwa Yesus ditangkap pada malam sebelum penyaliban, dan bahwa penangkapannya terjadi di luar tembok kota Yerusalem (yang secara konsisten, tetapi bervariasi, diidentifiaksi sebagai Taman Gethsemane, sebuah tempat di Bukit Zaitun, dan sebuah taman di sisi Lembah Kidron yang jauh dari Yerusalem). Mereka juga memiliki pandangan yang sama bahwa dalam peristiwa penangkapan itu, salah seorang murid Yesus melemparkan pedangnya dan menyerang, dengan maksud untuk membela Yesus. Sementara Yohanes mengidentifikasi murid ini sebagai Petrus (Simon bar Jonah),3 Matius, Markus, dan Lukas tidak menyebutkan namanya.
Setelah mengucapkan kata-kata ini, ia pergi bersama murid-muridnya melintasi lembah Kidron menuju suatu tempat di mana terdapat sebuah taman, yang pernah dimasukinya bersama murid-muridnya. Kini Yudas, yang mengkhianatinya, juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering bertemu dengan murid-muridnya di sana. Demikianlah Yudas membawa satu detasemen pasukan bersama dengan pengawal para pendeta ketua dan kaum Pharisi, mereka datang ke sana dengan membawa lampu dan obor serta senjata. Kemudian Yesus, karena mengetahui segala yang akan terjadi padanya, melangkah ke depan dan bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kalian cari?" Mereka menjawab, "Yesus dari Nazareth". Yesus menjawab, "Akulah orangnya." Yudas, mengkhianatinya, berdiri bersama mereka. Ketika Yesus berkata kepada mereka, "Akulah orangnya", mereka melangkah muncul dan jatuh ke tanah. Lagi-lagi ia bertanya kepada mereka, "Siapakah yang kalian cari?" Dan mereka menjawab, "Yesus dari Nazareth". Yesus pun menjawab, "Sudah kukatakan bahwa akulah orangnya. Jadi jika kalian mencari aku, biarkanlah orang-orang ini pergi". Ini untuk melengkapi kata yang telah ia ucapkan, "Aku tidak boleh kehilangan seorang pun dari orang-orang yang telah kalian berikan kepadaku". Kemudian Simon Petrus, yang memiliki pedang, menariknya, menyerang salah seorang pengawal pendeta tinggi, dan memotong telinga kanannya. Nama budak itu adalah Malchus. Yesus berkata kepada Petrus, "Masukkan kembali pedangmu ke dalam sarungnya. Apakah aku tidak boleh minum dari piala yang telah diberikan Bapa kepadaku?" Demikianlah para tentara, pejabat mereka, dan pengawal Yahudi menangkap Yesus dan mengikatnya.4
Dalam laporan Yohanes di atas Yudas Iskariot, murid yang konon mengkhianati Yesus, memimpin sekelompok orang bersenjata untuk menangkap Yesus. Yohanes mengidentifikasi orang-orang bersenjata untuk menangkap Yesus. Yohanes mengidentifikasi orang-orang bersenjata ini sebagai "satu detasemen pasukan" dan "pengawal para pendeta ketua dan kaum Farisi".5 Identifikasi sebelumnya mengisyaratkan bahwa para anggota legium Roma berada di bawah arahan para pejabat Yahudi, dengan maksud untuk membantu penangkapan Yesus. Identifikasi kemudian dengan jelas menunjuk pada pasukan pengawal Kuil.
Dalam menghadapi otoritas yang lebih banyak jumlah dan bersenjata ini, salah seorang murid memperjuangkan haknya. Petrus dengan berani menarik pedangnya, dan seorang menyerang banyak pasukan bersenjata yang terdiri dari para tentara dan pengawal profesional yang bersiap-siap melawannya. Ia sudah tahu bahwa tidankan heroisme ini akan mengantarkannya pada kematian, tapi dia lebih berkeinginan untuk mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan Yesus. Namun, Petrus baru mampu mengayunkan padangnya sekali, yang memotong telinga Malchus, seorang pengawal pendeta tinggi, sebelum Yesus menghentikannya. Setelah menghentikan pertempuran itu sebelum benar-benar dimulai, Yesus menyerahkan dirinya pada pasukan penangkap, dan murid-muridnya kemudian lari menembus gelapnya malam.6 (Lukas menambahkan bahwa Yesus menyembuhkan telinga Malchus).7
Petrus yang Pengecut
Setelah penangkapannya, Yesus diserahkan kepada Annas, ayah-mertua Kayafas, pendeta tinggi Yahudi, kemudian kepda Kayafas;8 atau langsung kepada Kayafas.9 Tidak seperti murid-murid yang lain, Petrus yang selalu setia dan heroik mengikuti dari jarak jauh, kemudian memasuki halaman luar.10 Di sana, Petrus menunggu keputusan atas takdir Yesus.
Namun, sementara Petrus berdiri di halaman itu, pada pengarang empat injil kanoik akan membuat pembaca percaya bahwa Petrus telah berputar haluan spenuhnya. Mereka akan meyakinkan pembaca bahwa Petrus yang heroik, yang telah menyerang para anggota legiun Roma dan penjaga Kuil seorang diri, dan yang mempertaruhkan nyawanya untuk mengikuti Yesus ke halaman luar, tiba-tiba menjadi seorang pengecut, karena ia tiga kali menyangkal penisbahan apapun dengan Yesus sebelum ayam jantan berkokok pagi itu. Karena ungkapan pasti penyangkalan-penyangkalan Petrus demikian penting, maka keempat cara injil tersebut disuguhkan secara langsung di bawah ini :
Laporan Matius mengenai penyangkalan-penyangkalan Petrus :
Kini Petrus duduk di luar di halaman gedung. Seorang gadis pelayan menghampirinya dan berkata, "Engkau juga bersama Yesus, orang Galilea". Namun, ia menyangkalnya di haapan mereka semua, dengan mengatakan, "Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan". Ketika ia keluar menuju serambi, seorang gadis-pelayan lain melihatnya, dan gadis itu berkata kepada orang-orang di sana yang menyaksikan kejadian itu, "Orang ini bersama Yesus dari Nazaret". Setelah sesaat menunggu orang-orang itu menghampiri dan berkata kepada Petrus", "Tentunya kamu juga salah seorang dari mereka, karena aksenmu mengungkapkan siapa kamu sebenarnya". "Aku tidak mengenal orang itu!" Pada saat itu ayam jantan berkokok. Kemudian Petrus ingat apa yang pernah dikatakan Yesus, "Sebelum ayam jantan berkok, engkau akan menyangkalku tiga kali". Lalu ia pun keluar dan menangis sejadi-jadinya.11
Laporan Lukas :
Ketika mereka menyalakan api unggun di tengah-tengah halaman itu dan duduk bersama, Petrus pun duduk di antara mereka. Kemudian menatapnya dan berkata, "Orang ini juga bersamanya". Tetapi ia menyangkalnya, dengan mengatakan, "Nona, aku tidak mengenalnya". Sejenak kemudian orang lain, ketika melihatnya, berkata, "Kamu juga salah satu dari mereka!" Tetapi Petrus berkata, "Tuan, aku bukan salah satu dari mereka!" kemudian sekitar satu jam kemudian, ada orang lain yang tetap bersikukuh, "Tentu saja orang ini juga bersamanya; karena ia adalah orang Gallilea." Tetapi Petrus berkata, "Tuan, aku tidak mengerti apa yang kami bicarakan!" Pada saat itu, sementara ia masih berbicara, ayam jantan berkokok. Tuhan berpaling dan memandang Petrus. Kemudian Petrus ingat akan sabda Tuhan, bagaimana dia telah berkata kepada Petrus, "Sebelum ayam jantan berkokok hari ini, engkau akan menyangkalku tiga kali". Lalu ia pun keluar dan menangis sejadi-jadinya.12
Penuturan Markus :
Sementara Pertus berada di halaman, salah seorang gadis-pelayan pendeta tinggi melintas. Ketiga gadis itu melihat Petrus yang tengah menghangatkan diri, ia menatapnya dan berkata, "Kamu juga bersama Yesus, orang dari Nazareth". Tetapi ia menyangkalnya, dengan mengatakan, "Aku tidak tahu atau mengerti apa yang kamu bicarakan". Dan iapun keluar menuju halaman depan. Kemudian ayam jantan berkokok. Dan gadis-pelayan itu, sambil memandanginya, mulai lagi berkata kepada orang-orang yang menyaksikannya, "Orang ini adalah salah satu dari mereka". Tetapi lagi-lagi ia menyangkal. Kemudian setelah sesaat orang-orang yang menyaksikan itu berkata kembali kepda Petrus, "Tentu saja kamu adalah salah satu dari mereka; karena kamu adalah orang Galilea". Tetapi ia mulai mengutuk, dan mengucapkan sumpah, "Aku tidak mengenal orang yang kalian bicarakan". Pada saat itu ayam jantan berkokok untuk kedua kalinya. Kemudian Petrus ingat bahwa Yesus pernah berkata kepadanya, "Sebelum ayam jantan berkokok dua kali, engkau akan menyangkalku tiga kali". Lalu ia pun jatuh dan menangis.13
Terakhir, laporan Yohanes :
Perempuan itu berkata kepada Petrus, "Bukanlah engkau salah seorang dari murid orang ini?" Petrus berkata, "Bukan". Kini para budak dan pengawal telah menyalakan kayu bakar karena cuaca sangat dingin, dan mereka berdiri mengelilinginya untuk menghangatkan diri. Petrus juga berdiri bersama mereka untuk menghangatkan diri ? Kini Simon Petrus berdiri dan menghangatkan diri. Mereka bertanya kepadanya, "Bukanlah engkau adalah salah seorang muridnya,?" Petrus menyangkalnya dan berkata, "Bukan". Salah seorang budak pendeta tinggi, seorang kerabat dari orang yang telinganya dipotong Petrus, bertanya, "Bukankah aku pernah melihatmu di taman besamanya?" Lagi-lagi Petrus menyangkalnya, dan pada saat itu ayam jantan berkokok.14
Yang Disangkal Petrus
Dalam mempertimbangkan empat versi kejadian yang konon sama ini, kita harus secara saksama mempertimbangkan apa saja yang diangkal Petrus. Untuk itu, Tabel 1 disuguhkan di bawah ini.
Tabel 1 : Dakwaan-dakwaan (A) yang disangkal Petrus (D)
Mt1 A : Engkau besama Yesus, orang Galilea.
D : Aku tidang mengerti apa yang kamu bicarakan.
Mt2 A : Orang ini bersama Ysus dari Nazaret.
D : Aku tidak mengenal orang itu.
Mt3 A : Engkau adalah salah satu dari mereka, karena aksenmu mengungkapkannya siapa kamu sebenarnya.
D : Aku tidak mengenal orang itu.
L1 A : Orang ini juga bersamanya.
D : Aku tidak mengenalnya.
L2 A : Engkau adalah salah satu dari mereka
D : Tuan, aku bukan salah satu dari mereka.
L3 A : Orang ini juga bersamanya.
D : Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.
M1 A : Engkau bersama Yesus dari Nazaret.
D : Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan.
M2 A : Orang ini adalah salah satu dari mereka.
D : Tetapi lagi-lagi ia menyangkalnya.
M3 A : Engkau adalah salah seorang dari mereka; karena engkau orang Galilea.
D : Aku tidak mengenal orang ini.
J1 A : Engkau adalah salah seorang murid orang ini.
D : Bukan
J2 A : Engkau adalah seorang muridnya.
D : Bukan
J3 A : Bukanlah aku pernah melihatmu di taman itu bersamanya.
D : Petrus menyangkalnya.
Keterangan:
Mt1, Mt2, & Mt3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Matius.
L1, L2, & L3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Lukas.
M1, M2, & M3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Markus.
J1, J2, & J3 = dakwaan ke-1, ke-2, dan ke-3 dan penyangkalan-penyangkalan yang dilaporkan oleh Yohanes.
Sebagai lanturan singkat, harus diingat bahwa keempat injil kanonik sepakat bahwa Petrus melakukan tiga penyangkalan, dan mereka juga sekapat dalam melaporkan tiga dakwaan. Namun demikian, injil-injil kanonik tidak sepakat soal dakwaan-dakwaan tersebut. Mungkin sekali data yang disuguhkan pada Tabel 2 bisa diikhtisarkan menjadi dakwaan-dakwaan berikut : (1) Petrus bersama Yesus, orang Galilea (Mt1); (2) Petrus bersama Yesus dari Nazaret (Mt2, M1); (3) Petrus bersama "mereka", dimana konteksnya menunjukkan bahwa mereka "merujuk" pada orang-orang Galilea dan/atau kepada murid-murid Yesus dari Nazaret (Mt3, M2, M3); (4) Petrus bersama murid-murid dari orang yang tengah diadili (L2, J1, J2); (5) Petrus bersama orang yang tengah diadili (L1, L3); dan (6) Petrus pernah berada di taman bersama orang yang tengah diadili (J3). Dalam membuat ikhtisar dari enam dakwaan ini, kita harus berhati-hati agar tidak menimbulkan prasangka, yaitu, kita tidak bisa mengasumsikan bahwa Yesus dari Nazaret adalah orang yang tengah diadili, tetapi kita harus melihat langsung pada pernyataan-pernyataan yang dilibatkan.
Sebagaimana bisa dilihat, Lukas dan Yohanes mewakili satu kubu, dimana penyangkalan-penyangkalan Petrus secara spesifik diarahkan pada orang yang tengah diadili atau diinterogasi. Sederhananya, Petrus menyangkal penisbahan apa pun dengan orang yang tengah diadili atau diinterogasi. Bagaimana jika orang itu bukan Yesus Kristus? Bagaimana jika Yudas ditangkah alih-alih Yesus Kristus (Injil Barnabas), bagaimana jika pengganti lain atau simulacrum Yesus Kristus ditangkap sebagai pengganti Yesus Kristus (Wahyu Petrus, Risalah Kedua Set Agung, dan Perbuatan perbuatan Yohanes)?
Dalam kasus ini, penyangkalan-penyangkalan Petrus sepenuhnya benar. Dalam kasus ini juga tidak ada kontradiksi yang membingungkan, yang konon hanya berselang beberapa jam, antara : kesediaan Petrus untuk bertarung seorang diri melawan para tentara Roma dan penajga Kuil, yang mengisyaratkan keberaniannya yang heroik dan imannya yang teguh; dan penyangkalan-penyangkalan Petrus, yang mengisyaratkan kepengecutan dan kurangnya iman. Singkatnya, ada hipotesis bahwa pembacaan superfisial atas injil-injil kanonik salah-merepresentasikan penyangkalan-penyangkalan Petrus menjadi penyangkalan terhadap Yesus Kristus, padahal kenyataannya, Petrus hanya menyatakan "Aku tidak mengenal orang ini", dimana "orang ini" mungkin saja bukan Yesus Kristus. Jika dibaca dalam arti mempertahankan konsistensi penggambaran Petrus dalam injil-injil kanonik, maka penyangkalan-penyangkalan Petrus merefleksikan sebuah penyangkalan bahwa orang yang tengah diadili dan/atau diintegogasi adalah Yesus Kristus.
Namun demikian, bagaimana dengan laporan Matius dan Markus? Di sini kita menemukan penyangkalan-penyangkalan danlam konteks frasa-frasa semacam "Yesus orang Galilea", "Yesus dan Nazaret", dan "Yesus, orang dari Nazaret". Satu pilihan adalah menghilangkan frasa-frasa ini sebagai elaborasi yang kemudian dan keliru atas catatan awal, sebagaimana dipertahankan dalam Lukas dan dalam Yohanes. Tentu saja, pilihan berkaitan dengan banyak hal yang dipertimbangkan dan tidak bisa dihilangkan begitu saja. Namund emiukian, ada juga pilihan kedua, yang didasarkan pada pengujian kata-kata kunci "orang Galilea" dan "Nazaret", dalam hal ini diungkapkan bahwa sebagian besar pembaca superfisial atas Alkitab menyamakan "orang Galilea" engan "orang dari wilayah geografis Galiles", yang ditunjukkan sebagai yesus Kristus. Sama halnya. Sebagian besar pembaca semacam ini menyamakan "Nazaret" dengan sebuah kota di Galilee, yang oleh Alkitab ditunjukkan bahwa di kota itulah Yesus Kristus dibesarkan. Namun, kedia istilah ini memilki makna-makna alternatif yang sangat berbeda selama paruh pertama abad pertama Masehi.
Yahudi pada Abad Pertama Masehi
Selama paruh pertama abad pertama Masehi, Yahudi terpecah-belah menjadi banyak sekte keagamnaan dan poitik. Sebagian daftar sekte-sekte ini dan pembagian-pembagiannya yang beragam mencakup: Saduki (Zadokite); Hasidisme (kelompok yang menjadi akar Pharisi dan Essenes); Farisi (Perishaiya); Zealot; Hasmonea; Sikarii; Essene; Haridia; Nazorea (Nazarite atau Nazirite); dan kelompok Galilea.15 Hanya dalam konteks inilah istilah semacam "Yesus orang Galilea", "Yesus, orang dari Nazaret", bisa dipahammi sepenuhnya dengan tepat.
ORANG-ORANG GALILEA
Jika kita harus memperingkatkan berbagai sekte dan sebsekte Yahudi ini menurut dimensi kultural-politis, maka poros kiri-kanan akan dilabuhkan sebagai berikut. Ujing kiri (the far left) akan menunjukkan penerimaan terhadap, dan akomodasi dengan, kebudayaan Helenistik dan dengan kekuasaan Roma, dan ujung kanan (the far right) merupakan penolakan total terhadap kebudayaan Helenistik dan kekuasaan Roma, yang dirangkaikan dengan cita-cita nasionalistik ekstrem. Mengingat poros dan definisi ini, maka kaun Saduki akan menduduki ujung kiri, kaum farisi akan menduduki posisi tengah yang bertumpu pada sisi kanan, sedangkan kaum Zelot dan Hasmonea akan menempati posisi ujung kanan.16
Kelompok ujung kananlah yang secara konsisten melahirkan gerakan-gerakan revolusioner melawan kekuasaan Roma. Secara tipikal, kelompok-kelompok dari ujung kanan disebut kelompok Zelot, dimana Zelot menjadi sebuah kata yang mengandung banyak makna, yang mencakup pelbagai macam kelompok dan subkelompok, termasuk kelompok Sikarii (dari kata Yunani sikarioi yang berarti manusia-manusia belati, dan menunjukkn salah satu subkelompok Zelot, yang merupakan para pembunuh17) dan kelompok Galolea. Alkitab menunjukkan bahwa setidaknya ada dua murid Yesus yang berasal dari ujung kanan dalam spektrum kultural dan politiknya: Simon, sang Zelot,18 dan Yudas Iskariot (Sikarii).19
Sebagaimana dijelaskan di atas, gerakan Zelot mewakili poros kultural-politik ujung kanan dalam agama Yahudi pada abad pertama Masehi. Namun demikian, identifikasi seseorang sebagai seorang Zelot hanya bisa sedikit menjelaskan perosalan orientasi-keagamaan sebenarnya orang itu. Sebagai kaum Zelot adalah quasisekuler, dan yang lainnya melaksanakan tradisi keagamaan Yahudi secara mendalam. Di antara kelompok Zelot kemudian, terdapat subkelompok yang dikenal sebagai Orang Galilea (the Galileans).20 Asal-muasal sejarah kelompok Galilea adalah sebagai berikut :
Pada tahun 6 M, Quirinius, seorang senator Roma berpangkat Konsuler, ditunjuk menjadi gubernur Suriah oleh Kaisr Agustus.21 Salah satu tugas awalnya adalah melaksanakan sensus di Palestina untuk mendata kepemilikan guna menciptakan aturan pajak yang tepat.22 Sementara sebagian besar orang Yahudi di Palestina menyepakati sensus ini, faksi pembangkang Yahudi, yang dipimpin oleh Yudas Gamala (yang juga dikenal sebagai Yudas, orang Galilea) melakukan pemberontakan terbuka terhadap sensus itu berarti persetujuan oleh orang-orang Yahudi bahwa orang-orang pagan (penyembah berhala, pen) memiliki hak untuk memerintah Palestina; dan bahwa sudah waktunya bagi orang-orang Yahudi untuk menegakkan negara teokratik mereka sendiri.23 Pemberontakan Yudas, orang galilea, hanya berlangsung sebentar. Yudas terbunuh, dan para pengikutnya berpencar untuk sementara.24 Namun demikian, pemberontakan Yudas, orang Galilea, merupakan awal-lahirnya gerakan Zelot, dan utamanya bagian dari gerakan Zelot yang dikenal sebagai kelompok Galilea (the Gallileans).25
Mengikuti pemberontakan Yudas - orang Galilea yang gagal - kelompok Galilea terus-menerus terlibat dalam aksi-aksi perang gerilya melawan Roma, yang semakin meningkat intensitasnya selama beberapa dasawarsa antara tahun 6 dan 70 M. pada tahun 44 M, aktivitas-aktivitas revolusioner dan para militer kelompok Galilea ini mengantarkan pada penyaliban Yakobus dan Simon, putra-putra Yudas, orang Galilea, atau perintah Tiberius Aleksander, pejabat Yudaea. Akhirnya, pada tahun 66 M, Manhem, putra Yudas yang lain, orang Galilea, memimpin kelompok Galilea dan Zelot dalam pemberontakan terbuka melawan Roma. Menahem dan para pengikutnya merampas gudang senjata di Masada, kemudian berjalan menuju Yerusalem. Setelah menguasai sebagian besar Yerusalem, Menahem, orang yang berpretensi menjadi raja, menerapkan kekuasaan despotik, dan membunuh Ananias, pendeta tinggi Yahudi. Namun, Menahem kemudian dibunuh oleh Eleazar, putra Ananias di kuil Yerusalem. Para pengikut Menahem kemudian melarikan diri kembali ke Masada, di bawah komando Eleazar yang lain, yang merupakan keturunan Yudas, oleh Galilea. Di Masada, pemberontakan Yahudi berlanjut hingga tahun 73 M, ketika para penduduk Masada yang terkepung melakukan bunuh-diri massal, dengan maksud agar tidak tertangkap oleh tentara Roma yang mengepung mereka.26
Berdasarkan catatan di atas, kita sekarang bisa memahami bahwa didentifikasi "Yesus orang Galilea" tidak bisa secara otomatis disamakan dengan "Yesus dari wilayah geografis Galilee". Mengingat konteks waktunya, maka identifikasi yang lebih mungkin adalah "Yesus, seorang anggota kelompok Galilea yang terdiri atas para pemberontak paramiliter". Yesus ini jelas sekali bukanlah Yesus Kristus, dan penyangkalan Petrus atau Yesus ini tentu saja benar.
Orang Nazorea
Di antara dakwaan-dakwaan yang ditujukan terhadap Petrus, salah satunya menyebutkan "Yesus dari Nazaret",27 dan satu lagi menyebutkan "Yesus, orang dari Nazaret".28 Pernyataan pertama sebenarnya merupakan terjemahan yang salah-arah dari kata Yunani Nazorean,29 sedangkan pernyataan kedua merupakan terjemahan yang salah-arah dari istilah Yunani Nazarene.30 Istilah Yunani Nazorean dan Nazarene merupakan transliterasi (Nazarenoi atau Nazoraioi) dari kata bahasa Arama Nasren atau Nasraya, yang berarti para pemelihara.31 Pada gilirannya, kata bahasa Arama itu bisa ditelusuri kembali pada istilah Nazir dalam bahasa Ibrani, yang berarti suci, kudus, atau pemantang.32 Jika sekte-sekte dan subsekte-subsekte agama Yahudi pada abad pertama Masehi dijajarkan pada poros keagamaan, dimana kutub kiri mewakili liberalisme Yahudi, dan kutub kanan mewakili konservatisme religius, maka kaum Farisi akan berada di tengah-tengah, sedangkan kaum Essene dan Nazorea akan berada di ujung kanan.
Jadi, siapakah, dan apakah sebenarnya, orang-orang Nazorea itu? Sederhananya, mereka adalah kelompok yang sama yang dirujuk dalam Perjanjian Lama sebagai orang-orang Nazarite atau Nazirite. Nazarite atau Nazorea adalah seseorang yang melaksanakan sumpah pemantangan dan kesetiaan penuh kepada Hukum Musa, dimana sumpah semacam ini bisa berlaku selama hidup atau untuk jangka waktu trertentu.33 Aturan-aturan khusus yang mengatur periode menjadi seorang Nazarite atau Nazorea disebutkan satu per satu dalam Kitab Bilangan 6:1-21 dalam Alkitab, tetapi tidak diulangi dalam bab ini. Namun demikian, dijelaskan bahwa orang-orang Nazarite atau Nazorea dicirikahasi dengan penolakan mereka untuk memotong rambut, dengan pemantangan mutlak terhadap alkohol dan seluruh minuman yang berasal dari anggur, dengan penolakan mutlak untuk berada dekat jenazah, dan sebagainya. Tokoh-tokoh alkitabiah termasyur yang diidentifikasi sebagai orang-orang Nazarite atau Nazorea antara lain : Samson;34 Samuel;35 mungkin Yohanes (Yahya) Sang Pembaptis,36 mungkin juga James, imam pertama gereja Kristen di Yerusalem;37 dan untuk sementara Paulus.38 Namun demikian, penggambaran alkitabiah mengenai Yesus Kristus sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan penggambaran tentang seorang Nazorea, karena seorang Nazorea tidak akan pernah menerima apapun yang berasal dari buah anggur, dan tidak bisa mendekati Lazarus yang sudah meninggal, yang oleh Yesus, melalui kekuasaan Allah, konon dibangkitkan dari kematian.39
Mengingat pembahasan di atas, penyangkalan Petrus untuk diasosiasikan dengan Yesus, orang Nazorea, tampaknya merupakan pernyataan yang benar, karena Yesus orang Nazorea bukanlah Yesus Kristus. Penting dicatat bahwa seorang Nazorea mungkin juga adalah seorang Galilea, tetapi itu tidak pernah terjadi. (Selain itu, dijelaskan bahwa dalam keterangan yang dikutip sebelumnya dari Yohanes 18:1-12, frasa "Yesus dari Nazaret" seharusnya dibaca "Yesus, orang Nazorea", karenanya menimbulkan kemungkinan bahwa Yesus Kristus mungkin tidak pernah ditangkap di tempat pertama).
Nama "Yesus"
Selama abad pertama Masehi, Yesus (terjemahan bahasa Yunani dari Joshua) merupakan nama yang sangat populer di Palestina. Misalnya, dari 28 pendeta tinggi Yahudi dari zaman Herod Agung hingga penghancuran Kuil, empat di antaranya diberi nama Yesus (Yesus putra Phabet atau Phiabi, Yesus putra Sek atau Sie, Yesus putra Dameneus, Yesus putra Gameliel).40 Dengan menggunakan daftar pada pendeta tinggi Yahudi ini sebagai contoh representatif dari nama lelaki di Palestina pada abad pertama Masehi, mungkin ada sekitar 14% penduduk laki-laki yang diberi nama Yesus. Jelasnya, tidaklah terlalu sulit untuk membayangkan bahwa Yesus kedua adalah orang yang diinterogasi pada malam sebelum penyaliban, bahwa orang inilah yang disangkal Petrus, dan bahwa orang inilah yang akan disalib pada hari berikutnya.
Ikhtisar
Penyangkalan Petrus menyuguhkan injil-injil kanonik dengan dua pilihan yang sama sekali tidak berkaitan. (1) Dalam selang hanya beberapa jam, Petrus berubah dari seorang tokoh heroik yang memiliki keberanian tiada tara menjadi seorang pengecut, yang secara verbal menyangkal afiliasinya dengan Yesus Kristus dalam tiga saat berbeda dengan jeda yang begitu cepat. Senyatanya, penggambaran Petrus ini cenderung mengganggu imajinasi. (2) Petrus berterus-terang dan jujur dalam menyangkal afiliasinya, baik dengan orang tak-dikenal, atau dengan pemberontak paramiliter dan penganut Yahudi sayap-kanan ekstrem, yang bernama Yesus. Dengan mengasumsikan bahwa orang itu memang tidak dikenal, maka penyangkalan Petrus Penyangkalan Petrus menjadi cukup sesuai dengan bukti dari kitab-kitab apokrif yang disuguhkan sebelumnya. Dengan mengasumsikan bahwa orang tersebut memang seorang pemberontak paramiliter yang beranama Yesus, maka penyangkalan Petrus sejalan dengan kisah tentang pelepasan Barabbas yang diuraikan di bawah.
Keterangan:
1. Perbuatan Yohanes 97-99, 101. Dalam Cameron R (1982), hal. 94-96).
2. A) Moffat J (1929) B) Robertson AT (1929) C) Burch EW (1929) D) Peritz IJ (1929) E) Scott E (1929) F) Davies JN (1929b) G) Davies JN (1929a) H) Findlay JA (1929) I) Garvie AE (1929) J) Kee HC (1971) K) Pherigo LP (1971) L) Baird W (1929) M) Shepherd MH (1971) N) Wilson RM (1971) O) Filson FV (1971) P) Sunberg AC (1971) Q) Duncan GB (1971) R) Marsh J (1972) S) Caird GB (1972) T) Nineham DE (1973) U) Fenton JC (1973) V) Hamilton W (1959) W) Mack BL (1996) X) Koester H (1982) Y) Robinson JM, Koester H (1971) Z) Cameron R (1982)
3. Shepherd MH (1971)
4. Yohanes 18:1-12
5. Lukas 22:47; Markus 14:43; Matius 26:47.
6. Matius 26:56; Markus 14:50-52
7. Lukas 22:50-51
8. Yohanes 18:13-16
9. Matius 26:57; Markus 14:53; Lukas 22:54
10. Matius 26:57-58; Markus 14:53-54; Lukas 22:54-55; Yohanes 18:15-16
11. Matius 26:69-75
12. Lukas 22:55-62
13. Markus 14:66-72
14. Yohanes 18:17-18, 25-27
15. A) Danielou J, Marrou H (1964) B) Asimov I (1969) C) Leon-Dufour X (1983) D) Schonfield HJ (1967) E) - (1998p) F) Bornkamm G (1998)
16. A) Josephus F (1988) B) Leon-Dufour X (1983)
17. A) Josephus F (1988p) B) Asimov I (1969)
18. Lukas 6:15; Perbuatan 1:13
19 Matius 10:4; 26:14; Markus 3:19; 14:10; Lukas 6:16; 22:3; Yohanes 6:71; 12:4; 13:2,26
20. A) Dupont-Sommer A (1967) B) Leon-Dufour X (1983)
21. Josephus F (1988)
22. A) Lukas 2:1-3 B) Josephus F (1988) C) Bornkamm G (1998)
23. A) Perbuatan 5:37 B) Josephus F (1998) C) Bornkamm G (1998) D) Leon-Dufour X (1983)
24. Perbuatan 5:37
25. A) Josephus F (1988) B) Leon-Dufour X (1983)
26. A) Josephus F (1988) B) Bornkamm G (1998)
27. Matius 26:71
28. Markus 14:67
29. A) Matius 26:71 B) Stegemann H (1998) C) Perjanjian Matius 2:23 D) Kee HC (1971)
30. Stegemann H (1998)
31. Stegemann H (1998)
32. A) Leon-Dufour X (1983) B) - (1998f)
33. A) Schonfield HJ (1967) B) - (1998f)
34. Hakim-hakim 13:1-24; 16:13-17
35. Samuel I 1:1-22
36. A) Strugnell J (1998) B) Schonfield HJ (1967)
37. Perbuatan 21:17-26
38. Perbuatan 21:17-26
39. Yohanes 11:38-44. Dijelaskan bahwa Yesus memiliki kemiripan fisik yang sangat dekat dengan jenazah seorang Nazorea.
40. A) Josephus F (1988) B) Schonfield HJ (1967) C) Wilson J (1985)
##################################
BANTAHAN BARABBAS TERHADAP PENYALIBAN YESUS !!!
Bukti : Pelepasan Barabbas
Dari Arreestus ke Barabbas
Sebelum membahas langsung kisah pelepasan Barabbas, ada baiknya kita memetakan gerakan-gerakan yang dituduhkan kepada Yesus Kristus dari saat penangkapannya hingga waktu pelepasan Barabbas. Dengan menggunakan empat injil kanonik sebagai sumber informasi ini, perbandingan yang singkat atas keempat injil ini menyingkapkan ketaksepakatan yang signifikan di atanra keempatnya. Informasi ini disuguhkan dalam tabel 2, dan pembaca bebas untuk menarik kesimpulan sendiri mengenai reliabilitas catatan-catatan injil atas pelbagai macam gerakan Yesus Kristus selama terjadi peristiwa-peristiwa ini.
Tabel 2 :
Rangkaian Gerakan Yesus Kristus yang dilaporkan antra penangkapannya dan pelapasan Barabbas
Matius
Markus
Lukas
Yohanes
Kepda Ann
Kepada Kayafas
Kepada Kayafas
Kepada Kayafas
Kepada Kayafas
Kepada Sanhedrin?
Kepada Sanhedrin?
Kepada Sanhedrin?
Kepada Pilatus
Kepada Herod
Kepada Pilatus
Kepada Pilatus
Kepada Pilatus
Kepada Pilatus
Rangkaian Matius didasarkan pada
Matius 26: 57, 27: 1, 27:1-2.
Rangkaian Markus didasarkan pada
Markus 14: 53; 15: 1, 15:1
Rangkaian Lukas didasarkan pada
Lukas 22: 54; 22:66; 23:1, 23:6-8; 23:11
Rangkaian Yihanes didasarkan pada
Yohanes 18:12-13, 18:24; 18:28.
Pelepasan Barabbas
Pelepasan Barabbas diceritakan oleh keempat injil kanonik di atas,1 dan di antara keempatnya, banyak rincian yang sama mengenai peristiwa tersebut. Dalam masing-masing laporan, Pontius Pilatus, gubernur Roma untuk Yudaea, memberikan pilihan kepada sekelompok orang Yahudi antara melepaskan dua orang tahanan, salah satunya digambarkan sebagai Yesus Kristus, dan yang lainnya digambarkan sebagai seorang terkenal yang berada di luar perlindungan hukum, yang hanya dikenal sebagai Barabbas. Kelompok yang kebingungan itu memilih Barabbas untuk dilepaskan. Oleh karenanya, Pilatus melepaskan Barabbas, dan Yesus kristus konon disalib. Namun demikian, seperti akan segera dijelaskan, interpretasi Sekolah Minggu atas penggambaran injil ini kurang akurat, utamanya karena sebagian besar teks kuno yang akurat dari injil-injil tersebut telah lama dihindarkan dari orang awam hingga masa-masa sekarang. Di antara empat laporan tersebut, laporan Matius sejauh ini paling menjelaskan dan rinci, dan penuturan inilah yang dikutip di bawah :
Kini Yesus berdiri di hadapan gubernur; lalu gubernur bertanya kepadanya, "Apakah engkau Raja orang-orang Yahudi?" Yesus menjawab, "Engkau yang berkata demikian". Kini saat perayaan pesta, gubernur biasanya melepaskan seorang tahanan untuk dikembalikan ke kelompoknya, seseorang yang diinginkan kelompoknya. Pada saat itu, mereka memiliki seorang tahanan termasyur, yang dipanggil Yesus Barabbas. Demikianlah, setelah mereka berkumpul, Pilatus bertanya kepada mereka, "Siapakah yang ingin kalian lepaskan, Yesus Barabbas atau Yesus yang disebut Juru Selamat?" karena ia menyadari bahwa bukanlah karena iri hati sehingga mereka menyerahkannya. Sementara ia duduk di kursi pengadilan, istrinya berkata kepdanya, "Tidak ada yang harus dilakukan dengan orang suci itu, karena hari ini aku banyak menderita disebabkan oleh mimpi tentangnya". Kini para pendeta ketua dan para sesepuh membujuk kelompok itu agar meminta Barabbas dan membunuh Yesus. Gubernur bertanya lagi kepada mereka, "Siapakah yang kalian ingin aku lepaskan untuk kalian?" Dan mereka menjawab, "Barabbas". Pilatus berkata kepada mereka, "maka apa yang harus aku lakukan dengan Yesus yang disebut Juru Selamat ini?" mereka semua menjawab, "Biarlah ia disalib!" Kemudian ia bertanya, "Mengapa, kejahatan apa yang telah ia lakukan?" Tetapi mereka semua berteriak lebih keras lagi, "Biarkanlah ia disalib!" Demikianlah, ketika Pilatus memahami bahwa tidak ada yang bisa ia lakukan, kecuali kerusuhan itu telah dimulai, ia mengambil hati dan membasuh tangannya di hadapan kelompok tersebut, seraya mengatakan, "Aku suci dari darah orang ini; lihatlah darah itu pada diri kalian sendiri". Kemudian orang-orang itu menjawab, "Darahnya menjadi tanggungan kami dan anaj-anak kami!" demikianlah ia melepaskan Barnabbas untuk mereka; dan setelah mencambuk Yesus, ia menyerahkan Yesus untuk disalib.2
Sebagai lanturan sekilas, perlu dicatat bahwa tulisan-tulisan apokrif secara konsisten mengidentifikasi nama istri Pilatus sebagai Procla.3 (Lebih jauh mengenai statusnya menurut gereja-gereja Kristen awal akan diuraikan kemudian dalam bab ini).
Identitas Barabbas
Teks yang dikutip dari Matius di atas, seperti ditemukan dalam The Holy Bible: New Revised Standard Version (NRSV), dengan jelas mengidentifikasi Barabbas sebagai orang yang memiliki nama Yesus. Dalam melakukan identifikasi ini, NRSV menggunakan sebagian besar teks-teks kuno,4 agar bisa mengoreksi penghapusan nama yang diberikan kepada Barabbas, yaitu Yesus, yang terjadi pada versi-versi awal Alkitab.
Sebenarnya, para sarjana alkitabiah telah lama mengetahui dari teks-teks Matius kuno ini bahwa nama Barabbas adalah Yesus. Namun, informasi ini secara khusus tidak disampaikan kepada masyarakat awam. Dalam King James Version dari Alkitab tahun 1611, sama sekali tidak ada penyebutan nama Barabbas sebagai Yesus. Dalam Revised Standard Version (RSV) tahun 1946, informasi ini akhirnya dimasukkan dalam teks tersebut sebagai catatan kaki yang tidak jelas. Akhirnya, dalam New Revised Standard Version (NRSV) tahun 1989, informasi paling awal dan paling lengkap berkenaan dengan Barabbas disuguhkan secara langsung dalam teks tersebut, dimana ia pada awalnya diduga (bernama yesus Barabbas), dan Barabbas yang sebelumnya tidak dikenal sekali lagi telah menjadi Yesus Barabbas.
Namun demikian, para penerjemah Alkitab masih merahasiakannya dari masyarakat awam. Mereka masih belum menggenapi tugas mereka untuk mendidik masyarakat Kristen awam dan menjadikan teks Alkitab bisa diakses oleh sebagian besar umat Kristen. Mereka kini telah mempresentasikan Barabbas sebagai Yesus Barabbas, tetapi mereka masih belum menunjukkan bahwa "Barabbas" bukanlah nama, tetapi merupakan patronimik (nama yang hampir sama dengan nama ayahnya).5 Patronimik meruapkan sebuah pengenal, sementara orangnya dikatakan sebagai putra X. Oleh karenanya, dalam Perjanjian Baru, kita menemukan murid Simon Petrus juga dipanggil Simon bar Jonah, yaitu, Simon putra Yunus.6 Namun demikian, para penerjemah Alkitab secara konsisten sama-sama memberlakukan kata-kata bahasa Arama bar dan Abbas, karenanya menerjemahkan Jesus bar Abbas sebagai Yesus Barabbas, atau lebih buruk lagi, sebagai Barabbas saja. Dengan demikian seperti ini, dan dengan menyadari bahwa bar hanyalah berarti putra dari, sekarang kita bisa mengidentifikasi Barabbas sebagai Yesus putra Abbas. Namun demikian, bahkan dengan menerima terjemahan tersebut sampai titik ini, terjemahan tersebut tetap agak salah-arah, karena Abbas bukanlah sebuah nama. Kata Abbas masih harus diterjemahkan lagi dari bahasa Arama. Abbas berarti ayah, dan Barabbas secara langsung dan tak-ambigu diidentifikasi dalam Matius sebagai "Yesus, putra Bapa"!7 Kini, jika kita harus bertanya kepada seratus orang Kristen yang dipilih secara acak mengenai identitas "Yesus, putra Bapa", niscaya kita akan mendapatkan seratus identifikasi positif mengenai Yesus Kristus.
Barabbas tidak lain adalah Yesus sendiri, putra Bapa!8 Ini bukanlah identifikasi yang didasarkan pada sebagian kitab apokrif, yang mungkin atau tidak mungkin memiliki bukti yang mengacu pada gereja-gereja Kristen awal, seperti halnya kasus Injil Barnabas. Bahkan, ini juga bukan identifikasi yang didasarkan pada kitab-kitab apokrif, yang bisa secar alangsung ditelusuri hingga ke gereja-gereja Kristen awal, seperti dalam kasus Kitab Jeus, Wahyu Petrus, Risalah Kedua Set Agung, atau Perbuatan-perbuatan Yohanes. Ini merupakan identifiaksi yang dibuat langsung oleh Injil kanonik Matius.
Namun demikian, ini merupakan identifikasi yang hanya bisa dilakukan sekali: teks-teks awal Matius pada kahirnya menjadi teks-teks yang diakui, seperti dalam kasus NSRV; dan pembaca telah menggenapi terjemahan dua kata tersebut, yang masih belum diterjemahkan oleh para penerjemah Alkitab, dan karenanya, pernyataan-Matius yang sebenarnya masih gelap bagi orang awam. Memahami kutipan dari Matius ini sama artinya dengan mengupas sebuah opini. Dari lapisan demi lapisan yang harus disingkap sebelum kita sampai pada inti yang sebenarnya. Sementara sebelum kita sampai pada inti yang sebenarnya. Sementara kita bisa memahami bahwa para penerjemah Alkitab telah mulai mengupas opini tersebut untuk masyarakat awam, proses pengupasan tersebut amat-sangat lambat, dan masih belum lengkap. Pelbagai macam lapisan ini disuguhkan pada Tabel 3 di bawah :
Tabel 3:
Lapisan-lapisan Identitas Barabbas
Lapisan
Identitas yang Diungkap
Versi Alkitab
1
Barabbas
Versi Raja James, 1611
2
Yesus Barabbas sebagai catatan
Versi Standar yang Direvisi, 1946
3
Yesus Barabbas
Versi Standar Baru yang Direvisi, 1989
4
Yesus bar Abbas
-
5
Yesus putra Abbas
-
6
Yesus, putra Bapa
-
Berdasarkan pembahasan di atas, kita bisa melihat bahwa menurut Matius, Pontius Pilatus menawarkan untuk melepskan salah seorang dari dua tawanan pada hari itu, yaitu "Yesus, putra Bapa" atau "Yesus yang disebut Juru Selamat".9 Menurut penuturan Matius, kelompok tersebut memilih "Yesus putra Bapa" untuk dilepaskan. Pilatus memenuhi permintaan mereka, dengan melapaskan "Yesus, putra Bapa" dan menghukum "Yesus yang disebut Juru Selamat".10 Paling tidak, laporan Matius menujukkan bahwa ada kekaburan berkenaan dengan siapa yang dilepaskan dan siapa yang disalib. Terombang-ambing di antara dua, "Yesus, putra Bapa" dan "Yesus yang disebut Juru Selamat", bagaimana kita bisa memutuskan siapa adalah siapa?
Jawaban atas pertanyaan tersebut memang bisa dipeoleh, tetapi memerlukan kecermatan. Sebelum Pilatus bertanya kepada kelompok itu perihal siapa yang ingin mereka lepaskan, Matius menuturkan bahwa Pilatus menanyakan sebuah pertanyaan tunggal dan tajam kepada Yesus, yaitu. "Apakah engkau adalah Raja orang-orang Yahudi?"11 ini merupakan satu-satunya hal yang membuat Pilatus tertarik. Apakah Yesus mengajukan klaim sebagai Raja orang-orang Yahudi, dan karenanya mempimpin pemberontakan melawan Roma? Pilatus sama sekali tidak peduli dengan perselisihan internal di antara para penguasa agama Yahudi. Baik seseorang mengklaim atau tidak sebagai seorang tokoh agama seperti Juru Selamat, tidaklah menjadi perhatiannya. Ia hanya ingin meneguhkan klaim kedudukan sebagai raja (kingship), karena hal ini mencakup otoritas duniawi dan sekuler, yang merupakan ancaman bagi kekuasaan imperial Roma. Oleh karenanya, ia tidak bertanya apakah Yesus seorang Juru Selamat teologis, karena Pilatus tidak peduli dengan masalah ini. Akan tetapi, Pulatus benar-benar peduli jika Yesus mengklaim sebagai raja orang-orang Yahudi. Mengklaim diri sebagai Juru Selamat teologis bukanlah kejahatan menurut hukum Roma, sementara mengklaim diri sebagai Raja orang-orang Yahudi tentu saja merupakan kejahatan.
Di sini, kita harus menguji apa yang dimaksud dengan "Yesus yang disebut Juru Selamat". Generasi-generasi kaum Kristen yang menghadiri Sekolah Minggu telah diindoktrinasi dengan konsep teologis Sang Juru Sealmat, yang sudah dimulai sejak zaman gereja-gereja Kristen awal. Namun demikian, kata Mashiah dalam bahasa Ibrani, yang diterjemahkan menjadi Messiah (Juru selamat) dalam Alkitab, sebenarnya berarti ditahbiskan. Sama halnya, kata bahasa Yunani Chritos, yang diterjemahkan menjadi Crist (Kristus) dalam alkitab sebenarnya merupakan terjemahan Yunani dari kata Mashiah dalam bahasa Ibrani. Oleh karenanya, meskipun kata-kata Pilatus adalah Yesus yang disebut Juru Selamat, sebenarnya yang ia katakan adalah "Yesus yang disebut orang yang ditasbihkan". Siapakah yang telah disucikan dari bangsa Israel? Jawabannya adalah para raja dan para pendeta tinggi Iarael. Dalam hal ini, setiap pemberontak yang mengajukan klaim sebagai raja Israel - dan banyak orang semacam ini pada abad pertama Masehi - maka ia akan ditasbihkan sebagai raja Israel, dan bisa disebut sebagai "Juru Selamat".12
Setelah memantapkan perhatian Pilatus, dan karenanya setelah memantapkan tuduhan sebanarnya terhadap Yesus, yaitu mengklaim sebagai Raja orang-orang Yahudi, dan setelah menetapkan makan sebenarnya dari kata "Juru Selamat", kini kita beralih pada keterangan yang sama mengenai pelepasan "Yesus, putra Bapa" dalam Markus.
Demikianlah, kelompok itu datang dan mulai miminta Pilatus melakukan sesuatu untuk mereka sesuai dengan adat kebiasaannya. Kemudian ia memberi jawaban kepada mereka, "Apakah kalian ingin aku melepaskan Raja orang-orang Yahudi itu untuk kalian?" ? Namun, para pendeta ketua menghasut mereka agar meminta Pilatus melepaskan Barabbas untuk mereka.13
Perhatikanlah adanya perubahan yang halus, tetapi amat sangat penting. Pilihannya dalah antara "Yesus, raja orang-orang Yahudi" dan "Yesus, putra Bapa!" Dalam versi ini tidak ada ambiguitas atau kebingungan kerkenaan dengan identitas. Yesus, yang mengklaim sebagai raja orang-orang Yahudi, dan dengan demikian juga telah ditasbihkan, yaitu, telah menjadi seorang Juru Selamat, diserahkan untuk disalib, sementara Yesus, putra Bapa, dilepaskan. Apalagi yang lebih sederhana atau lebih gamblang daripada hal itu? Kini, siapakah Yesus ini, yang mengklaim dirinya sebagai raja orang-orang Yahusi? Mungkin dia adalah seseorang yang telah ditemui dalam bab ini, yaitu, "Yesus, orang Galilea", yaitu, pemberontak paramiliter, yang disangkal oleh Petrus tadi.14 Dialah Yesus ini, yang merupakan pembunuh dan pemberontak sebenarnya, yang tuduhan-tuduhannya secara keliru dinisbahkan kepada Yesus, putra Bapa, melalui kebingungan, baik sengaja maupun tidak, yang diciptakan oleh para penulis injil atau penerjemah, para redaktur, atau para penyuntingnya.15
Ikhtisar
Kisah mengenai pelepasan Yesus, putra Bapa, memiliki arti penting yang sangat besar. Meskipun pembaca menolak reka-ulang kutipan Matius yang diusulkan oleh pengarang ini, yang didasarkan pada pertanyaan Pilatus kepada Yesus dan pada penuturan Markus yang sama, tetapi pembaca injil-injil kanonik masih bergulat dengan kebingungan dan ambiguitas. Identitas masing-masing mengenai siapa yang dilepaskan (Yesus, putra Bapa) dan siapa yang disalib (Yesus yang disebut Juru Selamat) benar-benar membingungkan dan merupakan pertanyaan tak-terjawab. Kebingungan dan ambiguitas itu cukup untuk menyatakan bahwa setidaknya ada satu jawaban yang tersedia bagi pertanyaan-pertanyaan di atas dari injil-injil kanonik yang mendukung keterangan Alquran soal penyaliban. Lebih jauh, jika kita menerima reka-ulang laporan Matius sebagaimana dikemukakan oleh pengarang ini, maka jelaslah bahwa Yesus, Raja orang-orang Yahudi (atau disebut juga Yesus, orang Galilea), disalib, sementara Yesus, putra Bapa, dilepaskan. Di sini, kita menemukan pembelaan total atas penjelasan Alquran tentang penyaliban yang kita butuhkan berdasarkan injil-injil kanonik semata.
Hingga titik ini, pembaca Kristen, yang diindoktrinasi sejak masa kecil dalam pelajaran-pelajaran Sekolah Minggu, mungkin berpikir bahwa seluruh jajaran argumen ini tidak masuk akal. Tidak peduli apa yang sebenarnya dikatakan Matius mengenai Yesus, putra Bapa, adalah lebih mudah untuk mengabaikan seluruh hal ini begitu saja. Namun demikian, sebelum melalukan langkah tersebut, ada satu keping informasi lagi yang harus dipertimbangkan. Jika Pilatus memang benar-benar menghukum Yesus Kristus hingga mati dengan cara disalib, bagaimanakah seharusnya gereja-gereja Kristen awal memandang Pilatus dan sekutu-sekutunya? Tidakkah Pilatus seharusnya dibuang ke tempat yang paling jauh oleh gereja-gereja Kristen awal? Tidak mungkinkah Pilatus secara formal dihukum oleh gereja-gereja Kristen awal? Kita tentunya berpikir demikian.
Akan tetapi, fakta-fakta yang ada sungguh sangat berbeda. Tanggal 28 Oktober oleh penanggalan Gereja Ortodoks Timur ditentukan sebagai hari pesta Santa Procla, istri Pontius Pilatus.16 Tanggal 25 Juni oleh Gereja Kristen Koptik ditentukan sebagai hari pesta Santa Procla dan Santo Pontius Pilatus.17 Procla diresmikan sebagai seorang santa, baik oleh Gereja Ortodoks Timur maupun oleh Gereja Kristen Koptik, sementara Pontius Pilatus diresmikan sebagai seorang santo oleh Gereja Kristen Koptik. Bagaimanakah gereja Kristen Koptik awal bahkan membenarkan kononisasi orang tersebut sebagai santo, orang yang telah menghukum Yesus Kristus hingga mati dengan cara disalib? Ini benar-benar bertentangan dengan seluruh nalar dan logika. Apakah yang diketahui oleh umat Kristen awal ini yang tidak diketahui oleh umat Kristen modern? Mungkin, mereka tahu bahwa Pontius Pilatus, santo mereka tercinta, adalah orang yang melepaskan Yesus Kristus. Mungkin juga mereka memeiliki pemahaman yang lebih baik tentang Matius daripada sebagian besar orang Kristen modern.
Pada titik ini, sangat menggoda untuk mengatakan, "Kasus ditutup, sidang ditunda". Namun demikian, ada satu keping lagi bukti dari injil-injil kanonik yang harus ditelaah.
Keterangan:
1. Matius 27:11-26; Markus 15:6-15; Lukas 23:13-25; Yohanes 18:38-40
2. Matius 27:11, 15-26.
3. Platt RH, Brett JA.
4. A) Fenton JC (1973) B) - (1998a)
5. A) - (1998a) B) Leon-Dufour X (1983) C) Asimov I (1969) D) Schonfield HJ (1967) E) Fenton JC (1973) F) Pherigo LP (1971)
6. Matius 16:17. Dalam RSV: Simon Bar Jonah (Simon bin Yunus).
7. A) - (1998a) B) Leon-Dufour X (1983) C) Asimov I (1969) D) Fenton JC (1973) E) Pherigo LP (1971)
8. Frasa "putra Bapa" tidak mengisyaratkan status "dilahirkan".
9. Matius 27:17
10. Matius 27:17-26
11. Matius 27:11
12. A) Leon-Dufour X (1983) B) Schonfield HJ (1967)
13. Markus 15:8-9, 11.
14. Matius 26:69-70
15. Platt RH, Brett JA
16. A) Hennecke E, Schneemelcher W, Wilson RM (1963) B) Platt RH, Brett JA C) - (1998g)
17. - (1998n)
Wassalaam.
##################################
BANTAHAN SIMON SIRENUS TERHADAP PENYALIBAN YESUS !!!
Bukti : Perekrutan Simon Sirenus
Interpretasi Kristen teradisional atas penyaliban manyatakan bahwa Yesus Kristus berpindah dari tempat hukuman di hadapan Pontius Pilatus menuju tempat penyaliban, yaitu Golgotha (Calvary dalam bahasa Latin). Perjalanan ini diritualkan oleh Gereja Katolik Roma sebagai bagian dari 14 Stasiun Salibnya, dimana stasiun kelima memperoleh perhatian khusus, stasiun Salib Kelima merunjuk pada suatu peristiwa yang dituturkan dalam tiga injik sinoptik, tetapi tidak diceritakan dalam Yohanes. Pada Stasiun kelima ini, Simor Sirenus konon ditemukan untuk membawa salib Yesus.
Setelah mareka keluar, mereka menemukan seorang laki-laki dari Sirenus bernama Simon; mereka memaksa orang ini untuk membawa salibnya. Dan ketika mereka sampai di sebuah tempat yang disebut Golgotha (yang berarti Tempat Tengkorak), mereka menawarkan anggur kepadanya untuk diminum, yang telah dicampur dengan cuka; tetapi ketika ia mencicipinya, dia tidak mau meminumnya. Dan ketika mereka menyalibkannya, mereka membagikan pakaiannya di antara mereka sendiri dengan melemparkan undian; kemudian mereka duduk di sana dan tetap mengawasinya.1
Mereka memaksa seorang musafir, yang datang dari negeri itu, untuk membawa salibnya; ia adalah Simon Sirenus ayah Aleksander dan Rufus. Kemudian, mreka membawa Yesus ke tempat yang disebut Golgotha (yang berarti tempat tengkorak). Kemudian mereka menawarinya anggur yang telah dicampur dengan myrrh; tetapi ia tidak menerimanya. Kemudian mereka menyalibnya, dan membagikan pakaiannya di antara mereka, dengan melemparkan undian untuk menentukan apa yang harus diterima oleh masing-masing.2
Setelah mereka membawanya, mereka menangkap seorang laki-laki, Simon Sirenus, yang datang dari negeri itu, dan mereka meletakkan salib itu di [pundak]-atasnya, dan menyuruhnya membawa salib itu di belakang Yesus. Dua orang lainnya, yang merupakan para penjahat, dibawa untuk dibunuh bersamanya. Ketika mereka sampai ke tempat yang disebut Tengkorak, mereka menyalib Yesus di sana bersama para penjahat, satu di sebelah kanannya dan satu lagi di sebelah kirinya.3
Kini, ada dua persoalan yang harus dijelaskan menyangkut penuturan di atas. Pertama, injil-injil kanonik tidak pernah menyatakan bahwa salib diserahkan kembali kepda Yesus dari Simon. Kedua, dalam kutipan dari Markus dan dalam kutipan dari Lukas, pengarang saat ini mencetak-miuring kata "Yesus" di satu tempat. Di masing-masing tempat ini, catatan NRSV berkenaan dengan teks tersebut dengan jelas menyatakan bahwa orang Yunani membawa "dia", bukan "Yesus". Dengan kata lain, para penerjemah khawatir kalau-kalau sebagian besar pembaca akan membaca "dia" sebagai kata-ganti yang merujuk pada Simon Sinerus juka mereka tidak memasukkan "Yesus" untuk mengganti "dia". Dalam hal ini, para penerjemah sepenuhnya benar. Sebagian besar pembaca akan membaca "dia" sebagai kata-ganti yang merujuk pada Simon Sirenus, yang menunjukkan bahwa Simon Sirenus adalah orang yang disalib. Dalam kutipan-kutipan di atas, Matius, Markus, dan Lukas, semuanya tampaknya mengatakan bahwa Simon Sirenus disalib sebagai pengganti Yesus.
Harus ditekankan bahwa interpretasi terhadap tradisi sinoptik di atas tidak terbatas bagi pengarang saat ini. Kenyataannya, itulah interpretasi yang diyakini secara luas oleh segmen-segmen gereja-gereja Kristen awal. Para pembaca bab ini sudah menemukan bahwa interpretasi adalah Risalah Kedua Set Agung, kitab apokrif dari gereja-gereja Kristen awal, menyatakan, "adalah orang lain, Simon, yang memikul salib di pundaknya". Kenyataannya, penggantian Simon Sirenus (sebagai korban penyaliban) untuk Yesus merupakan prinsip kepercayaan utama di antara orang-orang Kristen awal yang dikenal sebagai kelompok Basilidian,4 yang menonjol pada pertengahan abad abad ke-2 M. mereka mengadakan kongregasi di Mesir dan tetap eksis hingga abad ke-4 M. garis keturuannya bisa ditelusuri kembali pada orang-orang yang menjadi pengikut Basilides, yang diklaim sebagai penerima tradisi-tradisi rahasia tertentu dari Glaucias (seorang penafsir Petrus, murid Yesus).5
IKHTISAR DAN SIMPULAN-SIMPULAN
Bukanlah maksud pengarang untuk membuktikan satu tradisi, setelah dipertentangkan dengan tradisi lainnya, akhirnya sampai pada simpulan bahwa bukanlah yesus Kristus yang disalib. Namun, tinjauan-tinjauan terdahulu atas kitab suci Kristen, baik yang apokrif maupun kanonik, secara dramatis mengilustrasikan bahwa gereja-gereja Kristen awal tidak secara bulat menerima doktrin penyaliban Kristus. Jelasnya, mereka masih bingung mengenai apa yang sebenarnya terjadi saat itu. Ada banyak teroi yang berbeda mengenai pokok bahasan ini dalah gereja-gereja Kristen awal. Di antara banyak kandidat untuk kehormatan yang meragukan sebagai korban yang disalib ini, bisa kita sebutkan: Yudas Iskariot; Simon Sinerus; simulacrum-simulacrum Yesus Kristus; orang-orang lain yang tidak-teridentifikasi; dan seorang pemberontak paramiliter yang dikenal sebagai Yesus, orang Galilea, yang mengklaim dirinya sebagai Raja orang-orang Yahudi, dan yang dibedakan dari Yesus, putra Bapa, yaitu Yesus Kristus.
Alquran dengan jelas menyatakan bahwa Yesus Kristus tidak disalib. Sebagian besar segmen gereja-gereja Kristen awal, dan sebagian besar kitab suci Kristen awal mengamini pernyataan itu.
Bagi kaum muslim, pelajaran yang mungkin bisa diambil adalah bahwa banyak gereja Kristen awal jauh lebih dekat dengan Islam daripada yang pernah dipikirkan sebelumnya. Bagi kaum Kristen, pelajaran yang mungkin bisa diambil adalah bahwa doktrin penyaliban ternyata sangat di ragukan dan diperdebatkan oleh gereja-gereja awal. Dengan pemikiran semacam ini, mungkin mereka bersedia melihat kembali ajaran-ajaran Islam, dan mempertimbangkan persamaan-persamaan antara ajaran-ajaran Islam dan fondasi-fondasi agama Kristen awal.
Keterangan:
1. Matius 27:32-36
2. Markus 15:21-24
3. Lukas 23:26, 32-33
4. Norwood FA (1971)
5. - (1998b)
Dikutip dari buku: "Salib di Bulan Sabit", karya DR. Jerald F. Dirks, 2003

Tidak ada komentar: