Cari Di Blog Ini

Senin, 28 November 2011

SIFAT-SIFAT WANITA AHLI SURGA

Siapakah wanita yang menjadi ahli surga? Apakah ciri-ciri atau sifat-sifat yang menjadi kunci bagi wanita memasuki surga? Sebuah hadits nabi menyatakan, daripada Anas, Nabi saw. bersabda yang bermaksud : “Apabila seorang perempuan mendirikan sembahyang lima waktu, berpuasa sebulan (Ramadhan), menjaga kehormatan dan taat pada suami, dia akan disuruh memasuki surga melalui mana-mana pintu yang dia sukai.” (HR. Ahmad).

Menurut hadits di atas sekurang-kurangnya ia telah menggariskan empat dasar atau sifat utama yang menjadi teras bagi seorang wanita muslimah memasuki surga, yaitu menunaikan kewajibannya kepada Allah dalam makna melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan keatasnya seperti sembahyang, puasa, dan lain-lain ibadah wajib yang mampu dilaksanakan. Sebuah hadits menyebutkan bahwa sembahyang adalah perkara pertama yang akan dipersoalkan dihari kiamat.


Dari Abu Hurairah ra. nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya perkara yang pertama kali dikira dari amalan hamba dihari kiamat adalah sembahyang, sekiranya sembahyang itu sempurna, maka beruntung dan berjayalah dia, dan sekiranya ia rusak, maka kecewa dan rugilah dia, kalau kewajiban fardhu masih kurang, Allah berfirman, ‘Lihatlah adakah amalan-amalan sunah untuk menyempurnakan kekurangan tersebut. Demikianlah seterusnya dengan amalan lain.” (HR. Tirmidzi). Disamping menunaikan kewajiban Allah, menunaikan hak dan kewajiban kepada suami juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan oleh seorang wanita.

Tertunainya hak dan tanggungjawab suami barulah akan turun keridhoan dan rahmat Allah kepadanya. Menjaga kehormatan diri juga merupakan hal yang digariskan oleh hadits di atas. Antara hal-hal yang tidak boleh dikategorikan dalam konteks menjaga kehormatan itu adalah mempunyai sifat pemalu, jika suaminya keluar dia akan menguruskan da menjaga dirinya dan harta suaminya dengan amanah. Bila suaminya datang kepadanya dia akan menjaga mulut menghindari perkataan yang tidak enak didengar.

Sebuah hadits Nabi saw. menyatakan bahwa, “Sesungguhnya sopan santun dan keimanan adalah saling berkaitan, jika salah satunya dikeluarkan, yang satu lagi juga akan hilang serentak.” HR. Baihaki).

Maksud hadits di atas ialah jika kesopanan atau sifat malu sudah hilang, iman juga akan hilang bersama. Betapa besarnya pengaruh antara kesopanan dan keimanan kepada diri seorang wanita itu. Nabi saw. mengaskan dengan sabdanya, “Apabila seseorang itu terlibat dengan perzinaan, ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu mencuri ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang tiu meminum arak ia bukan lagi seorang beriman, apabila seseorang itu menghianati setelah diberi amanah oleh orang lain ia bukan lagi seorang beriman, dandan apabila seseorang diantara kamu menipu ia bukan lagi seorang beriman, oleh karena itu berhati-hatilah.”


Taat pada suami juga merupakan satu lagi sifat wanita yang digambarkan oleh hadits yang sebelumnya. Taat pada suami adalah tanggungjawab seorang istri yang wajib disempurnakan. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Bazzar, Nabi saw. bersabda, “Kamu sampaikan kepada peempuan yang kamu jumpa, bahwa taat kepada suami, dan mengakui hak-hak suami, sama pahalanya dengan berperang dan bertempur dengan musuh-musuh islam di medan pertempuran, tetapi sangat sedikit dari istri-istri yang menyempurnakan hak-hak suami mereka.” (HR. al-Imam Bazzar).

Istri adalah pusat dan sumber kebahagiaan dan ketentraman di dalam sebuah rumahtangga. ia perlu mempunya sifat-sifat sabar dan perhatian yang sepenuhya kepada suami dan anak-anaknya.
Sikap inilah yang dapat mewujudkan suasana yang tenang, aman dan damai dalam rumahtangga.
Sayidina Abu Bakar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda, “Seorang wanita yang menyakiti suami dengan lidahnya, dia mendatangkan celaan dan kemurkaan Allah, para malaikat, dan umat manusia.” Selain itu Sayidina Ali ra. meriwayatkan sebuah hadits mengenai istri yang tidak menghormati status suaminya. “Wanita yang berkata kepada suaminya yang tidak melihat apa-apa kebaikan suaminya, Allah akan menghapus segala perbuatan baiknya selama 70 tahun, walaupun dia berpuasa selama itu siang hari dan bersembahyang pada malamnya.” (HR. Imam Majah dan An-Nasi).

Berdasarkan uraian ringkas di atas para wanita hendaknya mengamalkan sikap taat dan bertaqwa kepada Allah, bertanggungjawab kepada suami dan menjaga kehormatan dirinya. Semoga dengan itu, akan mudahlah mereka mendapat rahmat dan keridhaan Allah. Rahmat dan Rridha Allah itulah yang akan menjamin kebahagiaan hidupna di dunia dan di akhirat.

Tidak ada komentar: