V. KITAB SUCIKenapa kalian mengingkari
ayat-ayat Allah…?
WAHYU DAN MUKJIZAT
Pada
awal pembahasan buku ini kita pernah membahas adanya kesinambungan
wahyu sejak Nabi-nabi terdahulu hingga yang terakhir. Pesan-pesan
Tauhid dan dua prinsip kehidupan sesama manusia, yang tergambar dalam
prinsip kasih sayang dan prinsip keadilan, terlestarikan pada
masing-masing kitab.
Untuk
menyajikan kajian tentang wahyu ini, kami akan menggunakan
berita-berita nubuat dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru (Injil).
Kalau kami membahasnya dari kacamata Bibel bukan berarti mempercayai
seluruh isi Bibel, ayat-ayat Bibel yang menyalahi konsep tauhid dan dua
konsep kemanusiaan akan kami kesampingkan apalagi ayat-ayat yang porno
dan tidak masuk akal. Hal ini berdasarkan prinsip yang dipakai Dr. Robert Morey
dalam banyak hujatannya terhadap al-Qur’an, yaitu “Yang lama
mencocokkan yang baru”. Dan sudah kita bahas pada awal buku ini.
Pendapat kami tersebut tidak bisa disebut inkonsisten, di mana
menyatakan ada penyelewengan dalam Bibel di satu pihak sementara
beberapa dalil memakai Bibel. Inkonsistensi bisa dikatakan jika tidak
ada aturan yang jelas, sementara bahasan kami ini berdasarkan aturan
yang ditetapkan sendiri oleh Dr. Robert Morey
seperti prinsip tersebut di atas. Dengan prinsip ini sebenarnya secara
logika kami boleh menggunakan ayat-ayat al-Qur’an untuk menunjang
semua bahasan sehingga kita akan mendapatkan pengertian yang benar dari
permasalahan yang dilontarkan.
Banyak sekali ayat-ayat Bibel yang
menubuatkan akan adanya seorang Nabi baru yang datang setelah Nabi Isa
As, (Yesus). Dan perlu kami tegaskan bahwa tidak ada nabi lain setelah
masa Yesus, sebab Yohanes Pembabtis (Nabi Yahya) adalah hidup sezaman
dengan Yesus. Namun kami hanya memfokuskan pada nubuat Musa yang
tercantum pada Kitab Ulangan 18:18. (kitab ulangan masuk dalam
perjanjian lama/ Taurat). Ayat tersebut berbunyi :
“Bahwa aku akan menjadikan bagi mereka itu seorang
nabi dari antara segala saudaranya, yang seperti engkau (Musa), dan
Aku akan mernberi segala firman-Ku dalam mulutnya dan iapun akan
mengatakan kepadanya segala yang Kusuruh akan dia” (Kitab: Ulangan 18:18).
Dalam mencermati ayat di atas Ahmed Deedat membuktikan dengan sangat baik bahwa yang
dimaksud dalam kitab ulangan tersebut adalah Nabi Muhammad Saw
walaupun kebanyakan sarjana Kristen menyatakan tidak mengakui hal itu10. Alasan yang dikemukakan Ahmed Deedat secara ringkas sebagai berikut :
-
…….antara segala saudaranya : Isyarat untuk keturunan IsmaEL saudara IsraEL keturunan Ibrahim dari Ishaq. Bibel juga mengakui bahwa Ibrahim berputra Ismael dan Ishaq.…...yang seperti engkau (Musa) : Isyarat untuk nabi yang perihalnya seperti Musa yaitu Muhammad dengan alasan sebagai berikut :
-
Musa dan Muhammad dilahirkan melalui ibu dan bapak. Yesus tidak.
-
Musa dan Muhammad menikah dan mempunyai anak. Yesus tidak.
-
Musa dan Muhammad diterima kaumnya -bani IsraelYesus tidak.
Dalam menjelaskan ayat di atas -... dan aku akan memberi segala firman-Ku dalam mulutnya- Ahmed Dedat mencontohkan dalam perdebatannya dengan pendeta Dominee sebagai berikut :
Apakah artinya jika dikatakan, “Saya akan menaruh firman saya dalam mulut Anda?’ Perhatikan, ketika mula-mula saya meminta Anda (Dominee) untuk membuka Ulangan 18:
18 dan jika saya meminta Anda untuk membacanya, lalu Anda telah
membacanya, apakah itu berarti saya telah menaruh firman saya dalam
mulut Anda?”
Dominee menjawab, “Tidak”
Tetapi,
saya melanjutkan, “Jika saya mengajari Anda sebuah bahasa yang Anda
tidak mempunyai pengetahuan tentangnya, seperti bahasa Arab, dan bila saya meminta Anda untuk rnembaca atau mengulangi sesudah saya”, apa yang saya ucapkan yaitu:
“Katakanlah, ‘Dia-lah Allah
Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan, tidak ada
seorang pun yang setara dengan Dia. (QS. Al-Ikhlas : 1-4).
Tidakkah saya sedang menaruh kata-kata asing yang belum pernah didengar dan telah kamu ucapkan, ke dalam mulut Anda?” Dominee tentu saja setuju.
Dengan cara yang
sama, saya berkata, “Kata-kata kitab suci Al-Qur’an, wahyu yang
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Muhammad diungkapkan.”
Ilustrasi
Ahmed Deedat dalam menjelaskan kalimat di atas menjadikan gambaran
tentang proses pewahyuan semakin dapat dinalar. Al-Qur’an sendiri
memberikan gambaran yang sama sebagai berikut :
“Sesungguhnya kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat”. (QS. Al-Muzammil : 5).
“Kami akan membacakan (al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu tidak akan lupa “. (QS. Al-A’laa: 6).
Dan
seperti yang kita lihat bahwa ayat dalam kitab Ulangan 18:18 di atas
adalah wahyu yang diberikan kepada Nabi Musa, -yang tentunya dengan
bahasa Ibrani.13
Proses penurunan wahyu dengan cara ‘dibacakan’ – menurut Qur’an- atau ‘memberi segala firmanku kedalam mulutnya’ menurut gaya bahasa Taurat, secara tegas menunjukkan bahwa wahyu tersebut atau al-Qur’an bukan dari Nabi Muhammad Saw
atau Nabi Musa, baik materi maupun bahasa. Dalam al-Qur’an disebutkan
bahwa Rasulullah pernah tergesa-gesa menggerakkan bibirnya untuk
menirukan wahyu yang dibacakan.
Bibel yang diyakini kebenarannya oleh Dr. Robert Morey
telah menyatakan kebenaran Nabi Muhammad Saw. dan alQur’an, bahkan
dengan penjelasan tentang proses pewahyuannya. Satu proses pewahyuan
al-Qur’an kepada Muhammad yang dijelaskan secara lebih gamblang dan
bisa dinalar. Maka ketika disebut dalam hadits-hadits nabi tentang
proses pewahyuan yang melalui Malaikat Jibril hal itu bukanlah hal yang
mengada-ada. Para sahabat pun
menurut riwayat hadits ada menyaksikan kedatangan Jibril. Namun
demikian proses pewahyuan melalui pembacaan oleh Jibril lebih masuk
akal ketimbang penjelasan Injil tentang pewahyuan Yesus :
“Maka Yahyapun menyaksikan serta herkata : ‘Aku sudah nampak Roh Allah turun dari langit, seperti seekor burung merpati, lalu hinggap di atasNya“. (Yahya 1: 32).
Jika dibaca melalui kaca mata Muslim,
maka ….. di atasnya”, dengan memakai ‘n’ dengan huruf kecil. Itu
berarti Allah mengutus Jibril datang kepada Yesus sehingga “seekor burung”
sebagai suatu kiasan. Mungkin bahasa manusia abad I masehi memakai
cara tersebut. Ayat ini secara tidak langsung menyatakan bahwa Roh
(Qudus) adalah utusan, dan Yesus adalah nabi, di sini istilah wahyu
baru ada.
Tapi kalau dibaca menurut kaca mata Kristen
Trinitas, maka ayat tersebut sekedar bacaan tanpa makna. Cerita tiga
tuhan sedang bersilaturrahmi. Bagaimana mungkin tuhan mewahyukan firman
kepada tuhan. Yah begitulah Ajaran Nabi Isa telah dibajak oleh Paulus.
Proses pewahyuan al-Qur’an seperti di atas adalah salah satu tingkatan pewahyuan. Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 23
tahun, bukan diturunkan satu kitab secara langsung. Prosesnya pun
berbeda-beda dari tingkat yang terendah hingga yang tertinggi yaitu
pertemuan dengan Pencipta, seperti yang dialami Nabi Muhammad ketika
Isra’ mi’raj dan mendapat perintah shalat, juga Nabi Musa yang disebut
al-Qur’an sebagai Nabi yang kepadanya Allah berbicara.
Proses pewahyuan yang secara bertahap inilah yang dipahami salah oleh Dr. Robert Morey dan dijadikan alasan bahwa ada kontradiksi dalam masalah pewahyuan.14 Sebab
umat Kristen secara umum tidak memiliki pandangan yang tepat masalah
pewahyuan. Seperti pewahyuan Nabi Musa misalnya Selalu digambarkan satu
buku turun dari langit, apalagi pewahyuan Nabi Isa As. jelas sulit
mereka jelaskan karena Nabi Isa sendiri mereka lantik menjadi ‘tuhan’,
karena itu mereka Sering menggunakan bahasa kiasan burung merpati yang
mungkin sering kita lihat di gambar-gambar Yesus. Kalangan Kristen yang
mengerti tentu saja enggan menjelaskan burung merpati tersebut, tapi yang tidak tahu ditelan mentah-mentah karena disajikan dengan gambar yang indah.
Kita mengetahui dari al-Qur’an bagaimana para nabi terdahulu dalam penyebaran dakwahnya dibekali oleh hal-hal yang
supranatural. Seperti perahu Nuh, Tongkat Nabi Musa, Menghidupkan
orang mati dll. Tidak disangkal bahwa hal-hal seperti itu adalah
adikudrati, sebagaimana diutarakan oleh Dr. Robert Morey dalam
membanggakan nabi Isa.15 Umat
muslim juga berpendapat sama bahwa itu adikudrati yang diberikan oleh
Allah. Umat muslim juga ikut bangga bahkan cerita itu seringkali
disampaikan pada anak-anak sejak masih kecil. Namun kemudian jika hal
itu ditujukan untuk menyatakan bahwa ajaran Islam tidak valid karena
mukjizat umat muslim yang berupa al-Qur’an kalah dibanding mukjizat
nabi-nabi sebelumnya tentu saja tidak benar. Pernyataan Dr. Robert Morey ini mirip dengan cerita anak kecil yang mengunggulkan siapa dan apa saja yang disukai.
Secara jujur, mukjizat Yesus, hanya terjadi pada masa kenabiannya. Dan
hal itu tidak bisa difungsikan pada masa sekarang. Namun al-Qur’an
yang diturunkan 14 abad lalu masih ada dan masih menjalankan fungsinya.
Anda bisa melihat bagaimana Islam masuk Eropa dan Amerika, apakah
dengan menghidupkan orang mati? atau membelah laut dengan tongkat Musa?
tentu saja tidak. Islam masuk Amerika dan Eropa karena ajaran
al-Qur’an yang bersifat logis, setiap penyajiannya disertai dengan
dalil-dalil, bahkan berisi isyarat Ilmu pengetahuan yang sedang menjadi
symbol masa sekarang. Dan karena kebesaran al-Qur’an itulah buku
Islamic Invasion ditulis, coba perhatikan judulnya : THE ISLAMIC INVASION Confronting the World’s Fastest Growing Religion. Tidakkah judul itu ditulis untuk membuktikan kehebatan al-Qur’an yang mampu menembus jantung Eropa dan Amerika hingga menjadikan agama Islam menjadi agama yang paling cepat perkembangannya?.
Justru seiring perkembangan pemikiran manusia, di mana manusia modern
menginginkan sesuatu yang logis, maka hal-hal yang bersifat adikudrati
dianggap hanya sebatas legenda yang diceritakan kepada anak-anak kecil
ketika hendak tidur. ya..itulah manusia, selalu punya alasan untuk
menolak. Masyarakat modern menghendaki bukti empiris yang logis, bukan
hal yang tidak bisa dicerna akal. Otoritas gereja sekarang tidak akan
bisa memaksa seorang ilmuan untuk mengimani TRINITAS dengan
menceritakan mukjizat para nabi terdahulu. Begitu juga ciri penyampain
logis dalam al-Qur’an, mungkin tidak akan efektif pada masa Musa dan
Isa. Sebab pemikiran manusia pada 4000 tahun yang lalu jelas berbeda
dengan sekarang. Berikut ini pengakuan dari Nazmi Luke seorang pendeta
Mesir yang dinukil oleh Dr. Quraish Shihab dalam Mu’jizat al-Qur’an sebagai berikut :
“Tidak dapat disangka! bahwa menghidupkan orang mati, mengembalikan penglihatan orany buta, dan lain-lain merupakan hal-hal yang
bernilai agung. Akan tetapi, itu sernua tidak akan berarti sarna
sekali apabila ia dimaksudkan untuk membuktikan bahwa 2+2 = 9. Karena
itu adalah wajar jika dipaparkan kepada rnanusia yang telah mencapai
kedewasaannya bukti-bukti rasional dan logis”.16
Berikut
ini akan kami ketengahkan bagaimana satu ayat al-Qur’an disertai satu
hadits Nabi dapat merubah pandangan seorang Prof. Dr.
Joe Leigh Simpson tentang agama. Dia adalah ketua Jurusan Ilmu
Kebidanan dan Ginekologi serta Pakar molecular dan Genetika Manusia,
Baylot College Medicine, Houston Amerika.
Itu terjadi pada pertemuan dan dialog
yang diadakan dengan ilmuwan terkenal dalam bidang ilmu pengetahuan
yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk menguji fakta ilmiah yang
disebutkan di beberapa ayat al-Qur’an. Selain untuk menyorot fakta
bahwa Agama Islam mendorong kemajuan Ilmu pengetahuan. Dialog tersebut
diceritakan oleh Abdullah M. Rehaili sebagai berikut :
Ketika kami pertama kali bertemu dengannya, Prof. Simpson menuntut pembuktian al-Quran dan
Sunnah. Akan tetapi, kami sanggup menghilangkan kecurigaannya. Kami
menunjukkan kepadanya sebualt naskah garis besar perkembangan embrio.
Kam; membuktikan kepadanya bahwa al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa
turunan atau hereditas dan sifat atau kromosom yang tersusun hanya
bisa terjadi setelah perpaduan yang berhasil antara sperma dan ovum.
Sebagaimana yang kita ketahui, kromosom-kromosom ini berisi semua
sifat-sifat baru manusia yang akan menjadi mata, kulit, rambut dan
lain-lain.
Oleh karena itu, beberapa sifat manusia yang tersusun itu ditemukan oleh kromosomnya. Kromosomkromosom ini mulai terbentuk sebagai permulaan pada tingkatan nutfah dari perkembangan embrio. Dengan kata lain, ciri khas manusia baru terbentuk sejal: tingkatan nutfah yang paling awal. Allah Yang Maha agung dan Yang Maha Mulia berfiman di dalam Al-Quran :
“Celakalah kiranya manusia itu ! Alarngkah ingkarnya (Kepada Tuhan). Dari apakah dia diciptakan ? Dari setetes air mani. (Tuhan) menciptakannya dan menentukan ukuran yang sepadan dengannya. ” (QS Abassa: 17-19)
Selama empat puluh hari pertama kehamilan, semua bagian dan organ
tubuh telah sempurna atau lengkap, terbentuk secara berurutan. Nabi
Muhammad SAW menjelaskan kepada kita di dalam hadistnya : “Setiap dari
kamu, semua komponen penciptamu terkumpul dalam rahim ibumu selam empat
puluh hari.”
Di dalam hadist lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Ketika
setetes nutfah telah melewati 42 malam, Allah menyuruh seorang
malaikat ke rahim perempuan, yang berkata : ‘Ya Tuhan! Ini laki-laki
atau perempuan? Dan Tuhanrmu memutuskan apa yang Dia kehendaki. “
Profesor Simpson mempelajari dua hadist ini intensif, yang
mencatat bahwa empat puluh hari pertama itu terdapat tingkatan yang
dapat dibedakan secara jelas atau embriogenesis. Secara khusus, Dia
dibuat kagum dengan penelitian yang mutlak dan keakuratan kedua hadist
tersebut. Kemudian dalam salah satu konferensi yang dihadirinya, dia
memberikan pendapat sebagai berikut :
“Dari kedua hadist yang
telah tercatat dapat membuktikan kepada kita gambaran waktu secara
spesifik perkembangan embrio sebelum 40 hari. Terlebih lagi, pendapat
yang telah berulang-ulang dikemukakan pembicara yang lain pagi ini
bahwa kedua hadist ini telah menghasilkan dasar pengetahuan ilmiah yang
mana rekaman mereka sekarang ini didapatkan”.
Profesor Simpson mengatakan bahwa agama dapat menjadi petunjuk yang
baik untuk pencarian ilmu pengetahuan. Ilmuwan Barat telah menolak hal
ini. Seorang ilmuwan Amerika mengatakan bahwa agama Islam dapat
mencapai sukses dalam hal ini. Dengan analogi jika Anda pergi ke suatu
pabrik dan Anda berpedoman pada mengoperasilcan pabrik itu, kemudian
Anda akan paham dengan mudah bermacammacam pengoperasian yang
berlangsung di pabrik itu. Jika Anda tidak memiliki pedoman ini, pasti
tidak memiliki kesempatan untuk memahami secara baik versi proses
tersebut.
Profesor Simpson berkata: “Saya pikir tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama, tetapi pada kenyataannya agama dapat menjadi petunjuk ilmu pengetahuan dengan tambahan wahyu ke beberapa pendekatan ilmiah yang tradisional. Ada kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid, yang mana al-Quran mendukung ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah.”
Inilah kebenaran. Orang-orang Islam
tentunya dapat memimpin dalam cara pencarian ilmu pengetahuan dan
mereka dapat menyampaikan pengetahuan itu dalam status yang sesuai.
Terlebih lagi orang Islam mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan
itu sebagai bukti keberadaan Allah, Allah Yang Maha Kuasa dan Maha
Mulia untuk menegaskan kerasulan Nabi Muhammad SAW.17
Ayat Al-Qur’an dan
hadits tersebut disampaikan 14 abad yang lalu dimana bangsa Arab saat
itu tidak memiliki ilmu pengetahuan modern. Mungkinkan seorang Muhammad
yang disebut ummy (buta huruf) memiliki pengetahuan itu dari dirinya
sendiri?. Tidakkah ini bukti kebenaran al-Qur’an? Ini hanya salah satu
dari tanda-tanda kebesaran Allah yang bakal dipertontonkan dihadapan
manusia, agar kembali kepada tauhid seperti yang dijanjikan oleh Allah
Swt. dalam al-Qur’an sebagai berikut:
‘Akan
Kami perlihatkan secepatnya kepada mereka kelak, bukti-bukti kebenaran
Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada diri mereka sendiri, sampai
terang kepada mereka, bahwa al-Qur’an ini suatu kebenaran. Belumkah
cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu.” (QS. Fushshilat: 53).
Tentang mukjizat Rasulullah yang lain akan kami bahas dalam bab Hadits.
NOTES
10. Ahmed Deedat, The Choise, Pustalca al-Kautsar, th. 1999, hal.20-26.
11. Ahmed Deedat menyertakan 8 bukti, tapi disini hanya kami sertalcan 4 saja.
12. Tambahan dari penulis.
13. Penulisan kitab ulangan berdasarkan dokumen yang disebut “Deuteronomy” yang berbahasa Ibrani
14. Dr. Robert Morey, The Islamic Invasion – confronting the World’s Fastest Growing Religion , Scolars Press, Las vegas, 1991, hal.175.
15. Robert Morey, ibid., hall52.
16. Nazmi Luke, Muhammad Ar-Rasul wa Ar-Risalah, dalam Dr. M. Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an, Mizan, th. 2001. hal. 39.
17. Abdullah M. Rehaili, Bukti kebenaran al-Qur’an, Padma, 2003. hal. 31-34
Tidak ada komentar:
Posting Komentar