Hikayat dari seorang sahabat...Ali Maimi
Ali Maimi seperti memiliki ketergantungan atas obat sakit kepala tertentu, biasanya dia menyiapkan paling tidak satu atau dua strip obat tersebut yang sering dia dapatkan di warung kecil pinggir jalan...
Saat itu sedang hujan deras dan Maimi sedang mengendarai mobil nya seorang diri...
Iseng pun dia memeriksa satu kemasan obat yang ada di mobilnya dia melihat bahwa hanya terdapat satu tablet di dalamnya...dia merasa tidak tenang jika dia paling tidak memiliki satu kemasan penuh...karena sakit kepalanya bisa datang tiba-tiba dan dia biasanya memerlukan paling tidak dua tablet untuk menyembuhkannya...
Akhirnya dia memutuskan untuk menghentikan dan meminggirkan kendaraannya ketika melihat satu warung kecil yang dia yakin menjual obat itu...
Walau sudah menepi tapi tetap ada jarak sekitar 5 meter karena terdapat trotoar dan tanah kosong di antara mobil dan warung...
Dan saat itu hujan deras masih berlangsung...
Tidak ada payung di mobil...
Sehingga dia memiliki dua pilihan:
1. Analisa sementara mengatakan bahwa tidak terlihat penjaga warung yang siap dipanggil dengan klakson...kalaupun dia coba membunyikan klakson maka dia merasa itu tidak akan efektif dikarenakan hujan yang sangat deras dan kesulitan yang mungkin terjadi di dalam mengkomunikasikan jenis obat yang ingin dibeli...
2. Untuk saat itu hatinya merasakan bahwa menerobos hujan dapat membawa resiko yang lebih tinggi untuk kesehatannya...akan tetapi lebih cepat proses nya jika dia ambil, karena tidak ada proses komunikasi yang lebih rumit dibandingkan pilihan pertama.
Dengan IMAN yang dimiliki Maimi, kemudian dari dua pilihan tersebut dia memanjatkan DOA nya kepada Allah...
"Ya Allah, hanya Engkau yang tahu kebutuhan saya maka jika memang kedua pilihan tersebut ada yang salah satu nya yang terbaik buat saya maka tunjukkanlah kepada saya, dan jika memang tidak ada yang baik maka tunjukanlah cara yang lain!"
Dari situ dia terdiam sejenak, tidak terjadi kepastian hati di dalam memilih dua pilihan di atas, tetapi dia tetap mengedepankan iman kepada Allah, dan dia melihat lagi sekeliling nya tanpa bermaksud apa-apa...hanya itu yang dirasakan hatinya yaitu "melihat sekeliling"...
Dia terus melihat keadaan sekelilingnya sambil mencari dan terus mencari... dan terus mengedepankan iman dan mengedepankan PRASANGKA BAIK pada Allah...
"Jika kedua pilihan di atas tidak ada yang baik, dan sampai saat ini saya tidak menemukan cara lain, maka itu berarti saatnya Allah menghendaki saya untuk tidak lagi membutuhkan obat sakit kepala!"
Sampai suatu saat dimana Maimi diberikan penglihatan bahwa ada dua orang anak kecil yang sedang gembira berlarian di sekitaran dia...
"Nah ini mungkin jawabannya! Dua orang anak itu adalah anak yang merasa yakin bahwa hujan tidak akan mempengaruhi kesehatan mereka sendiri."
Maimi tahu saat ini dia harus memainkan LOGIKA nya:
Dia tahu bahwa tidak mungkin seorang anak dipercaya oleh penjual jika dia tidak dibekali oleh uang terlebih dahulu... maka dia memutuskan untuk memanggil, meminta tolong, memberikan uang dan memberi kemasan obat yang dimaksud kepada si anak...
Prediksi harga 2 kemasan obat adalah 2 x Rp. 8.000,-, jadi ia meminta tolong dan memberikan uang senilai Rp. 20.000,-, serta tidak lupa membekali mereka sebuah kemasan obat sebagai sarana komunikasi yang paling efektif buat semua pihak...
Begitu uang Rp. 20.000,- terlepas dari tangannya... disertai dengan juga kemasan obat yang ternyata dia lupa untuk mengambil 1 butir tablet di dalamnya... maka bersamaan dengan itu juga Maimi kehilangan kendali atas uang Rp. 20.000,- dan 1 butir tablet, karena sudah jelas kendali saat ini dipegang oleh si kedua anak kecil...
IKHLAS pun mulai bermain di sini...
"Jika yang terbaik adalah obat berada di tangan saya maka obat itu akan baik untuk saya, tetapi jika si kedua anak tidak pernah kembali maka itu artinya semoga uang Rp. 20.000,- dan 1 butir tablet semoga akan mengurangi dosa saya atas kelupaan ataupun kesalahan menghitung di dalam membagi rizki saya di masa lalu..."
Ada sedikit NAZAR dalam keikhlasan yang terbersit di dalam hatinya...
"Kembalian Rp. 2.000,- akan menjadi milik mereka jika mereka memegang amanah!"
Maimi pun terus menunggu...cukup lama...terlalu lama...dan dia memutuskan di hatinya...
"Tuhan memutuskan bahwa semua yang telah kulepaskan tadi adalah pengurang dosa atas ke-alpa-an ku di dalam menjalankan kewajibanku atas sesama di masa lampau...dan semoga karena keikhlasanku maka dosaku memang dapat berkurang, Amiin!"
Dia memasukkan gigi satu mobilnya, dan ternyata satu orang anak berlari ke arahnya dengan membawa dua kemasan obat yang terlindung oleh plastik...
"Oom...ini obatnya..., kembaliannya tunggu sebentar ya Oom, nanti dibawa teman saya!"
Ya... ini dia jawaban semuanya...
"Dik, ambil saja kembaliannya... ditabung ya..." ucap Maimi sambil melempar senyum terbaiknya...
"Iya Oom...terima kasih!" tergambar wajah bingung sekaligus senang...
Tidak berapa lama di belakangnya temannya dengan semangat menerobos hujan membawa kembalian, tetapi ditahan oleh si anak...
"Oom bilang ini kembalian boleh untuk kita...", dan senyum kepada teman si anak juga terlihat...
Dari situ Maimi mendapatkan kebahagiaan dengan melihat semangat kerja dari dua anak itu...dan dia memutuskan untuk memberikan SHODAQOH sebesar Rp. 5.000,- atas ikhtiar mereka...
"Ditabung ya..." sambil tidak lupa memberikan senyuman ikhlasnya...
"Iya Oom..." jawab kedua anak dengan membalas senyuman...
Kembali senyum didapatkan oleh Maimi... senyum yang memberi kesejukan pada jiwa seorang Maimi...dan Maimi pun menggerakan kendaraannya pergi menjauh dengan rasa SYUKUR pada Allah...
Kisah ini adalah kisah NYATA...
Dan Maimi pun meng-IKHLAS-kan bahwa pahala atas semua SHODAQOH nya lenyap karena diketahui oleh sahabat-sahabatnya, hal ini dilakukan semata-mata demi menyampaikan pesan baik yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi sahabat-sahabatnya untuk terus mengedepankan IMAN dibandingkan dengan LOGIKA...
Semua itu akan mengurangi resiko dalam berusaha... apapun usahanya..
Ali Maimi seperti memiliki ketergantungan atas obat sakit kepala tertentu, biasanya dia menyiapkan paling tidak satu atau dua strip obat tersebut yang sering dia dapatkan di warung kecil pinggir jalan...
Saat itu sedang hujan deras dan Maimi sedang mengendarai mobil nya seorang diri...
Iseng pun dia memeriksa satu kemasan obat yang ada di mobilnya dia melihat bahwa hanya terdapat satu tablet di dalamnya...dia merasa tidak tenang jika dia paling tidak memiliki satu kemasan penuh...karena sakit kepalanya bisa datang tiba-tiba dan dia biasanya memerlukan paling tidak dua tablet untuk menyembuhkannya...
Akhirnya dia memutuskan untuk menghentikan dan meminggirkan kendaraannya ketika melihat satu warung kecil yang dia yakin menjual obat itu...
Walau sudah menepi tapi tetap ada jarak sekitar 5 meter karena terdapat trotoar dan tanah kosong di antara mobil dan warung...
Dan saat itu hujan deras masih berlangsung...
Tidak ada payung di mobil...
Sehingga dia memiliki dua pilihan:
1. Analisa sementara mengatakan bahwa tidak terlihat penjaga warung yang siap dipanggil dengan klakson...kalaupun dia coba membunyikan klakson maka dia merasa itu tidak akan efektif dikarenakan hujan yang sangat deras dan kesulitan yang mungkin terjadi di dalam mengkomunikasikan jenis obat yang ingin dibeli...
2. Untuk saat itu hatinya merasakan bahwa menerobos hujan dapat membawa resiko yang lebih tinggi untuk kesehatannya...akan tetapi lebih cepat proses nya jika dia ambil, karena tidak ada proses komunikasi yang lebih rumit dibandingkan pilihan pertama.
Dengan IMAN yang dimiliki Maimi, kemudian dari dua pilihan tersebut dia memanjatkan DOA nya kepada Allah...
"Ya Allah, hanya Engkau yang tahu kebutuhan saya maka jika memang kedua pilihan tersebut ada yang salah satu nya yang terbaik buat saya maka tunjukkanlah kepada saya, dan jika memang tidak ada yang baik maka tunjukanlah cara yang lain!"
Dari situ dia terdiam sejenak, tidak terjadi kepastian hati di dalam memilih dua pilihan di atas, tetapi dia tetap mengedepankan iman kepada Allah, dan dia melihat lagi sekeliling nya tanpa bermaksud apa-apa...hanya itu yang dirasakan hatinya yaitu "melihat sekeliling"...
Dia terus melihat keadaan sekelilingnya sambil mencari dan terus mencari... dan terus mengedepankan iman dan mengedepankan PRASANGKA BAIK pada Allah...
"Jika kedua pilihan di atas tidak ada yang baik, dan sampai saat ini saya tidak menemukan cara lain, maka itu berarti saatnya Allah menghendaki saya untuk tidak lagi membutuhkan obat sakit kepala!"
Sampai suatu saat dimana Maimi diberikan penglihatan bahwa ada dua orang anak kecil yang sedang gembira berlarian di sekitaran dia...
"Nah ini mungkin jawabannya! Dua orang anak itu adalah anak yang merasa yakin bahwa hujan tidak akan mempengaruhi kesehatan mereka sendiri."
Maimi tahu saat ini dia harus memainkan LOGIKA nya:
Dia tahu bahwa tidak mungkin seorang anak dipercaya oleh penjual jika dia tidak dibekali oleh uang terlebih dahulu... maka dia memutuskan untuk memanggil, meminta tolong, memberikan uang dan memberi kemasan obat yang dimaksud kepada si anak...
Prediksi harga 2 kemasan obat adalah 2 x Rp. 8.000,-, jadi ia meminta tolong dan memberikan uang senilai Rp. 20.000,-, serta tidak lupa membekali mereka sebuah kemasan obat sebagai sarana komunikasi yang paling efektif buat semua pihak...
Begitu uang Rp. 20.000,- terlepas dari tangannya... disertai dengan juga kemasan obat yang ternyata dia lupa untuk mengambil 1 butir tablet di dalamnya... maka bersamaan dengan itu juga Maimi kehilangan kendali atas uang Rp. 20.000,- dan 1 butir tablet, karena sudah jelas kendali saat ini dipegang oleh si kedua anak kecil...
IKHLAS pun mulai bermain di sini...
"Jika yang terbaik adalah obat berada di tangan saya maka obat itu akan baik untuk saya, tetapi jika si kedua anak tidak pernah kembali maka itu artinya semoga uang Rp. 20.000,- dan 1 butir tablet semoga akan mengurangi dosa saya atas kelupaan ataupun kesalahan menghitung di dalam membagi rizki saya di masa lalu..."
Ada sedikit NAZAR dalam keikhlasan yang terbersit di dalam hatinya...
"Kembalian Rp. 2.000,- akan menjadi milik mereka jika mereka memegang amanah!"
Maimi pun terus menunggu...cukup lama...terlalu lama...dan dia memutuskan di hatinya...
"Tuhan memutuskan bahwa semua yang telah kulepaskan tadi adalah pengurang dosa atas ke-alpa-an ku di dalam menjalankan kewajibanku atas sesama di masa lampau...dan semoga karena keikhlasanku maka dosaku memang dapat berkurang, Amiin!"
Dia memasukkan gigi satu mobilnya, dan ternyata satu orang anak berlari ke arahnya dengan membawa dua kemasan obat yang terlindung oleh plastik...
"Oom...ini obatnya..., kembaliannya tunggu sebentar ya Oom, nanti dibawa teman saya!"
Ya... ini dia jawaban semuanya...
"Dik, ambil saja kembaliannya... ditabung ya..." ucap Maimi sambil melempar senyum terbaiknya...
"Iya Oom...terima kasih!" tergambar wajah bingung sekaligus senang...
Tidak berapa lama di belakangnya temannya dengan semangat menerobos hujan membawa kembalian, tetapi ditahan oleh si anak...
"Oom bilang ini kembalian boleh untuk kita...", dan senyum kepada teman si anak juga terlihat...
Dari situ Maimi mendapatkan kebahagiaan dengan melihat semangat kerja dari dua anak itu...dan dia memutuskan untuk memberikan SHODAQOH sebesar Rp. 5.000,- atas ikhtiar mereka...
"Ditabung ya..." sambil tidak lupa memberikan senyuman ikhlasnya...
"Iya Oom..." jawab kedua anak dengan membalas senyuman...
Kembali senyum didapatkan oleh Maimi... senyum yang memberi kesejukan pada jiwa seorang Maimi...dan Maimi pun menggerakan kendaraannya pergi menjauh dengan rasa SYUKUR pada Allah...
Kisah ini adalah kisah NYATA...
Dan Maimi pun meng-IKHLAS-kan bahwa pahala atas semua SHODAQOH nya lenyap karena diketahui oleh sahabat-sahabatnya, hal ini dilakukan semata-mata demi menyampaikan pesan baik yang diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi sahabat-sahabatnya untuk terus mengedepankan IMAN dibandingkan dengan LOGIKA...
Semua itu akan mengurangi resiko dalam berusaha... apapun usahanya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar