Oleh : Ustadz Abu Zubair Hawaary
Diriwayatkan bahwasanya Al-Ahnaf bin Qois suatu hari sedang duduk,lalu terlintas dalam pikirannya firman Allah Ta’ala,
“Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kamu sebuah kitab yang di dalamnya terdapat penyebutanmu. Maka Apakah kamu tiada memahaminya?”.[1]
Maka ia berkata, “Tolong ambilkan mushafku, aku ingin mencari dimana
diriku disebut Allah Ta’ala,sehingga aku tahu siapa aku dan aku seperti
siapa?”.
Lalu dia membaca mushaf dan sampai pada ayat yang menyebutkan suatu kaum,
“di dunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”.[2]
Lalu dia membaca ayat yang menyebutkan tentang orang-orang,
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”[3]
Dan ia membaca tentang orang-orang,
“dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin), atas diri mereka sendiri,sekalipun mereka dalam kesusahan dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung”.[4]
Dan ia juga membaca ayat yang menceritakan,
“dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan keji dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.”[5]
Ia berkata dengan merendah, “Ya Allah, aku tahu diriku tidak termasuk dalam golongan mereka”.
Kemudian ia membaca tentang suatu kaum, “Sesungguhnya mereka dahulu
apabila dikatakan kepada mereka: “Laa ilaaha illallah” mereka
menyombongkan diri”.[6]
Lalu ia membaca tentang kaum yang disebutkan Allah Ta’ala, “Apakah
yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?”. Mereka menjawab: “Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat dan kami
tidak (pula) memberi makan orang miskin.”[7]
Ia berkata, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlepas diri dari mereka!”.
Sehingga sampailah dia membaca firman Allah Ta’ala, “dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah menerima taubat mereka,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[8]
Maka ia berkata, “Ya Allah aku termasuk dari golongan mereka!.”
Sekarang mari kita ukur diri kita dengan Al-Qur’an.
Apabila Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki,maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya.[9]
Lihat amalanmu..!! Engkau akan tahu apakah engkau termasuk dalam golongan mereka atau tidak.
Apabila Allah Ta’ala berfirman, “Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”[10]
Apabila Allah Ta’ala berfirman, “Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”[10]
Tanyakan kepada dirimu, kapan engkau menjadi seperti mereka??!
Apabila Allah Ta’ala berfirman, “dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, jauhkan azab Jahannam dari kami, Sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal”. Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan dan tidak (pula) kikir dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).”[11]
Coba perhatikan, apakah ada sifat-sifat yang disebutkan di dalamnya cocok pada dirimu??
Apabila Allah Ta’ala berfirman, “Berdo’alah kepadaku niscaya Aku akan kabulkan.”[12]
Apa benar engkau termasuk orang-orang yang berdo’a kepada Allah Ta’ala di waktu lapang dan sempit?
Apabila Allah Ta’ala berfirman, “Dan mintalah pertolongan dengan kesabaran dan sholat.”[13]
Apakah engkau termasuk orang yang memohon pertolongan dengan keduanya ataukah engkau lebih bergantung kepada bantuan manusia?
Mari wahai saudaraku, mari kita baca Al-Qur’an dengan tadabbur dan
khusyu’. Agar kita paham seruan-seruan Allah Ta’ala di dalamnya yang
mengajak kita meraih kemenangan surgawi. (‘Indama Yahlul Masa’ : 247).
[1] Al-Anbiya’ : 10.
[2] Adz-Dzariyat : 17-19.
[3] Ali Imron : 134.
[4] Al-Hasyr : 9.
[5] Asy-Syuuro : 37.
[6] Ash-Shoffaat : 35.
[7] Al-Muddats-tsir : 42-44.
[8] At-Taubah : 102.
[9] Al-Mukminun : 1-9.
[10] Yunus : 62.
[11] Al-Furqon : 63-68.
[12] Ghofir : 60.
[13] Al-Baqoroh : 15
[ Di publikasikan oleh Ummu Aisyah Nur Syifa dari Group Waahatul Qulub - Telaga Hati . Ustadz Abu Zubair Hawaary ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar