BELFAST IRLANDIA – Sesama umat kristiani, Protestan dan Katolik berhadap-hadapan dalam perang agama di di Belfast Irlandia Utara.
Konflik sektarian sesama umat Kristen
antara Protestan dan Katolik kembali pecah di Belfast Irlandia Utara.
Konflik ini semakin meruncing terus-menerus tiap tahunnya akibat
eksistensi kepentingan politik dan golongan yang berdiri di belakang
perisai agama.
Dikutip Associated Press,
Selasa (21/6) kepolisian Irlandia Utara menyatakan puluhan orang
menggunakan topeng mengerubungi jalanan di Short Strand, yang merupakan
daerah warga Katolik di Belfast. Menurut Wali Kota Belfast Niall
O'Dongghaile, sekira 100 orang menyerang rumah dengan menggunakan cat
dan bom molotov.
Konflik berdarah di Irlandia Utara sejak
dahulu telah terjadi antara kaum Ulyster (didukung oleh Protestan) yang
ingin bergabung dengan Inggris Raya melawan pihak IRA (didukung oleh
Katolik) yang menginginkan kemerdekaan Irlandia Utara. Namun pada
konflik saat ini terjadi karena parade tahunan 12 Juli, di mana para
demonstran yang tergabung dalam Orange Order diserbu secara tiba-tiba.
Orange Order sendiri merupakan
organisasi persaudaraan bagi penganut agama Kristen Protestan yang
berbasis di Irlandia Utara dan Skotlandia. Nama Orange diambil dari nama
William of Orange yang mengalahkan pasukan Katolik James II dalam
Perang Boyne 1690.
Menyedihkan jika melihat kelakuan para
masyarakat yang membawa bendera agama dan keyakinan untuk kepentingan
politik dan golongan semata. Protestan dan Katolik saling bunuh dan
berperang, padahal para penginjil dan misionaris di tempat lain sibuk
mempropagandakan Kristen sebagai agama kasih. [silum/jwbn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar