Cari Di Blog Ini

Rabu, 14 Desember 2011

Ancaman Terbesar Kristen Injili Adalah Sekularisme & Kosumerisme, Bukan Islam


Washington  – Ancaman terbesar terhadap Kristen Injili adalah sekularisme, konsumerisme, seks dan kekerasan budaya pop, bukanlah Islam.

Demikian hasil studi yang ditemukan baru-baru ini. Dalam sebuah survei terhadap hampir 2.200 pemimpin injili dari 166 negara, 71% mengidentifikasi pengaruh sekularisme sebagai sebuah "ancaman besar" terhadap Kristen Injili.


Ini diikuti konsumerisme (67%), dan seks dan kekerasan dalam budaya pop (59%).

Hanya 47% dari para penginjil yang mengidentifikasi pengaruh Islam sebagai ancaman besar.


Survei yang dilakukan oleh Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, juga menemukan bahwa kelompok penginjil dari belahan dunia bagian Selatan lebih optimis tentang masa depan Kristen Injili daripada saudara-saudara mereka yang berada di belahan dunia bagian Utara.


Sementara tujuh dari sepuluh pemimpin Protestan injili (71%) yang tinggal di belahan dunia bagian Selatan berharap negara di mana mereka berada akan menjadi lebih baik dalam lima tahun mendatang daripada sekarang ini, para pemimpin Protestan Injili yang tinggal di Utara mengharapkan situasi negara di mana mereka berada akan menjadi sama baik (21%) atau lebih buruk (33%).


Berdasarkan hasil temuan studi baru tersebut, pemimpin Kristen injili di Amerika Serikat adalah yang paling pesimis mengenai prospek perkembangan Kristen Injili di masyarakat mereka, dengan 82% mengatakan mereka telah kehilangan pengaruh di AS saat ini.

Temuan ini didasarkan pada tanggapan dari pemimpin injili yang menghadiri Kongres Penginjilan Dunia Lausanne yang Ketiga di Cape Town, bulan Oktober lalu.
Survei juga mempertanyakan keyakinan para pemimpin Kristen Injili, bagaimana pandangan mereka tentang keunikan Kristus dan isu-isu seperti aborsi.


Sembilan puluh enam persen setuju bahwa aborsi salah, sementara itu delapan puluh empat persen setuju masyarakat harus mencegah homoseksualitas.
....Lebih dari setengah jumlah responden (52%) mengatakan minum alkohol tidak ada hubungannya dengan menjadi penginjil yang baik...
Perbedaan baru terlihat ketika mereka ditanyakan mengenai penafsiran Alkitab, moralitas, dan minum alkohol. Lebih dari setengah jumlah responden (52%) mengatakan minum alkohol tidak ada hubungannya dengan menjadi penginjil yang baik, sedangkan sisanya (42%) mengatakan itu memiliki keterkaitan.
Empat puluh sembilan persen orang yang disurvei menyetujui pandangan bahwa untuk menjadi orang bermoral tidak perlu percaya pada Tuhan. [silum/jwb]

(voa-islam.com)

Tidak ada komentar: