JENEWA (voa-islam.com) – Kristen Ortodoks, Katolik, Anglikan, Protestan, Injili dan gereja-gereja Pantekosta melakukan konsensus untuk meninggalkan kristenisasi secara terselubung. Akankah para penginjil dan misionaris menghapus kristenisasi berkedok Islam, kristenisasi terselubung melalui bantuan sosial, pendidikan dan kesehatan, maupun kristenisasi melalui pernikahan/pacaran beda agama?
Dewan Gereja Sedunia, Vatikan dan
Aliansi Injili Sedunia mengeluarkan buku lima halaman pedoman
penginjilan, di Pusat Ekumenis Jenewa, Swiss Selasa 28 Juni. Yang paling
menonjol dalam buku berjudul “Christian Witness in a Multi-Religious World: Recommendations for Conduct”
(Saksi Kristen Dalam Dunia Multi Agama: Rekomendasi Kode Etik) itu
adalah kesepakatan meninggalkan cara-cara penginjilan terselubung.
Kode etik disusun melalui perundingan
rumit sejak tahun 2005 yang dilakukan oleh Dewan Gereja Dunia (World
Council of Churches/WCC), Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-agama
(Pontifical Council for Inter-religious Dialogue/PCID ) dari Gereja
Katolik Roma dan Aliansi Injili Sedunia (World Evangelical
Alliance/WEA). Ketiga badan termasuk Ortodoks, Katolik, Anglikan,
Protestan, Injili, gereja-gereja Pantekosta dan independen ini memiliki
keanggotaan gabungan sekitar dua miliar orang yang mewakili hampir 90
persen umat Kristen di dunia.
“Dalam lima tahun terakhir kita telah
membangun sebuah jembatan baru,” kata Dr Geoff Tunnicliffe, Sekjen
Aliansi Injili Sedunia. “Dokumen ini adalah prestasi besar,” imbuhnya.
Senada itu, Sekjen Dewan Gereja Dunia berharap agar rekomendasi itu menjadi inspirasi dan kode etik bagi umat kristiani.
“Kami mengirim dokumen ini untuk
masing-masing konstituen kami, dengan harapan mereka akan melihat
rekomendasi ini sebagai inspirasi untuk merancang kode etik yang relevan
dengan konteks khusus mereka sendiri,” kata Pendeta Dr Olav Fykse
Tveit, Sekjen Dewan Gereja Dunia.
Sementara itu, Kardinal Jean-Louis
Tauran, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antar-agama, mengamati
bahwa para pemimpin dalam gereja-gereja hari ini memiliki tugas untuk
mewartakan iman. Sesuai dengan prinsip ajaran Katolik, Tauran
memperingatkan bahwa orang Kristen harus mengatasi konflik agama jika
ingin menghadirkan kebenaran dengan cara yang kredibel.
Dengan pedoman itu, ketiga organisasi
Kristen terbesar di dunia berharap dapat mengurangi rasa permusuhan dari
Islam ataupun agama lain, akibat kegiatan penginjilan.
“Metode tidak pantas dalam mengerjakan
tugas-tugas misionaris lewat cara-cara terselubung dan pemaksaan harus
ditinggalkan,” bunyi salah satu butir fatwa gereja sedunia. “Pola-pola tersebut mengkhianati Injil dan bisa menyebabkan pihak lain menderita.”
Dewan Gereja Sedunia, Vatikan dan
Aliansi Injili Sedunia sepakat bahwa konflik dapat dikurangi, jika umat
kristiani yang ingin melakukan penginjilan menempuh cara bersahabat.
“Mengedepankan upaya membangun hubungan saling menghormati dan saling
percaya dengan semua pihak beragama.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar