Oleh: Tim Kajian Manhaj Tarbiyah - Ini
kisah nyata! Bukan fiksi. Jam menunjukkan angka 4 pagi. Suasana hening.
Tak ada yang bergerak kecuali dedaunan pohon yang ditiup oleh angin
malam hari. Ujung-ujung dahan merangkul jendela rumahku. Tiba-tiba alarm
berbunyi. Khadijah langsung mematikan alarm. Bangun dan bergegas ke
kamar mandi. Langkahnya begitu berat karena ia tengah mengandung 8
bulan. Perutnya semakin membesar dan kakinya membengkak. Mudah lelah,
nafasnya berat dan wajahnya pucat, matanya membengkak karena banyak
menangis.
Ia tetap bangun malam itu, padahal adzan subuh masih
satu jam lagi. Khadijah adalah teman dekatku, usia perkawinannya sekitar
tiga tahun. Pada saat diberitakan positif hamil, ia dan suaminya sangat
girang membayangkan segera dapat menggendong anak pertamanya. Namun
pada beberapa bulan usia kehamilannya di saat visit ke dokter spesialis
kandungan, setelah mendapatkan pemeriksaan sebagaimana biasa, lalu
dokter tersebut mengatakan bahwa bayi yang dikandungnya mengalami
kelainan organik, hanya memiliki satu ginjal! Subhanallah, ini
terjadi di negeri Barat, yang ilmu kedokterannya sangat maju. Tetapi
para dokternya tidak memiliki perasaan manusiawi sedikitpun, salah satu
korbannya adalah temanku Khadijah yang secara psikologis menjadi takut
dan mencekam setelah mendengar vonis dokter perihal bayinya.
Khadijah
keluar dari pemeriksaan dengan wajah yang layu. Seperti orang yang
linglung tidak tahu bagaimana bisa sampai ke rumah, kelahiran pertama
dengan bayi yang hanya memiliki satu ginjal? Apa yang harus dilakukan?
Ataukah dokternya yang salah mendiagnosa? Khadijah dan suaminya tetap
berikhtiar ke dokter lain, tetapi tetap saja mereka menjelaskan diagnosa
yang sama, satu ginjal!!! Setiap kali visit ke dokter harapannya
semakin tipis, hingga akhirnya ia pasrah menerima kenyataan. Dokter
terakhir yang menjadi langganannya mengatakan bahwa hendaknya ia jangan
membuat dirinya menjadi lelah dan stres, karena hal itu tidak akan
merubah keadaan anaknya. Setelah itu ia sadar bahwa tidak ada yang dapat
diperbuat olehnya melainkan menghadap Allah dengan doa. Sejak saat itu
ia selalu bangun di sepertiga malam untuk tahajud dan mendoakan anak
yang kelak akan dilahirkannya, ia yakin dengan firman Allah,
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ
إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ
يَرْشُدُونَ﴿١٨٦﴾
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
وَإِن
يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن
يَمْسَسْكَ بِخَيْرٍ فَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ﴿١٧﴾
“Dan
jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada
yang menghilangkannya melainkan dia sendiri. Dan jika dia mendatangkan
kebaikan kepadamu, maka dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu.”
وَإِن
يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ ۖ وَإِن
يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَادَّ لِفَضْلِهِ ۚ يُصِيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ
مِنْ عِبَادِهِ ۚ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ﴿١٠٧﴾
“Jika Allah
menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan
itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan
Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ﴿٦٠﴾
“Dan
Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.Juga Rasulullah SAW bersabda,
يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَىالسَّمَاءِ
الدُّنْيَا, حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرِ فَيَقُوْلُ: مَنْ
يَدْعُوْنِي فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ, مَنْ يَسْأَلُنْيفَأُعْطِيهِ, مَنْ
يَسْتَغْفِرُنْي فَأَغْفِرُ لَهُ” (رواه البخاري ومسلم)
“Setiap
malam Allah Ta’ala turun ke langit dunia, ketika datang sepertiga malam
terakhir, lalu Allah berfirman, “Barang siapa yang berdoa kepada-Ku akan
Aku kabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku, Aku berikan, siapa yang
memohon ampun kepada-Ku Aku ampuni”. (HR Bukhari Muslim).
Khadijah
yakin tidak ada tempat untuk mengadu kecuali kepada-Nya, karena itu ia
tidak ragu-ragu untuk selalu bangun satu jam sebelum fajar atau lebih.
Meskipun kehamilannya menyebabkan lelah dan kurang tidur. Setiap malam
selalu bangun di sepertiga akhirnya, sujud di tempat shalat dengan penuh
khusyu, seraya memohon kepada Allah agar dikaruniai seorang putri yang
sehat dengan ginjal normal (dua ginjal). Ia terus berdoa dengan suara
yang lirih. Tangisnya membasahi alas sujudnya. Tidak luput semalam pun
dan tidak bosan sedikitpun dari sujud dan ruku’. Meskipun melakukannya
dengan susah payah, ia tidak surut dari usahanya dan tidak mengeluh
sedikitpun. Setiap kali dokter kandungan memberitahukan hasil
pemeriksaan, semakin bertambah semangatnya untuk qiyamullail di
sepertiga malam terakhir.
Suaminya sangat iba kepadanya setiap
malam bangun untuk bermunajat, sang suami khawatir istrinya depresi
ketika putrinya lahir dengan satu ginjal. Namun ia sadar bahwasanya
Allah SWT terkadang mengabulkan doa di akhir (las minutes), sebagaimana
Rasulullah SAW bersabda dari Abu Said Al-Khudry,
مَا
مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيْهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيْعَةُ
رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ الله بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ: إِمَّا أَنْ
تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يُدَخَّرَهَا لَهُ فِي الآخِرَةِ
وَإِمَّا أَنْ يُصْرَفَ عَنْهُ مِنَ السُّوْءِ مِثْلِهَا قَالُوْا إِذًا
نُكْثِرَ قَالَ اللهُ أَكْثَرُ” رواه أحمد
“Tiada seorang muslim
berdoa dengan doa yang tidak mengandung unsur dosa dan memutus
silaturahim, melainkan Allah berikan kepadanya tiga kemungkinan:
dipercepat pengabulan doanya, ditangguhkan pengabulan doanya sampai di
akhirat nanti, atau dihindarkan dari keburukan sebanding dengan kebaikan
yang diminta. Para sahabat berkata, “Kalau begitu kita minta
sebanyak-banyaknya.” Nabi bersabda, ”Allah lebih banyak lagi
(karunia-Nya).” (HR. Ahmad).
Ia selalu mengingatkan suaminya bahwa tidak ada jalan baginya kecuali meminta kepada Allah. Jika tidak meminta kepada Allah, kepada siapa lagi kita meminta? Sebagaimana syair mengatakan:
لاَ تَسْأَلَنَّ بَنِي آدَمَ حَاجَـــةً # وَسَلِ الَّذِيأَبْوَابُهُ لاَ تُحْـــجَبُ
اللهُ يَغْضَبُ إِنْ تَرَكْتَ سُؤَالَهُ # وَبَنِي آدَمَ حِيْنَ يُسْأَلُ يَغْضَبُ
Jangan meminta sesuatu kepada anak Adam | Mintalah kepada Yang pintu-Nya tak tertutup |
Allah marah jika Anda tidak meminta-Nya | Sedang anak Adam marah jika diminta |
Bagaimana Anda tidak meminta kepada Allah SWT, sementara Rasulullah telah meriwayatkan dari Tuhan melalui hadits qudsi,
يَا
عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ
قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ
مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ
الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْر
“Hai hambaKu, seandainya
yang pertama dari kalian dan yang terakhir dari kalian, seluruh manusia
dan jin berdiri di satu tempat, lalu mereka meminta kepadaku, maka akan
aku kabulkan permintaannya masing-masing, tidak ada yang berkurang
sedikitpun dari-Ku, kecuali seperti berkurangnya air laut ketika jarum
dimasukkan ke dalamnya lalu diangkatnya” (HR. Muslim)
Dua
pekan sebelum kelahirannya, Khadijah datang ke rumahku. Ketika masuk
waktu Zhuhur kami shalat berjamaah. Ketika aku bangun dari shalat,
tangannya merengkuh tanganku seraya berkata bahwasanya ia merasakan
sesuatu yang aneh. Lalu kami segera pergi ke rumah sakit, ternyata hal
itu adalah tanda-tanda akan melahirkan. Aku berdiri di sampingnya. Ia
terus banyak berdoa dan memohon semoga anaknya yang lahir selamat dan
normal dengan dua ginjal. Setelah berjuang antara hidup dan mati,
putrinya pun lahir, ia memberinya nama “Fatimah”. Fatimah lahir dengan
berat badan yang kurang, posturnya kecil, akibat dari hanya satu ginjal
yang dimilikinya. Khadijah menangis dan aku pun tak kuasa menahan
tangis, karena membayangkan bagaimana Fatimah dapat hidup dengan hanya
satu ginjal?
Tiba-tiba dokter datang dan yang mengejutkan dokter
tersebut berkata bahwa ternyata Fatimah kondisinya sehat dan yang lebih
mengagetkan lagi dokter menyatakan bahwa ternyata ginjalnya dua
(normal). Kami terhenyak sejenak seperti tak percaya dengan semua ini.
Subhanallah! Alangkah Penyayangnya Allah kepada makhluk-Nya. Kini
Fatimah berumur 5 tahun, semoga Allah melindunginya dan menjadikannya
sebagai penyedap mata bagi yang memandangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar