oleh Kasak Kusuk
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah:
قال ابن إسحاق: وفد على رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وفدُ نصارى نجران بالمدينة، فحدَّثنى محمد بن جعفر بن الزبير، قال: لما قدم وفد نجرانَ على رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، دخلُوا عليه مسجدَه بعد صلاة العصر، فحانت صلاتُهم، فقاموا يُصَلُّون فى مسجده، فأراد الناسُ منعهم، فقال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "دَعُوهُم" فاسْتَقْبَلُوا المَشْرِقَ، فَصَلَّوا صَلاَتَهُمْ.
Berkata Ibnu Ishaq: Di Madinah, datang delegasi Nasrani Najran kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Telah bercerita kepadaku Muhammad bin Ja’far bin Az Zubeir, katanya: ketika ketika delegasi Najran datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka masuk ke dalam masjid setelah shalat ashar, ketika datang waktu ibadah mereka, mereka bangun untuk mendirikan ibadah mereka di masjid nabi, maka manusia mencegahnya, lalu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Biarkan mereka.” Lalu mereka menghadap ke Timur, dan melaksanakan ibadah mereka. (Zaadul Ma’ad, 3/629. Cet. 27, 1994M-1415H. Muasasah Ar Risalah, Beirut)
BANTAHAN
riwayat ibnu Ishaq bersumber dari Muhammad bin Ja’far bin Zubeir (sirah ibnu Hisyam 1/574). sedangkan sa’ad, selain mengambil dari muhammad bin ja’far bin zubeir, juga dari Muhammad bin Amarah bin Ghaziyah (thabaqat kubra 1/164).
padahal, Muhammad bin Ja’far bin Zubeir (w.110 h) menjadi nara sumber utama ibnu IshaQ dan ibnu Sa’ad, hidup setelah zaman tabi’in. artinya, dia tidak bertemu dengan tabi’in, sahabat, apalagi dengan nabi saw.
adapun Muhammad bin Amarah bin Ghaziyah tidak dikenal identitasnya. logisnya, apabila kedua orang ini meriwayatkan sesuatu dari nabi saw, haruslah mereka menyebutkan sumber pengambilan, baik dari kalangan sahabat maupun tabi’in. jika tidak, maka derajat periwayatannya tidak lebih dari qila waqala atau kabar burung belaka. dalam istilah ahli hadits disebut munqathi’, tidak valid dijadikan hujjah, terutama menyangkut hukum agama.
Adapun Ibnu Qayyim AL Jauziyah (w.751 H) daLam kitab ZaaduL Ma’ad 3 haL 44-52 (th. 1970 M) rujukannya adaLah ibnu Ishaq juga, tanpa menyebutkan nara sumber sampai kepada Nabi saw. pendapat ibnu Qayyim daLam ZaaduL Ma’ad 3haL 49 tentang non musLim boLeh masuk masjid dan meLakukan ibadah di daLamnya adaLah pendapat yang tidak benar.
sebab kisah tentang Nabi SAW berbuat demikian tidak pernah terjadi, kecuaLi sekadar kabar burung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar