Hakikat
haji , dalam TAURAT bahasa IBRANI atau Pentatech Perjanjian Lama
ALKITAB adalah HAGG yang berarti FESTIVAL TAHUNAN, adalah perjalanan
ruhani dan jasmani seorang hamba menuju BAIT SUCI.
שמות 23:14 Hebrew OT: Westminster Leningrad Codex
שָׁלֹ֣שׁ רְגָלִ֔ים תָּחֹ֥ג לִ֖י בַּשָּׁנָֽה׃
translate : šālōš rəḡālîm, tā HAG lî haššānāh
“Syalosy regalim to-hag liy ha-syanah” = “Tiga kali setahun haruslah engkau mengadakan hag (haji) bagiKu” (Keluaran 23: 14)
Dalam
terjemahan kamus HAG adalah: perjalanan jauh seseorang ke sebuah tempat
istimewa dimana untuk menunjukkan rasa hormat (kepada Sang Pencipta).
HAG
atau Pilgrimage yakni a journey to a place which is considered special,
and which you visit to show your respect. (Cambridge dictionary)
Ia
bermakna keharusan bagi setiap manusia yang ingin kembali kepada Tuhan
dalam keadaan suci hingga berakhir dengan perjumpaan dengan Tuhan.
MENGAPA dalam ISLAM harus berhaji?
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Islam didirikan atas lima hal; Penyaksian bahwa
tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad sebagai utusan Allah,
melaksanakan shalat, membayar zakat, haji ke Baitullah dan puasa
Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).
Salah
satu makna terbesar yang terkandung dalam pelaksanaan ibadah haji
adalah tentang persatuan dan kesatuan umat.Ajaran ini tercermin sejak
orang yang melaksanakan ibadah haji memasuki miqat. Di sini mereka harus
berganti pakaian karena pakaian melambangkan pola, status dan
perbedaan-perbedaan tertentu. Pakaian menciptakan “batas” palsu yang
tidak jarang menyebabkan “perpecahan” di antara manusia. Selanjutnya
dari perpecahan itu timbul konsep “aku”, bukan “kami atau kita”,
sehingga yang menonjol adalah kelompokku, kedudukanku, golonganku,
sukuku, bangsaku dan sebagainya yang mengakibatkan munculnya sikap
individualisme. Mulai dari miqat mereka mengenakan pakaian yang sama
yaitu kain kafan pembungkus mayat yang terdiri dari dua helai kain putih
yang sederhana. Semua memakai pakaian seperti ini. Tidak ada bedanya
antara yang kaya dan yang miskin, yang terhormat dan orang kebanyakan,
yang berasal dari Barat dan yang berasal dari Timur, mereka memakai
pakaian yang sama, berangkat dan akan bertemu pada waktu dan tempat yang
sama. Dengan aktivitas yang sama dan menggunakan kalimat yang sama.
“Aku
penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi
panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, akau penuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuatan hanyalah milik-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu.“
Manusia
yang tadinya terpecah-pecah dalam berbagai ras, bangsa, kelompok, suku
dan keluarga dengan ibadah haji dihimpun oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan berbagai faktor kesamaan agar mereka menjadi satu. Memuji
kebesaran Allah dengan konsentrasi yang sama, dimana di tempat asalnya
mereka disibukkan dengan masalah masing2, di sana kita seolah me
re-charge hati, keyakinan dan kepasrahan terhadap Allah.
Pada
masa Nabi Daud, tempat ziarah / kiblat shalat dipindahkan seperti kita
ketahui dalam 1 TAWARIKH 15, dengan membawa tabut ke Yerusalem.
15:12
dan berkata kepada mereka: “Hai kamu ini, para kepala puak dari orang
Lewi, kuduskanlah dirimu, kamu ini dan saudara-saudara sepuakmu, supaya
kamu mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah
kusiapkan untuk itu.
Dalam
khotbah di bukit Yesus AS meramalkan akan berpindahnya tempat ZIARAH
HAJI dan arah DOA, atau dalam bahasa arab bermakna Shalat, dari
Yerusalem ke sebuah tempat lain :
“Kata
Yesus AS kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem.”
“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
“Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh(Rohani) dan
kebenaran(Realita;Jasmani) ; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:21-23)
“Aku
penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, aku penuhi
panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, akau penuhi panggilan-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan kekuatan hanyalah milik-Mu. Tiada
sekutu bagi-Mu.“
Manusia
yang tadinya terpecah-pecah dalam berbagai ras, bangsa, kelompok, suku
dan keluarga dengan ibadah haji dihimpun oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
dengan berbagai faktor kesamaan agar mereka menjadi satu. Memuji
kebesaran Allah dengan konsentrasi yang sama, dimana di tempat asalnya
mereka disibukkan dengan masalah masing2, di sana kita seolah me
re-charge hati, keyakinan dan kepasrahan terhadap Allah.
Pada
masa Nabi Daud, tempat ziarah / kiblat shalat dipindahkan seperti kita
ketahui dalam 1 TAWARIKH 15, dengan membawa tabut ke Yerusalem.
15:12
dan berkata kepada mereka: “Hai kamu ini, para kepala puak dari orang
Lewi, kuduskanlah dirimu, kamu ini dan saudara-saudara sepuakmu, supaya
kamu mengangkut tabut TUHAN, Allah Israel, ke tempat yang telah
kusiapkan untuk itu.
Dalam
khotbah di bukit Yesus AS meramalkan akan berpindahnya tempat ZIARAH
HAJI dan arah DOA, atau dalam bahasa arab bermakna Shalat, dari
Yerusalem ke sebuah tempat lain :
“Kata
Yesus AS kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan
tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem.”
“Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
“Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh(Rohani) dan
kebenaran(Realita;Jasmani) ; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes 4:21-23)
Ayat
di atas, mirip dengan praktik ritual haji dan penyembelihan HEWAN
KURBAN dalam Festival TAHUNAN Iidul Adha atau Lebaran Haji, atau HAGG,
dalam ajaran Islam, dimana para jemaah haji di Mekkah akan menyembelih
kurban di sana setelah selesai ritual haji, maka bagi yang tidak pergi
ziarah, dapat menyembelih hewan kurban dimana saja mereka berada.
Dalam
Injil dapat juga kita temui petunjuk yang menyebutkan cara ritual haji
seperti yang dilakukan umat muslim di mekkah, yaitu berwudhu atau
bersuci lalu berjalan mengelilingi Ka’bah/rumah (mezbah) Allah:
“Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan MENGELILINGI Mezbah-Mu, ya TUHAN (Mazmur 26:6)
dalam
BBE lebih jelas = “I will make my hands clean from sin; so will I go
round your altar, O Lord;” (clean from sin = bersuci, go round =
mengelilingi)
Rumah Tuhan yang pertama dicatat dalam Alquran sebagai di Bakkah, nama kuno bagi Mekkah:
“Sesungguhnya
rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah
Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk
bagi semua manusia” (QS 3-96)
Hal ini telah diketahui dalam Mazmur 84:5-7:
“Berbahagialah segala orang yang boleh duduk dalam rumah-Mu serta memuji akan Dikau senantiasa.” (Mazmur 84:5)
תהילים 84:6 Hebrew OT: Westminster Leningrad Codex
עֹבְרֵ֤י ׀ בְּעֵ֣מֶק הַ֭בָּכָא מַעְיָ֣ן יְשִׁית֑וּהוּ גַּם־בְּ֝רָכֹ֗ות יַעְטֶ֥ה מֹורֶֽה׃
Translate : ‘ōḇərê bə‘êmeq hab bāḵā ma‘yān yəšîṯūhū; gam-bərāḵōwṯ, ya‘ṭeh mōwreh.
“Berbahagialah orang yang kuatnya adalah dalam Engkau, dan hatinya adalah pada jalan raya (ziarah) ke kaabah-Mu”. (Mazmur 84:6)
NIV©
(New International Version) Blessed are those whose strength is in you,
who have set their hearts on pilgrimage. (dalam versi ini, ayat ini
terdapat di ayat 5)
“Apabila
mereka itu melalui lembah Baka mereka membuatnya menjadi tempat yang
bermata air, bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan
berkat.” (Mazmur 84:7)
(catatan:
terjamahan di atas diterjemahkan dari Injil versi ‘New International
Version’ karena berbeda dalam terjemahan bahasa Indonesia dan versi
alkitab lainnya selain NIV)
Ringkasnya
ziarah dalam Islam pada dasarnya sama dengan ziarah dalam al-kitab.
Keduanya merefleksikan waktu, tujuan, praktik dan tempat tempat ziarah
yang sama.
Sejak masa awal monotheistic ibrahimik sudah menjadi salah satu syariat yg ada bahkan sebelum islam itu dibawa nabi muhammad saw. ( http://en.wikipedia.org/ wiki/Mizrach ) , kiblat
orang yahudi itu disebut mizrakh/mizrath, secara jelas digambarkan
dalam kitab daniel 6:10 dalam bible. Mereka berkiblat ke Temple of
Solomon (Beth HaKadosh/Baitul Maqdis/Bait Suci/), sampai sekarang.
Al
Baqarah 143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat
Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas
(perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas
(perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu
(sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang
mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat)
itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia
Al
Baqarah 145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang
(Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua
ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun
tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan
mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu
mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya
kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.
Orang
yahudi, gak ikut kiblat org Islam, mereka sholat menghadap Baitul Quds,
Orang Nasrani gak punya kiblat melainkan kiblat tubuhnya sendiri jadi
BAIT.Adapun okaum MUSLIMIN sholat menghadap Masjidil Haram. Maha Benar
Allah dg segala firman-Nya.
“Percayalah
kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah
TUHAN bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem”
Beberapa
orang Katolik mengartikan ini pusat kekristenan di Vatican. Padahal
semua tahu orang katolik ataupun protestan tidak mengenal konsep “arah
sembayang” (kiblat). Mungkin akan menimbulkan argumentasi apologetik yg
panjang, tapi kalau secara sederhana kita berfikir, Islam adalah
keyakinan terakhir dalam mata rantai agama semitik, maka akan tepat
perintah perubahan kiblat dg keterangan yg diberikan Nabiullah Yesus
itu. Dalam kristen ada yg disebut “ziarah ke tanah suci”, mungkin mereka
mengganti haji dg ini.
dalam
tradisi judaistic ada yg disebut “shalosh regalim”, secara textual
artinya “tiga hijrah”, salosh = tiga, regalim, bentukan dari kata dasar
“le’reghal” yg artinya “hijrah”, jadi plural dg suffix -im.
The Three Pilgrimage Festivals, known as the Shlosha Regalim (שלושה רגלים),
are three major festivals in Judaism — Pesach (Passover),Shavuot
(Weeks), and Sukkot (Tabernacles) — when the Israelites living in
ancient Israel and Judea would make a pilgrimage to Jerusalem, as
commanded by the Torah. In Jerusalem, they would participate in
festivities and ritual worship in conjunction with the services of the
kohanim (“priests”)
at
the Temple in Jerusalem. dasarnya Exodus 23:14-17, Exodus 34:18-23,
Deuteronomy 16. Sama seperti orang naik haji, mereka datang ke jerusalem
dan memberikan korbanot (qurban).
Selidikilah kebenaran dengan bijak, jangan sampai ternyata kamu telah menghina Nabi Allah, naudzubillah min zalik.
Kenapa
ada nabi Musa AS dengan Taurat, lalu ada Nabi Isa (Yesus) AS dengan
Injil kemudian ada Nabi Muhammad SAW dengan Al-Quran ? :
Matius
5:17 : “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan
hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya,
melainkan untuk menggenapinya.”
Al-Quran
surat Ali Imran:3 : “Dia menurunkan Al-Kitab (Al-Qur`an) kepadamu
dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya
dan menurunkan Taurat dan Injil.”
Wallahu A'lam
Salin dari : http://muslims-says.blogspot.com/2012/05/haji-dalam-pandangan-alkitab.html#ixzz1v7N0yJJa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar