Cari Di Blog Ini

Senin, 09 April 2012

Menjawab Fitnah Didalam Al-Qur'an Matahari Mengedari Bumi?

Bismillahirrohmanirrohim....


"Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang." QS. Ibrahim(40):33

"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." QS. Yasiin(36):40
salah satu di antara ulama yang berpendapat bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi adalah Syeikh Al-Utsaimin. Keluasan ilmu beliau dan kedalamannya dalam masalah agama, tentu tidak perlu diragukan lagi. Namun bukan berarti beliau harus selalu benar dalam semua pendapatnya.

Apalagi yang beliau sampaikan bukan terkait dengan masalah umurdiniyyah, melainkan tsaqafah umum terkait dengan sebuah fenomena alam yang di dalam Al-Quran disampaikan lewat isyarat. Bukan lewat pernyataan yang bersifat eksplisit. Artinya, kesalahan dalam memahami hal-hal seperti ini tidak berpengaruh pada masalah aqidah dan syariah, namun lebih kepada informasi tentang fenomena alam dan ilmu pengetahuan.

Kalau kita teliti lebih dalam, sebenarnya di dalam Al-Quran tidak pernah ada ayat yang bunyinya secara tegas menyebutkan bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi. Penekanannya di sini pada kalimat: mengelilingi bumi. Kalau ayat yang menunjukkan bahwa matahari bergerak dan digerakkan oleh Allah SWT, memang banyak bertaburan di banyak tempat dalam Al-Quran. Akan tetapi tidak ada satupun yang menyebutkan dengan mengelilingi bumi.

Yang ada hanya pernyataan bahwa matahari itu bergerak, beredar, terbit, terbenam, condong, pergi, datang dan sejenisnya. Semua pernyataan itu tentu tidak boleh kita tolak. Namun sekali lagi, Al-Quran tidak pernah menyebutkan bahwa matahari MENGELILINGI bumi. Tidak ada ayat yang bunyinya: asyamsu taduru haulal ardhi.

Walhasil, secara zahir nash tidak ada pernyataan di dalam Al-Quran bahwa matahari mengelilingi bumi.

Kalau pun matahari disebutkan telah bergerak dalam arti terbit, terbenam, condong dan sebagainya, tidak ada seorang muslim pun yang menolaknya. Karena zhahir nash memang mengatakan demikian. Perhatikan ayat-ayat berikut ini:
Dan Dia telah menundukkan bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar; dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.(QS. Ibrahim: 33)

Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS. Yasin: 40)

Ilmu pengetahuan sekarang ini tidak menafikan bahwa matahari beredar dan tidak diam. Sampai di sini tidak ada perbedaan antara ayat dengan ilmu pengetahuan. Tetapi ayat ini tidak menyebutkan apapun tentang matahari bergerak mengelilingi bumi. Ayat ini hanya menyebutkan bahwa matahari hanya bergerak saja pada garis edarnya tanpa menyebutkan bahwa garis edarnya mengelilingi bumi.

Namun semua yang terkait dengan informasi matahari itu sangat dikaitkan dengan pandangan subjektif manusia. Di mana Allah SWT memang berfirman untuk umat manusia. Maka boleh saja disebutkan bahwa matahari itu terbit, tentunya dari sudut pandang manusia. Padahal sesungguhnya, matahari tidak pernah pergi menghilang dari wujudnya, dia hanya menghilang dari pandangan mata kita saja.

Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan ayat berikut ini:

Hingga apabila dia telah sampai ke tempat ter benam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata, "Hai Dzulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka." (QS Al-Kafhi: 86)

Kalau kita lihat zhahir nash ayat ini, jelas sekali disebutkan bahwa ada tempat terbenamnya matahari, di mana matahari bukan hanya terbenam, tapi disebutkan tempatnya masuk ke dalam bumi, yaitu di laut yang berlumpur hitam. Tetapi apakah matahari turun ke bumi dan masuk ke dalam laut? Tentu tidak bukan. Ini hanya pandangan subjektif seseorang yang melihat seolah-olah matahari masuk ke dalam laut. Padahal hakikatnya matahari berjarak 8 menit perjalanan cahaya dari bumi.

Di dalam dalil lainnya yang juga shahih, disebutkan hal yang lebih aneh lagi. Yaitu matahari pergi ke ''Arsy.

Nabi SAW berkata kepada Abu Dzar ketika matahari terbenam. “Apakah engkau tahu ke mana dia pergi?” Abu Dzar menjawab, “Allah dan rasulnya lebih mengetahui.” Nabi berkata, “Sesungguhnya dia pergi bersujud di bawah Arsy dan meminta izin lalu diizinkan. Dan dia meminta izin dan tidak diizinkan. Kemudian dikatakan, kembalilah ke tempat kamu muncul dan terbenamlah dari arah baratnya.”

Kalau memang hakikatnya matahari pergi pulang ke arsy tiap hari, dalam logika kita manusia di muka bumi, tentu harus ada masa dalam 24 jam bumi tidak mendapat sinar matahari dan juga alam semesta. Namun separuh manusia yang melata di muka bumi ini selalu dalam keadaan melihat matahari. Matahari tidak pernah tenggelam dari pandangan seluruh manusia di bumi.

Matahari hanya kelihatan terbit buat segelintir orang yang kebetulan berada pada posisi matahari terbit. Demikian juga matahari hanya terbenam dalam pandangan manusia yang kebetulan berada di belahan bumi yang sebentar lagi membelakangi matahari. Dan semua itu terjadi bergantian. Tapi sesungguhnya matahari tidak pernah absen dari kita. Yang terjadi sesungguhnya, manusia lah yang absen dari matahari dengan membelakanginya.

Dan karena Al-Quran bukan kitab astronomi, bahkan punya unsur sastra yang tinggi, maka sah-sah saja semua ungkapan yang seolah-olah menggambarkan bahwa matahari melakukan semua gerakan itu. Tanpa harus terjebak untuk menjelaskannya secara astronomi.

Seperti ungkapan indah Al-Quran tentang malam dan siang yang saling berkejaran, apakah kita mau artikan bahwa malam dan siang itu seperti dua anak kecil main kejar-kejaran atau main petak umpet? Tentu tidak, bukan? Ungkapan berkejaran itu adalah gaya bahasa yang indah, tapi jangan dipahami terlalu teknis dan sederhana.

Bahkan di dalam Al-Quran bertabur ayat yang punya gaya ungkapan bahasa yang indah, kadang sampai terasa aneh. Misalnya, uban yang tumbuh di kepala nabi Zakaria, disebutkan dengan ungkapan khas yaitu uban berkobar di kepala. Berkobar itu kan sesungguhnya sifat dari api. Tetapi apakah benar kepala nabi Zakaria itu terbakar? Tentu tidak, bukan?

Ia berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah berkobar dengan uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo''a kepada Engkau, ya Tuhanku." (QS Maryam: 4)

 Dari semua ayat itu tidak ada yang jelas-jelas mengatakan "Matahari mengelilingi bumi" yang ada hanya tersirat bahwa Matahari bergerak dan itu sesuai dengan fakta ilmiah.

Berikut sumber dari Wikipedia yang membuktikan matahari bergerak: Karena Matahari tidak berbentuk padat melainkan dalam bentuk plasma, menyebabkan rotasinya lebih cepat di khatulistiwa daripada di kutub. Rotasi pada wilayah khatulistiwanya adalah sekitar 25 hari dan 35 hari pada wilayah kutub. Setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga beribu bahkan berjuta kilometer ke angkasa. Semburan matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya. http://id.wikipedia.org/wiki/Matahari#Pe…  

Kebenaran Ilmu Pengetahuan

Namun lepas dari perbedaan pendapat dalam memahami nash Quran, kita pun harus tahu bahwa kebenaran dalam ilmu pengetahuan pun tidak pernah mutlak. Setiap kali selalu saja ada teori yang tumbang dengan teori baru. Setiap saat selalu saja muncul penemuan dan kebenaran baru, untuk sampai saatnya akan tumbang digantikan dengan yang baru.

Apa yang kita yakini sebagai kebenaran empiris tentang ilmu astornomi, sangat kita yakini suatu hari akan tumbang dengan fakta terbaru.

Sekedar untuk perbandingan 


PENINGGALAN TEORI GEOSENTRIS DI AL KITAB

Pengkhotbah
1:5 Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali.

Matahari dan Bulan dianggap mengelilingi Bumi

Yosua
10:12
Lalu Yosua berbicara kepada TUHAN pada hari TUHAN menyerahkan orang Amori itu kepada orang Israel; ia berkata di hadapan orang Israel: "Matahari, berhentilah di atas Gibeon dan engkau, bulan, di atas lembah Ayalon!"

10:13
Maka berhentilah matahari dan bulanpun tidak bergerak, sampai bangsa itu membalaskan dendamnya kepada musuhnya. Bukankah hal itu telah tertulis dalam Kitab Orang Jujur? Matahari tidak bergerak di tengah langit dan lambat-lambat terbenam kira-kira sehari penuh.
Galileo Galilei (1564-1642) adalah orang pertama yang membuat teleskop astronomi, terobosan baru yang meruntuhkan argumentasi gereja yang menyebut dunia sebagai pusat alam semesta. Temuan Galileo berpendapat lain, bumi hanya salah satu planet yang berputar mengelilingi matahari.

Gereja pun lantas menuding Galileo melakukan bidah. Karena kecerdasannya itu, dia dijatuhi hukuman seumur hidup yang belakangan diganti menjadi hukuman mati.

Pada saat kematiannya di tahun 1642, tubuhnya juga tidak langsung dikuburkan, melainkan tetap disimpan hingga tahun 1737, hampir seabad berikutnya. Bahkan, sebelum dikuburkan di Gereja Santa Croce, Florence, Italia, seorang bangsawan memotong tiga jari-jari Galileo sebagai untuk dijadikan "kenang-kenangan". Dua dari jari itu kemudian dimiliki oleh seorang dokter Itali, dan jari ketiga - sepotong jari tengah - saat ini berada di Museum Sejarah Ilmu Pengetahuan di Florence, Italia, dipajang menunjuk ke langit di atas tiang marmer. Astagfirullahal’adziiim wa na’udzubillah mindzalik, betapa sadisnya.

Jadi kitab mana yang tidak ilmiah? Dan agama mana yang membutakan mata dengan dogma?!
Wallahu’alam bishowab....

Tidak ada komentar: