Cari Di Blog Ini

Jumat, 13 Januari 2012

Orang Yang Menuduh Istri Berzina

Asbabun Nuzul (sebab turunnya ayat) 
Syaikhain dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis melalui Siti Aisyah r.a., yang menceritakan bahwa Rasulullah saw. bila hendak melakukan perjalanan, beliau mengundi di antara istri-istrinya. 
Barang siapa yang namanya keluar dalam undian, maka ia akan pergi bersamanya. Lalu Rasulullah saw. mengadakan undian di antara kami dalam suatu peperangan yang akan dilakukannya, maka keluarlah bagianku, lalu aku pergi bersamanya. 
Peristiwa ini terjadi sesudah ayat hijab diturunkan. 
 
 
Qs. An-Nuur 6-9 :

6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. 
 

7. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta [1031].

[1031] Maksud ayat 6 dan 7: orang yang menuduh istrinya berbuat zina dengan tidak mengajukan empat orang saksi, haruslah bersumpah dengan nama Allah empat kali, bahwa dia adalah benar dalam tuduhannya itu. Kemudian dia bersumpah sekali lagi bahwa dia akan kena la'nat Allah jika dia berdusta. Masalah ini dalam fiqih dikenal dengan "Li'an". 
 

8. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta.  
 

9. dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya jika suaminya itu termasuk orang-orang yang benar.
 
Selanjutnya aku dinaikkan ke atas punggung unta kendaraanku dan aku berada di dalam sekedupnya. 
Kami berangkat menuju medan perang yang dimaksud, ketika Rasulullah saw. telah selesai dari tugasnya, kemudian beliau kembali lagi, kota Madinah sudah dekat. Pada suatu malam Rasulullah saw. menyeru semua rombongan pasukannya untuk melanjutkan perjalanan. 

Berusaha Memenuhi Panggilan Qiyadah dalam Kondisi Apapun

0
email
Ilustrasi (inet)
Perjalanan komunitas tarbiyah sekarang telah menginjak di era ketiga dalam mihwar dakwah kita, mihwar muassasi. Selangkah lagi kita menuju tahapan keempat yaitu mihwar dauly. Semakin berkembang suatu komunitas maka tantangannya semakin besar. Permasalahan itu di antaranya ada yang mengeluh kekurangan orang ataupun ada yang mengeluh karena kualitas kader dakwahnya yang berbeda dengan generasi sebelumnya.

Likulli marhalatin rijaluha”. Dengan statemen ini terkadang orang terjebak dalam berargumen bahwa itu adalah masalah yang wajar. Karna ada perbedaan kapasitas pemuda yang terdahulu dengan pemuda sekarang yang katanya tidak bisa disamakan. Yang sebenarnya dimaksud di sini adalah setiap massa itu ada pemudanya, pemuda itu harus mengetahui medan dan mempunyai keahlian spesifik agar bisa menyelesaikan permasalahan di massanya sehingga akan mewarnai masa itu dengan warna yang jelas dan menjadi penggerak pada massanya itu.

Munculnya permasalahan SDM dan kualitas kader dakwah, salah satunya tidak lepas dari ketaatannya terhadap jamaah atau pemimpinnya. Kalau semua ketentuan itu dijalankan maka persoalan itu bisa kita selesaikan dan kita bisa beranjak untuk menerima dan menyelesaikan permasalahan lainnya.
 
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS. Alam Nasyrah Ayat : 7)

Komunitas (jamaah) ini ada dengan segala perangkat yang tersistem dengan baik. Agar itu terimplementasi dengan baik maka butuh ketaatan kadernya, baik dari segi aturan jamaah atau aturan qiyadah.

Kepada Siapa Kita Harus Taat

Bisa Jadi Ini Sebabnya Lidah Kelu Disaat Kematian


Mengapa lidah kelu disaat kematian? tetapi kematian itu pasti menjelma. Hanya masa dan waktunya yang tidak kita ketahui. Coba kita amati. Mengapa kebanyakan orang yg nazak (hampir ajal) tidak dapat berkata apa- apa. lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan 'sakaratul maut'.


Diriwayatkan sebuah hadis yg bermaksud: "Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya."

Ini jelas menunjukkan, kita disarankan agar mendiamkan diri, jangan berkata apa-apa pun ketika azan berkumandang. Sebagai orang beragama Islam kita wajib menghormati azan. Jika lagu kebangsaan saja kita diajarkan agar berdiri tegak dan diamkan diri. Mengapa ketika azan kita tidak pernah bahkan tidak mau mendiamkan diri?

Menjaga Kesehatan Otak Kita


Otak yang ukurannya kira-kira seperlima puluh bagian tubuh manusia merupakan bagian paling penting  yang membutuhkan relatif banyak energi di bandingkan bagian tubuh yang lain. Kurangnya nutrisi otak, seperti multivitamin, asam amino dan mineral, sangat mempengaruhi daya maksimal otak, yang akhirnya juga mempengaruhi stamina tubuh. Dan, saat pikiran atau otak lelah, tubuh juga akan merasakan lelah, sehingga kita tidak akan bisa produktif.

Maka dari itu, kenali beberapa tips di bawah ini untuk menjaga agar otak tetap sehat : 

Khasiat "Si kayu Ajaib" Bernama Siwak

Tumbuhan yang mempunyai nama latin Salvadora persica ini, telah berabad- abad yang lalu di sebutkan namanya dalam hadist mulia oleh Rasulullah Muhammad Sallallahu alaihi wassalam. Beliau sendiri pun, juga terbiasa membersihkan giginya dengan siwak setiap bangun dari tidur, seperti di riwayatkan oleh Aisyah ra,
"Kami biasa menyiapkan sebuah siwak dan air untuk wudhu bagi Rasulullah saw kapan pun Allah menghendaki beliau bangun dari tidur malam, beliau akan membersihkan giginya dengan siwak, mengambil wudhu, dan lalu mendirikan shalat". (HR Muslim).

Siwak berasal dari bahasa arab ‘yudlik’ yang artinya adalah memijat (massage). Siwak lebih dari sekedar sikat gigi biasa, karena selain memiliki serat batang yang elastis dan tidak merusak gigi walaupun di bawah tekanan yang keras, siwak juga memiliki kandungan alami antimikrobial dan antidecay system.